“ADOS!!!!!!!” Aku menoleh dan menemukan Risda setengah berlari mengejarku untuk menjajari langkahku masuk kelas. “Apaan sih lo pagi pagi” omelku. Dia merangkul bahuku sambil tertawa. Aku ikutan tertawa karena melihatnya kesulitan menjajari langkahku. “Tinggi amat sih Dis, cape banget rangkul elo doang” protesnya sambil melepaskan rangkulannya di bahuku. Aku tertawa lagi. “Emang elo mestinya dapat bujang anak SMA. Cocok dah sama bang Roland” kata Risda lagi. “Apaan sih lo?” protesku. Dia gantian tertawa. “Emang elo masih belum jadian juga?” tanyanya. Aku mengangguk lalu duduk di bangkuku. Risda menyusul di sebelahku. “Kirain gue udah jadian, elo udah gak elo gue lagi sama bang Roland” komen Risda. “Emang kalo gak elo gue lagi, itu tandanya jadian sama cowok?” tanyaku. Risda te