Foto yang ada di tangannya berubah menjadi remasan cukup besar. Berulang kali ia meremas foto itu sampai tak lagi berbentuk. “Berengsek!” Lalu dilemparnya ke sembarang arah. Ia juga segera berdiri, menyambar tas yang tersampir di dekatnya. “Pras berengsek!” makinya. Anatari melangkah gusar. Matanya mendelik marah. Tak peduli kalau sosok pemberi informasi mengikutinya. “Kak,” panggilnya entah sudah berapa kali. Tapi Tari sudah dipenuhi amarah. Tujuannya hanya rumah Pras. Sejak penolakannya di Diskotek Flown, Tari memang tak kembali ke sana. Ia memilih menepi di salah satu markas singgah milik Pras di tepian Bagian Selatan. Tempat di mana biasanya Pras akan berkunjung dan menemuinya setelah menyelesaikan urusannya di luar sana. Sialnya, Tari tak menyangka kalau Pras justru mengubah arahn