“Diminum mbak,” Seorang perempuan cantik, maksudku tantenya Mas Danish alias Tante Arin, datang sambil membawakan satu gelas esteh yang entah kenapa membuatku menelan ludah tak sabar untuk segera meminumnya. Maklum, Jogja lagi panas banget. “ Wah, terimakasih banyak tante. Jadi ngrepotin, sayanya.” “ Nggak kok, cuma air ini.” Mau tak mau aku ikut tersenyum ketika beliau tersenyum. “Pacarnya Danish ya?” Tanya beliau kemudian. “ Pacar? Bukan tante, saya cuma adik kelasnya Mas Danish. Hehe.” “ Ah masak? Seumur-umur tuh anak tinggal disini baru kali ini bawa cewek pulang. Habis dari Jakarta pula. Nggak papa, nggak usah malu sama tante.” “ Serius bukan kok tante, saya beneran cuma adik kelas aja, yang kebetulan mau minta tolong Mas Danish tentang skripsi saya.”