BAB 1

1008 Words
Tok Tok Tok Tok "Siapa malam-malam begini datang ke kamarku?" Fikirku. CKLEK Fany membuka pintu kamarnya, dan terlihat seorang pria berdiri sempoyongan di depan pintunya. "Apa yang kamu lakukan disini?" Tanyaku. "Aku.... Aku ingin bicara denganmu" Jawabnya. "Kamu mabuk?" Tanyaku. "Tidak. Aku hanya sedikit minum" Jawabnya. "Tapi kamu terlihat mabuk, kembalilah ke kamarmu sekarang" Ucapku. "Tidak! Aku ingin bersamamu" Ucapnya. "Apa maksudmu?" Tanyaku heran. Pria tersebut mendorong tubuh Fany hingga masuk, Fany mencoba memberontak. "Hei! Apa yang kamu lakukan?!" Teriakku. "Lepaskan aku! Lepaskan!." Pria tersebut masih mendekap tubuh Fany. Tenaga Fany tidak terlalu kuat untuk lepas dari pelukannya. Fany menangis terisak memohon padanya. "Aku mohon lepaskan aku" Ucapku sembari memohon. "Tidak akan! Aku mencintaimu. Aku tidak akan melepaskanmu" Ujarnya. Fany tergeletak di atas kasurnya, sedangkan pria tersebut berada di atasnya. Kedua tangan Fany di pegang kuat olehnya. Fany tetap mencoba melepaskan diri dan memohon pada pria itu, "aku mohon, lepaskan aku." Huhuhuhuhu Pria tersebut tidak memperdulikan tangisan Fany, ia tetap mencium Fany dan memegang tangan Fany dengan erat. *** 7 tahun sebelumnya Fany Alexia Gabriella merupakan siswi kelas tiga di SMA Jakarta. Ia memilik seorang sahabat laki-laki. Sebentar lagi Fany akan menghadapi ujian akhir. Fany berencana untuk kuliah Desainer di Kota Paris, ia sudah mendaftar di salah satu perguruan tinggi. Sekarang Fany tinggal menunggu testnya. Hari ini Fany akan bertemu dengan temannya di sebuah Cafe. Tap Tap Tap "Hai, Raka" Sapaku. Raka Arshad Shagufta merupakan teman Fany sejak masuk SMA, awal mereka berkenalan waktu Ospek. "Hai, Fany" Sapanya balik. "Apa kamu sudah lama menunggu?" Tanyaku. "Tidak," Jawab Raka. "Ada apa kamu memanggilku kesini? Apa kamu ada kabar baik?" Tanyanya. "Tentu saja." "Kabar baik apa?" Tanyanya. "Aku akan kuliah di Paris" Ucapku gembira. "Apa?!" Ujarnya terkejut. "Aku akan kuliah di Paris" Ucapku sekali lagi. Wajah Raka terlihat sedikit murung mendengar kabar yang baru saja Fany katakan. "Kenapa kamu terlihat sedih? Apa kamu tidak suka jika aku kuliah di paris?" Tanyaku. "Mana mungkin. Aku bahagia kok. Aku senang bisa mendengar kabar ini" Ujarnya. "Lalu kenapa wajahmu terlihat sedih?" Tanyaku. "Tidak. Aku tidak sedih. Mana? Coba lihat. Aku tersenyum kan" Ujarnya dengan menunjukkan wajah bahagianya. Fany merasa sangat bingung melihat Raka, ia merasa jika Raka tidak suka kalau Ia kuliah diluar negeri. "Apa hanya perasaanku saja atau Raka memang terlihat sedih mendengar kabar dariku?" Batinku. Hah.... "Kamu kenapa?" Tanyanya. "Tidak. Tidak kenapa-napa" Jawabku. "Eh. Apa kamu sudah pesan?" Tanyaku. "Sudah. Aku juga sudah memesankan minum untukmu" Ujarnya. "Iya?" "Iya." "Terima kasih." Raka menganggukkan kepala dan tersenyum lebar. Seakan ia menutupi rasa sedihnya. "Oh, ya. Setelah lulus kamu akan melanjutkan dimana?" Tanyaku. "Aku belum tau. Aku masih bingung harus melakukan apa setelah lulus" Jawabnya. "Sebentar lagi akan Ujian kelulusan, dan kamu harus tau apa yang akan kamu lakukan selanjutnya" Ucapku. "Tenang saja. Jangan khawatirkan aku. Urus saja urusanmu sendiri" Ujarnya. "Baiklah." Mereka duduk di cafe selama kurang lebih tiga jam, hanya hal-hal yang tidak penting yang mereka bicarakan. Tiba-tiba ponsel Fany berbunyi. Kling Fany mendapatkan pesan dari mamanya. 'Fany, kamu pulang jam berapa? Sebentar lagi makan malam. Jangan pulang terlalu malam ya' "Raka, sepertinya aku harus pulang karena mamaku sudah mengirim pesan padaku" Ucapku. "Baiklah. Apa perlu aku antar?" Ujarnya. "Tidak. Aku bisa naik taksi untuk pulang" Ucapku. "Oke. Hati-hati di jalan ya" Ujarnya. "Oke. Bye" Ucapku. Setelah itu Fany pergi dari Cafe tersebut, ia bergegas pulang karena mamanya sudah menunggunya di rumah. Karena jalanan Jakarta sangat macet jadi ia terjebak agak lama di jalan. Fany mengirim pesan pada mamanya jika ia akan pulang sedikit terlambat karena macet. 'Maaf ma, Fany akan pulang sedikit terlambat karena jalanannya macet' Kling 'Tidak apa-apa, sayang' balasan dari mamanya Fany. Fany masih berada di perjalanan pulang. "Astaga, jalanan kota Jakarta selalu saja macet" Gumamku. Satu jam perjalanan, akhirnya Fany sampai di rumah. "Aku pulang" Ucapku. "Sayang, bagaimana ketemuannya?" Tanya Ani. Ani Widyaningrum merupakan mama Fany, beliau terlihat masih cantik walaupun umurnya sudah 40an "Seru, ma." "Ayo, makan malam dulu" Ajaknya. "Bentar ma, aku mau menaruh tas lalu cuci tangan dan cuci kaki" Ucapku. "Ya." Fany berjalan ke kamarnya, dan meletakkan tasnya setelah itu ia masuk kedalam kamar mandi. Tap Tap Tap Tidak lama Fany berjalan ke meja makan. "Masak apa ma?" Tanyaku. "Mama masak ayam goreng, tumis kangkung dan juga tempe goreng" Ujarnya. "Wah, kelihatan enak ma" Ucapku. "Oh, ya. Dimana papa, ma?" Tanyaku sembari melihat ke sekeliling. "Katanya papa masih ada pekerjaan jadi pulang malam" Jawab Ani. "Ouh." Fany mengambil nasi dan juga lauk, setelah itu ia menikmati makan malam bersama mamanya. "Bagaimana sayang?" Tanya mamanya. "Enak ma" Jawabku. Sehabis makan Fany duduk santai di belakang, lebih tepatnya di depan kolam renang. Ia akan menelfon Raka. *Raka* memanggil.... Tut Tut Tut Tut "Halo" Jawab Raka. "Halo, Raka" Ucapku. "Ya, ada apa Fany?" Tanyanya. "Apa kamu sudah sampai rumah?" Tanyaku. "Sudah, ini aku sedang belajar untuk materi besok" Ujarnya. "Oh. Maaf aku mengganggumu" Ucapku. "Tidak masalah. Ada apa?" "Tidak ada apa-apa. Ya sudah aku tutup telfonnya" Ucapku. Fany menutup telfonnya tanpa membiarkan Raka menjawab perkataannya. Hanya dua jam Fany berada di depan kolam renang, setelah itu ia masuk ke dalam kamarnya. Hari semakin larut, akhirnya Fany beristirahat. --- Cip.. Cip.. Cip.. Pagi yang cerah, Fany membuka matanya, dan merenggangkan badannya. Tap Tap Tap Ia berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Sepuluh menit kemudian Fany keluar dari kamar mandi, ia bersiap untuk berangkat ke sekolah. Hari ini Fany berangkat bersama papanya, biasanya ia di jemput oleh Raka. "Fany, ayo cepat sarapan lalu berangkat sama papa" Ujar Ani. "Iya, ma. Sebentar, aku masih siap-siap" Jawabku. Setelah selesai bersiap, Fany keluar dari kamarnya. "Pagi, Ma. Pagi, pa" Sapaku. "Pagi, sayang" Balas kedua orangtuanya. Fany mengambil roti, dan selai strawberry. Setelah mengoleskan selainya, Fany sarapan dengan roti dan juga s**u. "Ayo, berangkat Fany" Ajak Yudha. "Iya, tunggu sebentar, pa" Ucapku sembari mengambil tas. Seperti biasanya Fany berpamitan pada mamanya, lalu ia berangkat. Tap Tap Tap Fany berjalan mengikuti ayahnya menuju mobil. Klap Mobil Civic milik Yudha melaju menuju ke SMA 47. Selama perjalanan Yudha dan Fany tidak banyak bicara. Waktu yang ditempuh tidak lama untuk sampai di sekolahan Fany. Klap "Sampai nanti, pa" Ucapku. "Belajar yang rajin ya" Ujar Yudha. Setelah menurunkan Fany, Yudha pun pergi ke kantor. Fany berjalan menuju kelasnya, ia belum melihat Raka sama sekali karena mereka beda kelas. Setengah hari Fany sibuk dengan pelajaran dan tugasnya. Bel pulang pun berbunyi, Fany masih belum bertemu dengan Raka sama sekali. Ia mencoba mencari Raka di kelasnya. "Hei, Fany" Sapa seseorang. "Hei, apa kamu melihat Raka?" Tanyaku. "Dia sudah pulang barusan. Apa ia tidak bilang padamu?" Ujarnya. "Tidak. Dia tidak mengatakan apapun padaku," Ucapku. "Ya sudah. Aku pulang dulu. Bye." Fany beranjak dari kelas Raka, ia berjalan ke gerbang depan untuk naik taksi. "Apa Raka ada masalah?" Fikirku. Tanpa Fany sadari, Raka sedang menghindarinya. Entah apa yang sedang terjadi. To be continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD