Setelah keluar dari area kebun binatang, Radit membawaku ke Masjid yang kami temukan di jalan. Kami sholat magrib dulu, baru Radit membawaku ke tempat makan pinggir jalan yang pengunjungnya cukup ramai. Menunya pecel ayam dan kawan kawannya. Pasti taukan?. “Ini tempatnya Dit?” tanyaku setelah kami turun dari motor. Radit mengangguk, dan aku menatapnya ragu. “Gak suka ya?” tanyanya. Aku menggeleng. “Trus?” tanyanya lagi. “Gak!!, ayo makan!!, aku laper” ajakku berusaha riang. Bukan tempat makannya yang membuatku khawatir. Masalahnya menunya pecel ayam. Walaupun aku pencinta olahan ayam, terutama ayam goreng, tapi aku tidak bisa makan pakai tangan. Bang Nino dan bang Reno juga gitu. Mama tidak kasih kalo kami makan tidak pakai sendok, mama bilang kotor dan bau amis. Itu kenapa aku suka