# Aryan mengetuk pintu ruang kerja Tuan Pradipta dan kemudian masuk ke dalamnya. Tuan Pradipta yang tengah menikmati pijatan dari sekretarisnya tampak melirik Aryan sekilas. “Kau kembali? Baguslah… menghilang lebih dari seminggu, mengabaikan tugas yang seharusnya kau kerjakan dan teledor mengatur hal yang penting, kali ini jika terjadi lagi, sudah pasti aku akan memecatmu, bersyukurlah kau adalah anak dari orang yang sangat kupercaya,” ucap Tuan Pradipta dengan suara pelan. Aryan tersenyum pada Tuan Pradipta, pria yang sebenarnya adalah ayah kandungnya. “Aku sangat bersyukur karena Tuan sangat baik padaku dan keluargaku di kampung, terjadi sesuatu dan aku harus….,” “Ya… ya ….ya… tidak perlu kau jelaskan. Irvan sudah menjelaskannya padaku. Setidaknya keteledoranmu tidak terlalu membaw