21. Permintaan atau Perintah?

1405 Words

"Sejak kapan?" tanya Dea seraya menatap kosong ke arah depan, begitu mobil Vano terparkir di garasi rumah mereka. "Sejak kapan, Kakak tahu tentang mereka?" Vano melepaskan seatbelt-nya. Menatap Dea dalam-dalam, ingin sekali rasanya mendekap adik satu-satunya itu. "Belum lama." Dea mengangguk. Menarik sudut bibirnya. Betapa bodohnya, dia. Selama ini, Dea mengira dirinyalah yang sudah menyebabkan Nathan pergi. Ia menyangka, bahwa pria itu sengaja menjauh, karena kehadiran Bima yang tiba-tiba datang di antara mereka. Ternyata, ia salah. Nathan bahkan telah mencuri start. Dan dengan tidak tahu malunya, ia telah tinggal bersama dengan sahabat dekatnya, jauh sebelum Bima melamarnya dengan paksa. Dea tersenyum miring. Menyadari, bahwa ia telah dipermainkan selama ini. Dan ia benar-b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD