BAB 14

1280 Words
40 menit kemudian, Fany sampai di halte dekat apartemennya, ia masih mendengarkan musik sembari berjalan. Tap Tap Tap Tidak lama Fany sampai di depan pintunya, lalu ia membuka kunci kamarnya. CKLEK Setelah pintu terbuka, ia masuk ke dalam apartemen. Hari ini Fany merasa lelah karena hari pertama bekerja. Karena ini adalah pekerjaan pertamanya, jadi ia baru merasakan mencari uang dengan jerih payahnya sendiri. "Ternyata melelahkan juga bekerja mencari uang untuk diri sendiri, tapi aku harus tetap semangat karena aku perlu uang tambahan. Apalagi dengan bekerja aku dapat menambah pengetahuan dan pengalamanku" Gumamku. Selama tiga puluh menit Fany merebahkan tubuhnya, sekarang ia merasa lebih bertenaga jadi ia beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Tap Tap Tap Sepuluh menit kemudian Fany keluar dari kamar mandi. "Akhirnya badanku terasa lebih segar setelah mandi" Gumamku. Pukul 19.30, Fany masih menyempatkan diri untuk membaca beberapa buku yang ia pinjam dari perpustakaan. Ketika ia sedang serius membaca tiba-tiba ponselnya bergetar. Drrttt~ Drrttt~ Fany melirik ponselnya yang bergetar dan ternyata nama yang tertera di layarnya adalah *Raka*, ia meraih ponselnya, lalu mengangkat telfon dari Raka. Bip "Halo, Fany" Ujar Raka. "Ya, ada apa Raka?" Tanyaku. "Kamu Sedang apa?" Tanyanya. "Aku sedang membaca buku" Jawabku. "Apa aku mengganggu?" Tanyanya lagi. "Tidak," Jawabku. "ada apa?". "Aku hanya ingin tau kabarmu" Ujarnya. "Oh, aku baik-baik saja." "Syukurlah." "Bagaimana kabarmu?" Tanyaku balik. "Kabarku baik, bagaimana harimu?" Ujarnya. "Tidak terlalu buruk" Ucapku. "Oh ya, bukannya sekarang di Jakarta sudah larut malam. Kenapa kamu masih bangun?." "Hehehe... Aku ingin bicara denganmu sebentar karena khawatir kamu di sana sendirian" Ujarnya. "Oh. Terima kasih," Ucapku. "Tapi aku baik-baik saja." Percakapan Fany dan Raka berlangsung hanya sebentar karena Fany menyuruh Raka untuk istirahat. "Raka, ini sudah terlalu larut malam di sana. Sebaiknya kamu istirahat karena aku juga sebentar lagi akan tidur" Ucapku. "Baiklah, good night Fany" Ujarnya. "Good night, Raka" Balasku. Tut- Telfon dari Raka sudah ditutup, dan Fany melanjutkan membaca bukunya hingga satu jam, setelah itu Fany beristirahat. *** Pagi ini Fany sudah sampai di kantor lebih awal karena ia tidak ingin telat. Fany mendapatkan tugas untuk mengerjakan laporan perencanaan lagi, tapi ketika Fany sedang mengerjakan laporannya, tiba-tiba salah satu teman kantornya meminta bantuannya. "Fany tolong fotocopy kan berkas ini dan berikan padaku secepatnya!" Pinta Illona "Tapi-" Ucapku belum selesai. "Ayolah, aku butuh cepat." "Baiklah." Tap Tap Tap Fany berjalan menuju pantry untuk memfoto copy berkas yang di berikan oleh Illona. "Padahal aku belum menyelesaikan tugasku" Batinku sembari menghela nafas. "Kenapa menghela nafas?" Tanya seseorang dari belakang Fany. "Astaga!" Ucapku terkejut. Fany tidak menyadari jika di belakangnya ada seseorang yang mengantri untuk memfotocopy berkasnya juga jadi Fany terkejut ketika orang itu bertanya. "Sejak kapan dia ada di belakangku? Kenapa aku tidak menyadarinya?" Batinku. "Halo" Ujar seorang pria seraya melambaikan tangan. "Ah! iya aku tidak kenapa-napa" Jawabku seraya tersenyum. "Yakin?" Tanyanya. "I-iya yakin" Jawabku. "Maaf, aku sudah selesai, aku akan kembali ke meja kerjaku." Urusan Fany sudah selesai jadi ia buru-buru kembali ke meja kerjanya. Tap Tap Tap Fany menghampiri Illona untuk memberikan berkas yang tadi di foto copy oleh Fany. "Illona ini berkas yang kamu minta tadi di fotocopy" Ucapku seraya menyerahkan map. "Okay, terima kasih." Setelah menyerahkan berkas yang tadi di mintai tolong Illona, Fany kembali ke meja kerjanya, dan duduk. Ia melanjutkan mengerjakan tugasnya. Hari ini Fany agak kelelahan karena pekerjaannya yang semakin sulit. "Memang benar kata orang jika kuliah dan bekerja itu berbeda jauh, jika di kuliah kita belajar tentang teori tapi di dunia kerja kita belajar prakteknya" Batinku. Lebih baik jika Fany belajar dari tempat ia bekerja sekarang untuk menambah ilmu dan wawasannya juga. Pengalaman yang ia dapatkan di tempat kerja tidak bisa ia dapatkan di dalam teori kuliah. Jam 01.00pm waktu istirahat. Ting Fany keluar kantor untuk membeli makanan karena ia merasa bosan dengan makanan di Cafetaria kantor. "Lebih baik jika aku berjalan kedepan untuk membeli makanan lalu kembali ke ruangan" Fikirku seraya berjalan. Fany sampai di sebuah tempat makan siap saji, ia mengantri untuk membeli makanan. Beberapa menit ia berdiri akhirnya ia sampai di depan kasir. "Selamat siang. Silahkan. Mau pesan apa?" Ujar pelayan. "Siang. Saya ingin 1 sandwich dan 1 vanilla latte ice" Ucapku. "Makan ditempat atau take away?" Tanyanya. "Take away" Jawabku. "Baiklah. Saya ulangi pesanan anda. 1 sandwich dan 1 vanilla latte. Take away. Apa ada tambahan lagi?" Ujarnya. "Oke. Tidak ada" Jawabku. "Baiklah" Ujarnya. Setelah membayar pesanannya, Fany bergeser untuk mengantri hingga makanan yang ia pesan siap. Butuh waktu 5menit untuk menunggu dan akhirnya makanannya pun siap. Ia berjalan kembali ke kantor. Tap Tap Tap Ting Fany sampai di lantai 7, ia akhirnya makan di ruangannya karena Fany ingin segera menyelesaikan tugasnya. Satu jam berlalu, satu per satu karyawan kembali ke meja kerjanya. Mereka melanjutkan pekerjaan masing-masing. Ada salah satu karyawan yang menanyai Fany karena tidak melihatnya di cafetaria. "Fany, apa kamu tidak istirahat?" Tanya seseorang. "Aku sudah istirahat" Jawabku. "Apa kamu tidak makan?" Tanyanya lagi. "Aku sudah makan" Jawabku. Setelah bertanya, karyawan tersebut kembali ke meja kerjanya, sedangkan Fany kembali fokus pada pekerjaannya. Beberapa karyawan membicarakan sikap Fany karena ia terlalu fokus pada pekerjaannya. Ia bahkan tidak terlihat di kantin siang ini. Ada yang berfikiran jika Fany tidak bisa bekerja sama dengan yang lain. "Eh. Lihat karyawan itu, ia terlihat seperti serius sekali dengan pekerjaannya" Ujar seorang karyawan. "Bagaimana tidak, ia diminta menyelesaikan perencanaan hari ini karena ada hal baru" Sahut karyawan lain. "Jika aku jadi dia mungkin sudah menyerah karena anak baru tidak bisa apa-apa" Ujar karyawan. Walaupun pekerjaan perencanaan itu hanya hal dasar tapi jika tidak sesuai maka hasilnya tidak akan bagus. Bagi Fany perencanaan yang ia buat harus sesuai dengan keinginan Mrs. Eliana, jika perencanaannya tidak di setujui maka ia harus mengubah konsep. "Aku harus berusaha agar perencanaan ini bisa diterima" Batinku Dua jam berlalu, akhirnya Fany selesai mengerjakan perencanaannya, ia akan menyerahkannya pada Eliana. Tok Tok Tok "Masuk" Ujar Eliana. "Permisi Mrs. Eliana, perencanaan yang saya buat telah selesai" Ucapku. Eliana menerima dan membaca perencanaan yang di buat Fany, setelah di baca ternyata ada beberapa kesalahan. "Perencanaan apa ini?! Kenapa begini?! Cepat perbaiki lagi!" Bentak Eliana. Fany terkejut dengan perkataan Eliana, karena ia merasa perencanaannya sudah sesuai dengan apa yang diinginkan Eliana tapi ternyata ia salah. "Baik Mrs. Eliana" Ucapku. Ia meninggalkan ruangan Eliana dengan raut wajah sedih, Fany harus mengubah perencanaannya. Fany berusaha mencari ide untuk mengerjakan perencanaannya. Karena Fany terlalu serius jadi ia belum menemukan ide, akhirnya ia butuh rileks. Tap Tap Tap Fany beranjak menuju pantry untuk membuat minuman. Sembari berjalan Ia memijat leher belakangnya karena merasa sedikit lelah. "Fany" Panggil seseorang dari belakang. "Ya" Jawabku. "Apa kamu ada masalah?" Tanyanya. "Ah tidak, hanya sedikit kendala untuk perencanaan" Jawabku. "Jika boleh, aku bisa membantumu sedikit" Ujarnya. "Tentu saja, jika tidak merepotkan" Ucapku. "Tentu tidak" Jawabnya. Dengan sedikit bantuan dari salah seorang karyawan, akhirnya Fany bisa mengerjakan perencanaannya dengan baik. "Jika kamu mengerjakannya seperti ini mungkin bisa diterima" Saran karyawan tersebut. "Baiklah, terima kasih" Ucapku. "Tidak masalah Fany, jika kamu tidak mengerti sesuatu lebih baik bertanyalah. Oke" Ujarnya. "Oke. Terima kasih" Ucapku. Fany melanjutkan pekerjaannya, sedangkan karyawan yang membantunya tadi kembali ke meja kerjanya. Setelah selesai Fany kembali ke ruangan Eliana. Tok Tok Tok "Masuklah" Ujar Eliana. "Maaf, Mrs. Eliana. Ini perencanaannya yang telah saya perbaiki" Ucapku. "Oke" Ujarnya. Beberapa menit Eliana membaca perencanaan Fany sekali lagi, ia merasa jika perencanaan yang ini lebih baik. "Ini lebih baik. Ada beberapa yang perlu di perbaiki lagi tapi semuanya terlihat bagus. Nanti aku akan menyelesaikannya. Kembalilah ke mejamu" Ujat Eliana. "Baik, Mrs. Eliana" Ucapku. Fany berjalan keluar dari ruangan Eliana. "Yes" Ucapku merasa lega karena tugasku sudah selesai. Akhirnya tugas perencanaan Fany diterima oleh Eliana, berkat salah seorang rekan kerjanya yang membantu jadi Fany bisa menyelesaikannya. To Be Continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD