"MANDUL!!!"
"BRAKKKK!!!" Suara gebrakan terdengar keras, Bella menggebrak meja makan dengan sekeras tenaga.
"MAHH, JAGA DONG BICARANYA, SERING BANGET DEH MAMA BILANG KALIMAT KAYA GITU, BELLA UDAH CUKUP YA MAH DI HINA TERUS TERUSAN"
Teriak Bella dengan bola mata yang melebat ke arah sang mertua. Dengan menahan air mata Bella pun meninggalkan sang mertua dan pergi langsung berangkat kerja.
Sang mertua hanya terdiam terpaku mendengera perlawanan dari menantu yang tak ia sukai itu, ia pun kaget dan merasa terhina dengan perlakuan Bella di pagi hari ini.
Bella pun berjalan menuju jalan raya untuk mencari angkutan umum, saabil menitihkan air mata, ia pun berjalan tanpa memperdulikan para tetangga yang menyapa nya.
"Tin tin..."
"Tin tin..."
Bella pin fokus berjalam hingga sang mobil pun berada di sampingnya.
"Bell, Bella " panggil Roy
Bella pun berhenti dan melihat kearah Roy, Roy pun menatap bella yang sedang menangis terseduh di tutupi tudung dari jaketnya.
"Loh Bell, kamu kenapa tunggu aku oinggirkan mobil dulu," Roy pun menepi dan turun dari mobil.
Tanpa ada sepatah kata pun, Roy merangkul Bella dan membawa nya ke mobil. Bella pun menuruti saja ajakan Roy.
Roy pun langsung menancapkan gas nya dan segera berangkat menuju kantor, Roy pun tak menanyai Bella kenapa ia menangis, sesekali Roy melihat ke arah samping menatap perlahan Bella yang terlihat memerah wajahnya.
"Baru jam setengah a7 sih, masuk kantor kan jam 8, aku sengaja jalan dari rumah pagi - pagi, karena mau nyari sarapan, sekarang kita ke taman kota deket kantor aja yuk kita cari sarapan, pasti kamu juga belum makan kan? tapi kalau kamu mau ke kantor duluan gak apa-apa nanti aku drop di kantor."
Tak ada jawaban ketika Roy berbicara seperti itu, Bella hanya terdiam gadis yang memiliki suami itu malah menghentikan tangisannya, lalu membuka tudung jaketnya yang menutupi rambutnya.
Ia mengeluarkan cermin kecil dari tas nya, lalu menyisir rambut panjang nya yang sedikit ikal dibagian bawah, rambut keriting gantung alami, layaknya di curly.
"Mata ku sembab, gak mungkin kan hari kedua aku ngantor mata ku sembab gini, di tambah aku datang ke kantor bareng kamu,nanti di kira..." jawab Bella
"Di kira apa? kok berhenti ngomongnya?" tanya Roy.
Bella pun menatap Roy, sambil memberikan senyum manis nya.
"Kamu nanti sarapan aja Pak, Aku kebetulan bawa bekal, sayang kalau gak di makan,"
Setiba sampai di taman, Roy kemudian memesan ketupat sayur 1 mangkok dan teh manis hangat 2 gelas. mereka pun makan berdua di kursi taman, Bella pun tak malu mengeluarkan wadah bekal berisi nasi dengan lauk yang di bungkus plastik, Roy sedekali memelirik ke arah Bela yang lahap memakan bekal sarapan nya.
"Kamu masak sendiri?" tanya Roy terlihat seperti ingin mencicipi,
"hmm ini sisa makan malam kemarin kebetulan mertua ku yang masak, dan ini ayam yang bapak belikan pas pulang kemarin," Jawab Bella.
Roy menatap aneh,
"Bel, kamu ok makan makanan sisa semalam? kenapa gak masak?" tanya heran Roy.
"Gak sempet masak, lagian ini sudah ku panaskan dan ku cicipi kok dan gak basi, daripada aku harus beli nanti pengeluaran ku malah bertambah, makasih loh hari ini sama kemarin aku diizinkan nebeng bapak, jadi aku bisa hemat uang sedikit," ucap Bella dengan semangat.
"Oh gitu? tapi kamu bisa masak kan? hmm gini aja deh Bel, kamu sepertinya butuh uang ya makanya kamu kerja? maaf aku tanya kaya gitu soalnya yang pertama kamu bekerja, yang ke dua kamu bawa bekal, dan yang ketiga kamu merasa happy dapat tumpangan, dan kalau kamu gak tersinggung daripada aku tiap pagi beli sarapan dan siang harus cari makan siang dengan menu yang itu itu aja, aku mendingan nebeng masak sama kamu gimana? itu pun kalau kamu bisa masak atau kamu lagi sempet buat aja, gimana?" Tanya Roy
"Wah serius pak, bapak mau aku buatin catering nih ceritanya? ihhh aku seneng banget bisa nambah penghasilan, iya aku setuju, sekalian aku buat bekel dan sebagian aku jual deh hehe, Iya Pak aku tuh lagi butuh uang, Ibu Ku di kampung lagi sakit, sedangkan... " Bella pun menghentikan ucapannya, kali ini dia menahan diri untuk tidak menceritakan aib suaminya yang tidak mau sama sekali membantu pengobatan sang ibunda.
"Kenapa Bel? Aku paham, jadi jangan di teruskan, semangat ya Bel," Ucap Roy seolah mengerti apa yang sedang di alami Bella.
"Oh ya Pak, kita makan begini berdua aku takut ada yang lihat dan salah paham, maaf ya pak, selesai makan aku langsung duluan ke kantor ya, deket ini tinggal jalan sebentar sekalian olah raga pagi," Ucap Bella sambil merapihkan sarapan yang ia telah habiskan.
"Iya Bel silahkan, benar kata mu nanti ada yang lihat repot deh suami mu nanti malah salah paham," jawab Roy
Bella pun langsung berjalan meninggalkan Roy, ia pun segera menuju pasar yang dekat dengan taman, waktu menunjukan pukul 7 pagi, ia berdoa sekoga toko emas sudah buka.
Bella meniat kan diri untuk menjual semua aset nya, untuk tabungan masa depannya dan biaya pengobatan ibunda.
"Kak, berhubung toko kami baru buka banget nih, uang nya di transfer aja gimana? soalnya uang cash nya kurang?" ucap kokoh pemilik toko emas.
"Iya koh gak apa - apa," ucap Bella dan ia pun langsung menuliskan nomer rekening nya di secarik kertas, lalu Bella memberikan kertasnya setelah selesai.
"Nomer telepon nya ada? biar saya kirimkan bukti transfer nya?" ucap koko.
Bella pun seperti enggan memberikan nomer teleponnya, karena ia merasa sang pemilik toko dari tadi menatap nya dengan tatapan yang berbeda.
"duh gue buru buru lagi, mau gak mau deh gue kasihiin nomer gue,". ucap Bella dalam hati.
"Ini koh sekalian ku tulis nomer saya ya, nanti di chat aja, aku percaya loh sama koko, jadi aku langsung ke kantor ya, oh ya koh makasih banyak ya, walaupun aku bukan beli nya di sini, tapi koko nerjma aku jual di sini dan tanpa potongan lagi, makasih ya. aku tunggu bukti transfer nya ya koh, aku pamit dulu, permisi," ucap Bella dan langsung pergi ke kantor dengan terburu - buru.
dalam perjalanan tak lama 1 pesan singkat dari nomer tak di kenal pun masuk, iya Koko sang pemilik toko mas itu pun langsung chat Bella mengirimkan bukti transfer dengan nominal yang lebih.