36. Sindiran halus

1912 Words

"Bolehkah aku mencium pipimu untuk terakhir kali?" Dea mendongakkan wajahnya dengan seketika. Gadis itu nyaris saja tersedak salivanya sendiri, demi mendengar sebuah permintaan konyol Nathan padanya. Ia benar-benar tak habis pikir, ke manakah perginya akal sehat Nathan kali ini? Bukankah tak lama lagi ia akan segera menikah? Bagaimana bisa pria itu dengan mudahnya meminta sebuah ciuman darinya layaknya permen saja?! "Kamu sudah gila!" ketus Dea, kemudian berlalu. Gadis itu memilih untuk melangkahkan kakinya pergi. Meninggalkan Nathan, dengan segala kegilaannya. Apa beberapa minggu berpisah darinya telah membuat pria itu menjadi benar-benar gila?! Yang benar saja!? "Tunggu, De!" cegah Nathan, menghentikan langkah kaki Dea. "Tidakkah kamu ingat, bagaimana manisnya kebersamaan kita?" tu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD