Bab 22

1590 Words

BAB 22   Kaki jenjangnya melangkah dengan cepat berjalan dari sisi kanan suamiku. Sementara aku berdiri pada sisi kirinya. Butuh beberapa detik untuk berpikir ketika Elisa masih menyalami orang tuaku terlebih dulu. Aku tidak rela tangan suamiku harus berjabat dengannya. Terlebih membayangkan mereka akan cipika dan cipiki. Akhirnya wanita itu kini berada di depan kami. “Selamat, ya-“ “Awww!” Akhirnya aku memotong ucapan Elisa yang sudah mengulurkan tangan pada suamiku. Mas Ashraf berbalik memegangiku yang limbung. Aku sengaja terhuyung agar kedua tangan Mas Ashraf sibuk padaku dan tidak berjabat tangan pada wanita itu. “S-Sayang, kenapa?” Wajah Mas Ashraf terlihat panik sambil mendudukanku pada kursi pelaminan. Dia menoleh pada Elisa sambil tersenyum dan mengucapkan terima kasih. “

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD