Sepanjang menyusuri jalan ini, mata tuanya belum ingin beranjak ke mana-mana. Lekat dalam ingatannya kalau dulunya, ya benar, dulu ia sering melewati jalan di mana hutan mengelilingi kawasan ini. Sekadar untuk bertemu kawan lama. Kawan juga rival yang sepadan dengannya dalam berbisnis. Sosok yang menurutnya tegas juga memiliki keteguhan tersendiri. Yang tak tergoyahkan meski ia juga sang putra sudah sering kali membujuk agar mau bergabung dengannya. Bahkan sampai detik kematiannya pun, ia bersikukuh bisa berdiri sendiri. Sama seperti sang putra kini. Mana bisa Alfred sentuh. Seujung kuku pun ia tak bisa membuat Pras berpaling dari kekerasan hatinya. Terus menjalankan apa yang orang tuanya tinggalkan tanpa ingin ada intervensi orang luar. Mobil terhenti begitu ada pemeriksaan padahal g