When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Hubungan Leon dan Jovita begitu sulit disatukan, karena ego Leon yang begitu tinggi. Semua orang tahu kalau ia mencintai Jovita, tetapi ia enggan mengaku. Ia selalu mengatakan kalau perhatian yang ia berikan pada Jovita hanya ingin melindunginya dari para penjahat yang akan menyakitinya. Dalam kamar ia memijit kening yang berdenyut dan pinggang yang terasa sakit. “Apa wanita dewasa seperti dia tidak bisa berenang? Apa karena itu tadi ia bersikap seolah itu kolam renang?” Saat Leon duduk, suara ketukan pintu mengalihkan pandangannya. Tok-Tok Bu Atin datang dan dua orang therapist, dua wanita muda lengkap dengan segala peralatannya. “Pak, mau di sini apa di tempat biasa?” tanya Bi atin. “Sini saja Bi." Leon ingin mengganti pakaiannya di kamar mandi. “Bi tolong panggilkan Jovita” “