"ABANG!" jeritku kaget lalu aku rasakan wajahku yang memanas karena malu. Bang Nino bertahan menatapku dan Radit yang kelihatan bingung. Radit belum pernah ketemu bang Nino, jadi wajar bingung. "Masih mau di terusin apa mau jelasin semua sekarang?" tanya bang Nino mengejek. Aku meringis dan baru Radit terlihat kikuk menatapku dan bang Nino bergantian. "Kamu tinggal aku sama abangku bentar ya!" pintaku pada Radit. "Enak aja!, gue mau penjelasan dari elo berdua bukan salah satu dari kalian!"protes bang Nino. Aku jadi panik. "Urusan elo ma gue bang!" kataku gusar. "Kalo elo cipokan sama tembok!, lah elo cipokan sama orang!" jawab bang Nino tidak bisa di bantah. Sudah aku duga, bang Nino beda dengan bang Reno yang bisa aku ajak damai, dengan aku ngomel atau aku pura pura ngambek. Lah