Aku mencari lelaki baju hitam yang dimaksud Sandra. “Lelaki yang sedang memegang gelas itu?” tanyaku melirinya. “Iya, lelaki itu. Ingat, Mba, hati-hati dengannya. Kamu harus bisa membaca situasi. Jika hari ini belum berhasil, besok masih ada kesempatan. Mengerti?” bisiknya mengingatkanku. Aku mengangguk kecil, “Jangan menungguku. Aku bisa pulang sendiri,” pesanku sebelum berlalu. Sandra mengacungkan jempolnya tanda setuju. Aku berjalan mendekati Tuan Morgan. Sepertinya tidak mudah mendekati pria itu, dua lelaki bertubuh tegap berdiri menghadangku. “Mau kemana, Nona?” sapa salah salah satu dari mereka. “Boleh aku bertemu dengan Tuan Morgan?” “Ada urusan apa?” “Tidak ada, Aku hanya ingin menemaninya mengobrol. Sejak tadi kuperhatikan, tidak ada wanita yang menemaninya. Malang sekali,
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books