Gemma kabur dari gudang, saat ia berlari ke arah jalan sebuah mobil berwarna hitam datang dari depan lalu.
Bruaaak!
Tubuh Gemma terhempas di jalanan. Pria itu mengira kalau ia menabrak orang gila yang sedang berkeliaran, sebagai seorang tenaga medis ia turun. Seorang wanita dengan berpenampilan compang –camping dan rambut botak tergelak di jalan.
“Kamu tidak apa-apa?”
“To-tolong selamatkan aku, mereka ingin membunuhku,” ujar Gemma lalu ia pingsan.
“Siapa yang ingin membunuh?” tanya pria itu lagi. Ia menatap dan meneliti wajah Gemma dan matanya melotot bigung karena ia mengenalnya.
"Gemma ...?"
Melihat ada orang yang mengejar, ia mengendong dan memasukkannya ke jok belakang, melihat nyawanya dalam bahaya tidak membawanya ke rumah sakit tapi membawanya ke Villa
*
Setelah beberapa jam ia pingsan, Gemma akhirnya terbangun dan menyadari dirinya di tempat asing.
“Aku di mana?”
“Tidak usah bagun tubuhmu belum kuat,” ujar seorang pria yang berdiri membelakanginya.
“Ka--kamu siapa?” tanya Gemma ketakutan.
Sang pria berbalik badan menatap Gemma dengan datar, sama seperti tatapan saat mereka pertama kali bertemu.
“Pak Zevandra? Apa yang bapak lakukan di sini?”
“Ini rumahku. Jika kamu ingin bertanya kenapa kamu ada di Villaku itu karena kamu berlari ke mobilku dan menabrakkan dirimu,” ujar pria dingin itu dengan santai.
Gemma diam, ia mencoba mengingat apa yang terjadi, tiba-tiba air matanya mengalir tanpa permisi saat ia mengingat bayi yang baru ia lahirkan dirampas Erina dari pelukannya.
“Saya tidak menabrakkan diri, hanya ingin kabur dari mereka, tapi terimakasih sudah menyelamatkanku Pak,” ucap Gemma dengan suara kecil.
Pria itu tidak menjawab, sepertinya ia juga punya banyak beban hidup yang ia pikul sendiri dan dibungkus dengan diam.
Setelah saling diam beberapa menit, lelaki bertubuh tinggi itu duduk si sofa menatap Gemma dengan tatapan misteriusnya, Gemma tidak tahan melihat mata Zevandra, ia mengalihkan wajahnya ke tempat lain, ia malu melihat tetangganya dengan kondisi seperti itu.
“Kenapa wujudmu sekarang berbeda?”
“Maksudnya kepalaku yang botak?” tanya Gemma ragu.
‘Dia kira aku setan bisa berubah wujud’ Gemma mendengus kesal dalam hati.
“Ya, semuanya.”
“Regi suamiku dan istrinya melakukannya. Mereka ingin melenyapkanku.”
Gemma menceritakan semua kisahnya pada dr. Zevandra, lalu ia menatap pria itu dengan tegas.
“Apa tawaran itu masih berlaku?” akhirnya ia yang memintanya, padahal beberapa bulan lalu ia menolak dan merasa kesal pada Zevandra.
“Masih.”
“Saya bersedia Pak , tapi sebagai gantinya bantu saya untuk membalaskan dendamku pada Regi dan Erina, saya ingin mereka semua mendapat pelajar atas apa yang sudah lakukan padaku,” ujar Gemma mengusap buliran air mata yang mengalir tanpa permisi.
Zevandra tidak langsung menajawab ataupun setuju, ia pria yang sangat misterius bagi Gemma. Tapi demi membalas dendam pada suami dan Erina. Ia rela melakukan apapun termasuk menerima tawaran tetangganya. Zevandra berdiri dan meninggalkan Gemma tanpa mengatakan apa-apa.
“Apa dia tidak mau?” tanya Gemma pelan, ia menghela napas berat dan menunduk dengan sedih.
Tidak lama kemudian pria yang irit bicara itu datang membawa kertas dan pulpen, lalu ia duduk di tepi ranjang.
“Saya setuju, tapi saya punya syarat yang harus kamu patuhi,” ujar pria tersebut.
“Baiklah, katakan saja.”
“Untuk jadi istriku, kamu juga harus memperbaiki penampilanmu dan kualitasmu.”
“Kualitas apaan? Apa untuk jadi istrimu harus sekolah tinggi , juga ca-“
“Paket lengkap,” potong pria itu dengan tegas.
“Maksudnya paket lengkap … Wanita sempurna?”
“Setidaknya, cantik, pintar, elegan dan ramah.”
‘Itu artinya aku tidak masuk, karena dari semua syarat itu, aku tidak memiliki satupun dari mereka’ ucap Gemma dalam hati.
“Kenapa diam?” tanya Zevandra
“Saya tidak memilkinya Pak,” sahut Gemma sengan suara kecil.
“Karena itulah kamu akan berlatih.”
“Kita tidak perlu melakukan itu, setelah saya –“
“Saya tidak pernah melakukan pekerjaan yang setengah-setengah Gemma. Kalau kamu ingin bekerja sama denganku, maka ikuti aturan yang saya berikan,” tegas pria itu lagi.
Gemma terdiam, melihat tatapan dingin dan wajah datar pria tersebut rasanya Gemma ingin kabur dari sana, ia merasa terlalu kepedeaan menawarkan dirinya jadi wanita yang melahirkan anak untuk lelaki tampan tersebut. Tiba-tiba Gemma merasa tidak percaya diri saat menatap penampilanya yang kucel seperti orang gila.
Saat ingin bangun, ia menyadari kalau pakiannya sudah berganti, ia menatap pria itu dengan tatapn menuduh.
“Apa Bapak yang mengganti pakaianku?” Gemma menatap dengan sinis.
“Kalau saya tidak mengganti pakaian busuk itu, ruangan ini akan dipenuhi lalar ijo,” ucapnya dengan ketus.
Gemma diam, ia berpikir apa yang dikatakan dokter itu benar, karena selama di kurung di gudang tersebut Gemma hanya menganti pakaian satu minggu sekali, ia berpikir mungkin pakaiannya sudah berbau busuk.
“Baiklah, katakan saja syaratnya,” ucap Gemma dengan suara kecil nyaris tak terdengar.
“Pertama yang harus kita lakukan memperbaiki penampilanmu.”
“Baiklah.” Gemma menurut, ia bahkan tidak berani menatap mata dr. Zevandra, pria dingin seperti batu es.
*
Disisi lain.
Regi memarahi orang-orang suruhanya karena tidak berhasil menemukan Gemma.
“Kalian bagaimana sih! Mengejar wanita gendut seperti dia saja kalian tidak bisa.”
“Bagaimana bisa kabur?” tanya Regi dengan panik
“Maaf Pak saat kami datang ke gudang, wanita itus keluar saat kami lengang:
“Lalu kemana dia pergi?” Regi mulai panik.
“Dia berlari ke arah bawah ke dalam hutan.”
“Temukan dia, jangan sampai dia melapor ke polisi. Tangkap dia dengan keadaan hidup ataupun mati,” pintah Regi di ujung telepon.
Para lelaki berbadan kekar itu mencari Gemma, Regi membayar preman untuk mencarinya dan menghabisi Gemma sebelum ia dapat masalah.
“Aduh bagaimana dong sayang kalau dia melapor sama polisi,” regek Erina.
“Kita bereskan semua bukti, kalau polisi datang kita katakan kalau kita tidak mengenalnya, kita bilang saja dia orang gila yang mengaku-ngaku untuk melakukan pemerasan pada kita,” ujar Regi.
Pasangan suami istri jahat itu membereskan semua jejak Gemma di rumah itu, untuk berjaga-jaga kalau Gemma melapor ke polisi.
*
Besok harinya di Villa Zevandra.
Gemma akhirnya bisa berdiri, walau menggunakan tongkat, keinginannya untuk bisa sembuh begitu kuat, bangun pagi-pagi ia melakukan semua yang katakan dr. Zevandra, berjalan berpengan dinding.
“Aku harus kuat demi putraku,” ucap Gemma.
“Letakkan tongkatmu dan berjalanlah,” pinta Zevandra.
“Tapi … aku belum bisa,” ucap Gemma dengan suara kecil.
“Kalau kamu manja seperti itu, kapan kamu bisa jalan.”
“Manja ….? Bapak hanya bisa bicara coba kamu diposisi saya, saya yakin kesakitan pasti kesakitan,” ucap Gemma dengan wajah geram.
Zevandra si manusia dingin itu, bediri dan meninggalkan Gemma.
“Ah, meyebalkan apa semua laki-laki di muka bumi ini memang menyebalkan?” desis Gemma, ia mencoba meletakkan tongkat peyangga dan berjalan terpincang-pincang.
“Aku harus bisa cepat berjalan, aku ingin membalas kedua iblis jahat itu,” ucap Gemma berusaha sekuat tenaga.
Apakah Gemma bisa selamat dari orang suruhan Regi?
Berambung