Bab 7. Restoran Jepang

1031 Words
Happy Reading. "Apa ada jadwal untuk kita kencan?" Siska berdehem mendengar pertanyaan Gazelle yang mengucapkan hal itu dengan tampang datar. "Eghem! Maaf, Pak. Setelah ini Anda harus segera memeriksa berkas-berkas terakhir dan harus segera ditandatangani, jadi sebaiknya tidak usah memikirkan tentang kencan apalagi itu di luar konteks pekerjaan," jawab Siska. Gazelle berjalan mendekatinya, tangannya terulur memegang rambut Siska yang terurai ke depan kemudian menyelipkan ke belakangnya. "Aku suka kamu seperti ini, apa ada dan tidak dibuat-buat," bisik Gazelle. Jantung Siska sudah berdetak kencang, dia sedikit memundurkan wajah karena wajah Gazelle terlalu dekat. Jangan sampai pria itu mendengarnya. "Pak, kita sekarang berada di kantor." "Huh, baiklah, tapi nanti pas makan siang kita harus makan siang bareng," ujar Gazelle mundur selangkah, dia berjalan ke arah meja dan duduk di kursi kebesarannya. Kemudian dia segera menghidupkan laptopnya menghalau perasaan berdesir di dadanya ketika dekat-dekat dengan Siska. "Tapi, Pak–" "Tidak ada penolakan, kita sekarang adalah sepasang kekasih, jadi kamu harus membiasakan diri," sela Gazelle membuat Siska berhenti berucap. Gazelle tahu pasti Siska ingin menolak seperti biasanya. Siska menghela napas, tentu saja dia tidak bisa menolak lagi keinginan Gazelle. Jika dulu dia selalu menolak ajakan atasannya itu karena dia beralasan akan makan siang bersama Indah, kalau sekarang Siska tentu tidak enak jika langsung menolak begitu saja. Gazelle benar-benar memiliki peran besar untuk penyembuhan sang ayah, dia harus menghargai kebaikan pria tersebut. "Baik, Pak." Gazelle mengangguk puas, sepertinya memang sedikit sulit untuk mencairkan kebekuan hati Siska. Dari tatapannya, sekarang memang sudah terlihat lebih tulus, tidak seperti saat pertama kali mereka bertemu. Ada rasa kemarahan dan kebencian yang tercampur di dalamnya, mungkin itu karena masa lalu belasan tahun silam, di mana Gazelle tidak menerima cinta Siska padahal gadis itu berani mengungkapkan perasaannya. Namun, saat itu Gazelle memiliki alasan lain kenapa tidak menerima cinta Siska. Dia belum ingin memiliki kekasih dan harus fokus terhadap pelajaran ke depannya. Dia memiliki tanggung jawab besar dari sang ayah yang menginginkannya menjadi penerus dari Saputra group sehingga Gazelle terpaksa tidak menerima Siska meskipun saat itu dia juga mencintai wanita itu. Kalau sekarang Gazelle menceritakan alasan itu pasti Siska tidak akan percaya, sehingga hanya dengan cara membuat wanita itu jatuh cinta padanya lagi agar dia bisa terbuka dan mengungkapkan kebenaran perasaannya. "Baiklah, setengah jam lagi buatkan aku kopi hitam seperti biasa," ujar Gazelle mulai menyibukkan kembali dengan pekerjaannya. Sedangkan Siska memutuskan untuk keluar dari ruang tersebut setelah mengiyakan permintaan atasannya itu. Siska kembali ke mejanya dan menghempaskan tubuhnya di kursi. Dia menarik napas dalam-dalam untuk mengisi rongga paru-parunya. Siska tidak tahu kenapa dia menjadi seperti ini, sejak tadi dia hanya menahan diri untuk tidak berbunga-bunga. Melihat tatapan Gazelle padanya yang semakin melembut dan berbinar entah kenapa membuat Siska tidak kuat. Wanita itu takut jika dia akan jatuh ke dalam pesona seorang gazel Saputra, pria yang tidak boleh dia sukai meskipun mereka sekarang terikat dalam hubungan kekasih, tetapi semua itu hanyalah hubungan kontrak selama 6 bulan. "Aku harus mengenyahkan perasaan ini kalau tidak ingin sakit hati lagi, sudah cukup merasakan sakit karena pria yang sama," gumam Siska membetulkan posisi kacamatanya. Setelah itu dia memilih fokus bekerja dan mengenyahkan semua pikiran itu. *** Saat jam makan siang, Gazelle benar-benar membuktikan ucapannya jika dia mengajak Siska makan siang di luar kantor. Sebenarnya Siska ingin jika hubungan mereka tidak diumbar alias disembunyikan, tetapi Gazelle malah terang-terangan menggandeng tangannya ketika mereka keluar kantor. Tentu saja hal itu menjadi pemandangan yang sangat langka dan fenomenal karena sepanjang sejarah para karyawan yang bekerja di perusahaan itu, selama Gazelle memimpin 5 tahun yang lalu, pria itu sama sekali tidak pernah memperlihatkan kedekatannya dengan seorang wanita manapun. Akan tetapi lihatlah sekarang, dengan mudahnya Gazelle menggandeng tangan Siska yang notabene adalah sekretaris barunya, bahkan dengan sekretaris lamanya dulu Gazelle tidak pernah sedekat ini. Mereka pasti memiliki jarak dua langkah ketika berjalan bersama dan Gazelle pasti berada di depan. "Pak, tidak perlu menggandeng tangan, tidak enak dilihat para karyawan lain," bisik Siska. Dia merasa seperti dipermalukan saja karena menjadi tontonan para karyawan yang setiap hari selalu membulinya. Gazelle mana peduli dengan ucapan Siska, bahkan pria itu tidak melepaskan genggamannya meski Siska menarik narik lengannya. "Bersikaplah natural, tidak perlu merasa tidak enak karena memang di luar jam kerja kamu adalah kekasihku dan sekarang adalah saat jam istirahat, artinya itu adalah jam di luar kerja. Jadi, tidak masalah kalau aku memperlakukanmu sebagai kekasihku," jawab Gazelle. Bisik-bisik mulai terdengar di telinga Siska begitupun dengan Gazelle, tetapi pria itu tidak peduli. Gazelle tahu jika Siska mendapatkan perlakuan tidak baik alias selalu dibully ataupun diejek oleh para karyawan lain, bahkan ada beberapa manajer yang dengan terang-terangan menghinanya. Sekarang Gazelle ingin melindungi Siska dan membuat mereka tidak berani mengusik wanitanya lagi. Seharusnya mereka bisa melihat jika Siska adalah wanita spesial sang Presdir. "Baik," jawab Siska pasrah. "Sepertinya tuan Gazelle sekarang lebih terang-terangan menunjukkan jika dirinya dan sekretaris barunya itu memiliki hubungan, buktinya dia berani menggandeng tangan sekretaris itu di depan umum," bisik salah satu karyawan. "Iya, apa si Culun pakai pelet ya? sampai Tuan Gazelle mau sama dia?" "Huh, jangan keras-keras. Nanti kalau dengar kamu bisa dipecat," bisik salah satu karyawan lagi. "Eghem, kalian ini bisa jaga mulut, gak? Jangan julid!" Indah datang ke arah kerumahnya tukang gosip. "Kenapa? Mau bela di cupu?" "Hati-hati kalau bicara, ya? Yang kalian bilang itu sebelum suhu!" Indah kesal dengan orang-orang itu. Tidak tahu saja jika bos mereka itu bucin abis pada Siska. Akhirnya Indah meninggalkan orang-orang itu dan pergi ke kantin untuk makan siang. *** Gazelle dan Siska masuk ke dalam restoran Jepang. Tempat favorit Siska. Wanita itu sempat terkejut ketika Gazelle mengajaknya masuk ke dalam restoran itu. "Aku tahu kamu suka makanan Jepang, jadi ayo makan di sini," ujar Gazelle. Siska hanya menurut, dia duduk di tempat yang sudah Gazelle pesan. Pria itu bahkan sudah memesan makanan yang disukai oleh Siska. Wanita itu bahkan menganga ketika melihat semua makanan favoritnya sudah terhidang di atas meja. "Ini semuanya Bapak yang pesan?" "Iya lah, masa Angga yang pesan. Aku tahu ini semua kesukaanmu, kan?" Siska langsung menoleh menatap pria yang berstatus sebagai kekasihnya itu dengan tatapan memicingkan. "Darimana Bapak tahu semua makanan kesukaan saya?" Siska jadi merasa dikuntit. "Darimana? Ya dari CV mu, sayang!" Siska langsung blushing ketika mendengar Gazelle memanggilnya sayang. Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD