**
Kyungsoo melangkah keluar perpustakaan sambil membawa dua buah buku ditangan nya. Dia ingin kembali ke kelas karena bel masuk sebentar lagi akan berbunyi. Kedua bola mata bulatnya menangkap dua orang laki - laki yang di kenal nya sedang bertengkar kecil mungkin, di dekat koridor. Itu Baekhyun dan Luhan yang menurutnya memiliki pertemanan yang cukup lucu.
Kyungsoo akhirnya memutuskan untuk menghampiri kedua laki - laki itu sebelum kembali ke kelasnya. Tapi langkahnya terhenti saat melihat siluet seseorang dari atas atap gedung sekolah sambil membawa sebuah pot besar, matanya awas menangkap siapa objek yang akan-- oh s**t!
"Baekhyun!!" Kyungsoo menjatuhkan kedua bukunya dan langsung berlari mendekati kedua laki - laki itu. Baekhyun dan Luhan yang tidak menyadari adanya Kyungsoo hanya terkejut saat mendengar teriakan laki - laki mungil itu disertai dengan pecahan pot di dekat mereka.
"Apa itu tadi?" Luhan adalah orang pertama yang sadar diikuti Kyungsoo yang langsung memeriksa seluruh tubuh Baekhyun yang terlihat masih sangat shock.
"Baek kau baik-baik saja?"
"Baek?! Yak! Jawab aku!!"
Baekhyun mencengkeram kedua tangan Luhan yang ada di bahunya. Dia melirik pecahan pot yang hancur tidak jauh dari kakinya itu. Jika saja pot itu mengenainya tadi, mungkin saja saat ini dia sudah harus dilarikan kerumah sakit.
"Sial! Siapa yang melakukan ini!"
"Aku melihat seseorang diatas sana"
Luhan langsung melepaskan kedua tangannya dari bahu Baekhyun dan segera berlari memasuki gedung sekolah.
"Lu-Luhan!" Panggilan Baekhyun diabaikan laki - laki cantik itu. Kyungsoo menyentuh tangan Baekhyun yang terdapat goresan kecil, mungkin karena terkena pecahan dari pot itu.
"Kau baik-baik saja?"
Baekhyun mengalihkan pandangannya kearah Kyungsoo. Jika tidak karena laki - laki ini… Baekhyun menghela nafas pelan lalu tersenyum kecil kearah sahabatnya itu.
"Aku baik-baik saja, terimakasih"
Kyungsoo tersenyum lega dan langsung membawa Baekhyun menuju ruang kesehatan untuk mengobati lukanya. Tidak lama setelah itu mereka memutuskan untuk kembali ke kelas dan menemukan Luhan yang berlari tergesa kearah mereka.
"Sial! Aku tidak menemukan siapapun di atap sekolah"
"Tentu saja dia sudah melarikan diri"
Luhan menghela nafas kasar lalu beralih kearah Baekhyun.
“Kau harus katakan hal ini pada Chanyeol”
“Tidak perlu, ini mungkin hanya ulah orang iseng yang terganggu padaku. Ini cuma kasus bullying biasa”
“Tapi Baek..”
“Aku baik-baik saja Lu”
“Oke fine! Tapi jika ini terjadi lagi, aku akan katakan semua ini pada Chanyeol”
Baekhyun hanya mengedikkan bahunya acuh lalu melangkah memasuki kelasnya.
__
“Minseok hyung!” Luhan berlari kecil diikuti oleh Kyungsoo di belakangnya. Minseok yang di panggil membalikkan tubuhnya lalu tersenyum manis kearah laki - laki cantik itu.
“Hari ini club..”
“Maafkan aku ya Luhan, aku ada urusan mendadak hari ini. Jadi pertemuan hari ini di batalkan”
“Ughhh padahal aku ingin memperkenalkan diri”
“Tidak ada yang ingin mengenai manusia sepertimu” Sahut Baekhyun malas, laki - laki mungil itu memberikan buku milik Kyungsoo yang tertinggal di kelas.
“b***h! Mirror please”
Minseok terkekeh pulang melihat interaksi kedua junior nya itu.
“Jadi kalian ingin pulang?”
“Ya, tidak ada yang bisa dilakukan di sekolah. Tidak ada laki - laki tampan”
Baekhyun memutar bola matanya malas lalu melangkah meninggalkan teman-temannya itu menuju gerbang sekolah. Hari ini biasanya ada kegiatan club jadi Chanyeol akan terlambat menjemput. Mungkin dia akan menggunakan bus saja untuk pulang.
“Baekhyun tunggu!”
Kyungsoo dan yang lain mengikuti langkah Baekhyun yang sudah melangkah keluar gerbang sekolah sambil memainkan ponsel nya.
“Baekhyun perhatikan jalanmu!”
“BAEK AWASS!!”
Baekhyun terkejut saat tiba-tiba tubuhnya di tarik ke belakang dengan keras. Nafas nya terengah sambil menatap sepeda motor yang hampir menabrak dirinya.
“YAK! Kau mau mati?!!!” Teriak Luhan kesal, sedangkan Kyungsoo masih terdiam dalam keterkejutannya.
Baekhyun menatap tangan Minseok yang masih memegangi lengannya erat.
“Kau baik-baik saja?”
Baekhyun mengangguk kaku sambil menetralkan detak jantungnya.
“Aku akan menghubungi Chanyeol!” Luhan mengeluarkan ponsel nya dan segera menghubungi laki - laki tinggi itu. Apa yang sebenarnya terjadi hari ini, dua kali Baekhyun hampir saja akan mendapat celaka.
“Minseok hyung, terima kasih. Jika tidak, si bodoh ini pasti sudah mati”
Minseok terkekeh kecil lalu menepuk bahu Baekhyun pelan.
“Lain kali kau harus lebih berhati-hati”
Baekhyun tersenyum tipis sambil mengucapkan terima kasih. Tidak lama mobil Chanyeol tiba dan Baekhyun serta Luhan segera memasuki mobil itu. Kyungsoo menolak karena dia akan pergi ke restaurant orang tuanya yang terletak tidak jauh dari sekolah sedangkan Minseok lebih memilih untuk menaiki bus.
“Tuan muda?” Chanyeol melirik Baekhyun yang hanya diam duduk di kursi belakang bersama Luhan.
“Kau tau? Tuan muda manjamu ini akan mati dua kali hari ini”
“Apa yang sebenarnya terjadi?”
“Tidak ada”
“Baek…”
Baekhyun menatap Luhan dan menggelengkan kepalanya pelan. Chanyeol melihat itu dari kaca mobil tapi dia hanya menutup mulutnya. Sepertinya tuan mudanya itu tidak ingin memperpanjang masalah ini.
**
Kyungsoo menghela nafas pelan setelah tiba di restaurant orang tuanya. Dia benar-benar penasaran siapa yang ingin melukai sahabatnya itu bahkan dua kali.
“Oh Kyungsoo, kau sudah pulang”
“Ya bu. Aku akan mengganti bajunya setelah itu membantu melayani pelanggan”
Ibu Kyungsoo tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Kyungsoo memasuki ruang ganti dan segera mengganti seragam nya.
Cling!
Suara pintu dibuka mengalihkan perhatian Kyungsoo yang baru saja ingin melayani pelanggan.
“Laki - laki itu kemari lagi” Gumam laki - laki mungil sambil menatap seorang laki - laki dengan hoodie merah gelapnya sedang mencari tempat kosong untuk ditempati.
Kyungsoo selalu memperhatikannya, dia datang seorang diri dan duduk di tempat yang sama. Memesan ayam spesial dan ayam madu serta dua Cola.
“Permisi”
Kyungsoo tersadar dari lamunan nya dan segera melangkah menuju laki - laki berhoodie itu.
“Aku ingin pesan…”
“Ayam spesial dan ayam madu serta dua Cola”
“Huh? Kau bisa membaca pikiran?”
“Ah maaf, aku tidak bisa. hanya saja anda selalu memesan itu jika datang kemari”
“Woah kau memperhatikanku?”
Kyungsoo meneguk salivanya kasar, tiba-tiba dirinya menjadi gugup dan langsung melarikan tatapan nya dari laki - laki itu.
“Siapa namamu?”
“Do..Do Kyungsoo”
“Perkenalkan Kim Jongin. Dan tempat ini akan menjadi tempat favoritku”
Seketika wajah Kyungsoo memerah setelah mendapatkan senyuman dari laki - laki itu. Dia segera berbalik dan berlari menuju dapur, sedangkan Jongin hanya mengernyitkan dahinya bingung melihat tingkah laki - laki mungil itu.
**
“Tempat ini tidak terlalu ramai”
“Ini baru jam 9 malam”
Baekhyun menarik hoodie abu-abu miliknya untuk menutupi kepalanya. Luhan yang berdiri di sebelah nya hanya tersenyum lebar sambil menatap berbinar sekelilingnya. Kedua laki - laki mungil itu sedang berada di salah satu bar mewah yang ada di distrik gangnam tanpa sepengetahuan Chanyeol. Mereka berdua berada disana atas rengekan Luhan yang merasa sangat bosan hanya berdiam diri di mansion keluarga Byun. Saat itu Chanyeol masih memiliki pekerjaan di luar rumah bersama Sehun dan Krystal sedangkan Jongin masih melakukan rutinitas nya menguntit Kyungsoo.
“Ayo kita memesan sesuatu” Luhan langsung menarik tangan Baekhyun untuk mendekati meja bar dan duduk disana.
“Pesanan anda tuan?”
“Umm.. s*x on the beach, please”
Baekhyun menolehkan kepalanya kearah Luhan yang tengah tersenyum lebar. Bartender itu beralih kearah Baekhyun untuk menanyakan pesanan nya.
“No, thanks”
Bartender itu berlalu untuk meracik minuman Luhan. Laki - laki cantik itu berdecih malas sambil menatap remeh sahabatnya itu.
“Loser!”
“Kita ada disini karena rengekan menyebalkan mulutmu itu. Jika Chanyeol mengetahui jika aku minum, kau akan mati”
“Oh come on, he’s not here!”
“No”
“Its time for party darling~”
Baekhyun menatap malas Luhan yang mulai meneguk minuman yang dipesannya tadi. Laki - laki mungil itu menatap sekelilingnya, ini bukan pertama kalinya dia pergi ketempat ini. Dia sempat beberapa kali ke tempat itu, tentu saja bersama dengan Chanyeol. Tapi kali ini dia pergi hanya bersama Luhan. Mungkin Chanyeol akan memarahi nya nanti.
Waktu berlalu dengan cepat, tempat itu mulai semakin ramai. Luhan mulai menikmati gelas keduanya dan Baekhyun dengan terpaksa memesan beer dengan tingkat alkohol terendah atas paksaan Luhan. Kedua matanya menatap awas sekelilingnya, sejauh ini hanyalah beberapa orang laki - laki atau perempuan yang larut dalam alunan musik dan beberapa orang yang mulai make out di pojok ruangan. Hanya saja beberapa kali Baekhyun merasa jika seorang laki - laki yang duduk di pojok ruangan dengan segelas minuman itu terus menatap kearah nya. Baekhyun tidak bisa melihat wajah laki - laki itu karena dia menggunakan topi untuk menutupi wajahnya.
Luhan meletakkan gelas nya lalu menarik tangan Baekhyun.
“Let’s dance”
“No! I’m stay here or we leave!”
“Oh ayolah Baek, kau terlalu kaku. Let’s have fun baby”
Baekhyun melirik dance floor yang penuh dengan manusia yang menggerakkan tubuh mereka mengikuti iringan musik dari sang DJ.
“Lu..”
Belum selesai Baekhyun berbicara, mereka didatangi oleh tiga orang laki - laki tinggi.
“Halo manis, kalian sendiri?”
“Dude, kau tidak melihat jika kami berdua”
“Oh lucu sekali, maksudku kalian hanya berdua dan tidak ada sang dominan bukan? Ingin kami temani?”
“Pergilah. Kami tidak tertarik”
“Ayolah, kalian tidak akan menyesal. Kami memuaskan, wanna try?”
“No! Tidak tertarik. Ayo Baek, kita pergi”
“Hold on!” Salah satu dari laki - laki tinggi itu menarik turun hoodie Baekhyun membuat wajah laki - laki mungil yang sejak tadi tertutup itu terlihat.
“Woah lihatlah siapa disini. Tuan muda Byun?” Laki - laki itu menarik dagu Baekhyun menatap kearahnya. Baekhyun mengenal siapa laki - laki dihadapannya ini, Choi Taejoon salah satu rival ayahnya. Dia langsung menepis kasar tangan laki - laki tinggi itu dan menatapnya datar.
“Menyingkir!”
“Menarik. Dimana Park Chanyeol sialan itu?”
Luhan memeluk erat lengan Baekhyun yang ada disebelah nya.
“Ayo pergi” Bisik Luhan, Baekhyun menganggukkan kepalanya pelan lalu melangkah meninggalkan ketiga laki - laki itu tapi langkah mereka berhenti saat salah satu dari mereka menarik kuat rambut Baekhyun.
“Hey manis, kami belum selesai. Jangan membuat kami berbuat kasar sayang”
Luhan menatap Baekhyun dan laki - laki itu bergantian. Dia ingin menghubungi Chanyeol tapi kedua tangannya di tahan oleh laki - laki lainnya.
“Kalian sungguh bodoh. Bukankah Black Frost sedang mengincarmu?”
Tarikan di rambut Baekhyun semakin kuat membuat laki - laki mungil itu semakin menengadahkan kepalanya.
“Kau benar-benar cantik untuk seorang laki - laki. Bagaimana jika aku menikmatimu dulu sebelum dibunuh mereka?” Baekhyun memalingkan wajah saat laki - laki itu mendekatkan wajahnya.
“Jangan menyentuhku b******k”
Taejoon tersenyum miring lalu mencengkram kuat pipi laki - laki mungil itu.
“Wajahmu sangat manis tapi tidak dengan mulutmu. Sepertinya mulutmu harus di beri hukuman sedikit”
Taejoon kembali mendekatkan wajahnya, Baekhyun tidak bisa menghindar karena wajahnya masih di cengkram erat laki - laki itu. Baekhyun meronta kuat sambil mendorong tubuh laki - laki yang lebih tinggi darinya itu.
“Chanyeol!!”
Teriakan Luhan membuat pergerakan laki - laki itu terhenti, dia menolehkan wajahnya dan menemukan wajah yang tidak lagi asing baginya.
“Sepertinya kalian bersenang-senang”
“Halo Chanyeol. Bagaimana kabarmu?”
Chanyeol tersenyum miring lalu melangkah mendekati Taejoon. Dia menarik tubuh Baekhyun mendekat kearah nya.
“Kurasa kau tau apa peraturan disini”
“Hei kami hanya bersenang-senang. Bukankah begitu tuan muda Byun?”
Baekhyun berdecih malas sambil memegangi wajahnya yang terasa sedikit nyeri.
“Chanyeol” Laki - laki tinggi itu menolehkan kepalanya kearah Baekhyun “Selesaikan”
Chanyeol menundukkan kepalanya lalu tanpa aba-aba langsung memukul keras wajah Taejoon.
“Apa yang kau lakukan?!!!”
Chanyeol tidak menjawab, laki - laki tinggi itu kembali memukul laki - laki lainnya. Luhan langsung mendekat kearah Baekhyun saat Sehun juga bergabung bersama Chanyeol. Kedua laki - laki mungil itu melangkah keluar dan bertemu dengan Jongin yang sepertinya baru tiba di tempat itu. Laki - laki tan itu menarik tuan mudanya itu menghindar dari serangan seorang laki - laki yang berdiri di belakang keduanya.
“Tuan muda cepat pergi”
Baekhyun menarik Luhan menjauh sedangkan Jongin harus melawan tiga orang laki - laki disana.
“Sial! Ini semua hasil dari rengekan menjijikkanmu”
“Sowrry, aku kan tidak tau jika ini yang akan terjadi”
Baekhyun menghela nafas pelan lalu menjerit tertahan saat tangannya di tarik oleh seseorang.
“Chanyeol!”
“Kita harus pergi dari tempat ini. Jongin, berikan kunci motormu” Jongin langsung melempar kunci motornya kearah Chanyeol.
“Kita berpisah, Luhan kau bersama Sehun dan Jongin” Chanyeol meraih tangan Baekhyun dan menariknya mendekati motor Jongin. Laki - laki tinggi itu segera menaiki motor itu diikuti oleh Baekhyun.
“Kenapa kau tidak menghabisi mereka!”
“Terlalu beresiko. Kau bisa terluka”
Baekhyun ingin mengeluarkan protes nya sebelum Chanyeol melajukan motor itu dengan kecepatan tinggi. Laki - laki mungil itu memeluk erat tubuh laki - laki di depannya. Chanyeol melirik kaca spion dan berdecih kesal saat melihat beberapa buah mobil terlihat mengikuti mereka.
“Mereka tidak menyerah” Baekhyun menolehkan kepalanya dan melihat seringai kejam laki - laki yang hampir menciumnya tadi.
“Sial Chanyeol! Percepat benda ini!” Baekhyun memekik tertahan sambil menyembunyikan wajahnya di punggung laki - laki tinggi itu. Chanyeol semakin menarik gas motor sport itu. Dengan cepat melewati mobil yang berada di depannya.
DUAARR
Baekhyun langsung menolehkan kepalanya kebelakang saat mendengar sebuah ledakan. Mobil yang tadi mengejarnya berguling diatas aspal dengan api yang menyelimuti badan mobil itu. Dia bisa melihat Taejoon yang menatapnya tajam.
“Chanyeol, apa yang terjadi?”
Laki - laki tinggi itu tidak menjawab, dia tetap membawa motor itu dengan kecepatan tinggi membawa tuan mudanya pergi dari tempat itu.
__
Chanyeol menghentikan laju motornya saat tiba di Yanghwa Hangang Park, taman yang berada di tepian sungai Han.
“Kenapa kita disini?”
“Menurutmu?”
Chanyeol melangkah mendekat kearah tepian sungai yang dibatasi oleh pagar, Baekhyun menggembungkan pipinya kesal tapi tetap mengikuti langkah laki - laki yang lebih tinggi.
“Bersenang-senang?”
Baekhyun berdecih malas tau kemana arah pembicaraan laki - laki tinggi itu.
“Ini semua ulah Luhan. Dia yang memaksaku”
“Jangan membuat alasan”
“Memang seperti itu” Baekhyun mempoutkan bibirnya kesal, dia melipat kedua tangannya di atas pagar sambil menatap riak tenang air sungai dibawah sana.
“Kau pergi, tanpa memberitahuku dan apa yang aku temukan? Jika aku tidak datang tepat waktu kau mungkin sudah berada diatas ranjang bersama laki - laki itu”
Laki - laki mungil itu menolehkan wajahnya kearah Chanyeol. Dia memang selalu kesal saat melihat Chanyeol yang hanya sedikit bicara tapi Chanyeol dengan mode cerewet jauh lebih menyebalkan.
“Oke ini salahku. So what? Kau ingin menghukumku?”
Deg!
Baekhyun melebarkan kedua matanya saat Chanyeol dengan tiba-tiba mendekatkan wajah kearahnya. Laki - laki tinggi itu tersenyum miring sambil menyentuh pipi laki - laki yang lebih mungil.
“Not today”
Chanyeol menjauhkan wajahnya dengan smirk kecil di wajahnya. Baekhyun mendengus kesal lalu berbalik untuk kembali menikmati gemerlap lampu disisi lainnya sungai Han.
“Udara semakin dingin? Kau tidak ingin pulang?”
“Not now. Aku masih ingin disini, terasa begitu tenang. Seakan semua bebanku hilang”
Chanyeol melirik tuan mudanya itu, dia melepaskan jaket hitam yang tadi dikenakannya lalu memasangnya di bahu yang lebih mungil. Baekhyun tersenyum kecil lalu mendekat kearah Chanyeol, dia menyandarkan tubuhnya pada laki - laki yang lebih tinggi lalu memejamkan kedua matanya erat.
“Ahh.. andai waktu berhenti”
**
Disebuah ruangan gelap, seorang laki - laki duduk diatas kursi nya sambil menatap dua orang laki - laki yang berdiri di hadapannya. Tangan kanannya memainkan sebuah pistol dengan tangan lainnya memegang segelas wine. Sesekali bibirnya menyentuh pinggiran gelas untuk menyesap nikmat wine itu.
Dor!
Beberapa laki - laki yang ada di ruangan itu hanya bisa diam sambil menatap pemimpin mereka.
“Tu..Tuan kenapa anda membunuhnya?”
“Maka dari itu selesaikan pekerjaanmu dengan benar!” Laki - laki itu langsung menundukkan kepalanya.
“Aku meminta kalian untuk menghancurkan Byun sialan itu! Tapi kalian gagal? Dua kali? Apa kau bodoh?”
“Maafkan kami”
“Berikan kami kesempatkan lagi”
Laki - laki yang masih duduk di kursi nya itu menghela nafas kesal. Dia mengambil ponsel nya yang berdering. Laki - laki itu berdiri dari kursi nya sambil mengangkat panggilan itu.
“Boss”
‘Aku tidak tau apa yang sebenarnya kalian lakukan’
“Maafkan kami boss”
‘Kau tau, aku tidak menerima kesalahan apapun!!”
Laki - laki itu di seberang sana menghela nafas panjang.
‘Untuk pertama hanya lukai Byun itu, buat dia merasa dihantui. Singkirkan siapapun yang mengganggu! Setelahnya, kita akan menghancurkan nya hingga dia bahkan berpikir tidak ada pilihan lain selain kematian dan itu dari kedua tanganku’
‘Dengan perlahan, aku akan membuatnya jatuh. Setelah itu mengemis untuk mati dibawah kakiku hahahahahahaha….’