Kaki Lavi gemetar hebat. Duduknya juga sudah tak lagi tenang. Dua orang yang terus menerus mengawasinya, berdiri tak jauh darinya. Mata Lavi sering sekali mengarah pada pintu yang terbuka lebar. Seolah memang menunggu untuk sang pemilik memasuki ruang miliknya ini. Padahal, selain berencana membuat cupcake, hari ini ia juga ingin belajar masak ikan bakar bumbu Taliwang. Beberapa hari lalu, Uti menyajikan menu tersebut padanya. Tapi sayang, angan itu harus berhenti lantaran kabar mengenai kepulangan Pras. Doa apalagi yang harus ia panjatkan agar terbebas dari situasi yang cukup mencekam untuknya kali ini? Tak mungkin ia berharap ada kabar buruk yang datang. Selama dirinya diperbolehkan keluar dari kamar itu, selentingan mengenai sosok yang tewas karena ditembak, sampai ke telinga Lavi.