When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Kedua lelaki yang melenyapkan kedua tua Jovita akhirnya di seret ke hadapannya. "Apa wajahku tidak asing pada kalian?” Tanya Jovita, ia jadi wanita berani saat ini. Tidak takut lagi pada namanya benda berbahaya, kini ia mengacungkan pistol pada lelaki itu. “Aku tidak mengenalmu,” ujar lelaki itu tidak menunjukkan rasa takut, pada Jovita, saat pistol kecil itu diacuhkan ke kepala salah dari mereka. “Bagiamana kalau aku menunjukkan sesuatu, apa kamu bakal ingat?” Jovita memberikan kedua foto kedua orang tuanya yang terkapar dengan peluru bersarang di keningnya. “Belum ingat juga? Bagaimana kalau bocah kembar ini?” mata keduanya langsung berputar ketakutan. “Oke aku tahu kalian pasti tidak akan mau memberitahukan ku, aku juga tidak punya waktu banyak, jadi aku akan hanya bertanya satu