“Pak Zevan, cepat bangun,” bisik Gemma, mengoyangkan bahu pria berotot di sampingnya. “Gemma diamlah ini baru jam lima,” sahut Zevan melirik jam di pergelangan tangannya. “Cepat pergi dari sini sebelum semua orang bangun.” “Nanti saja, aku masih ngantuk.” “Aiiis! Aku bisa gila kalau sudah seperti ini,” desis Gemma ia mengaruk kepalanya dengan putus asa sambil berjalan ke lemari, ia mengeluarkan beberapa potong pakain lengkap dengan perkakas bagian dalamnya. Saat berjalan ke kamar mandi , ia terdiam ruangan tersebut sangat berantakan pecahan kaca masih berserak di lantai noda darah dari luka tangan Zevan sudah mengering di lantai. “Apa yang harus aku lakukan?” Gemma menghebuskan napas kasar dari mullutnya, ia berjinjit dengan langkah hati-hati ke kamar mandi setelah membuang ampas dan