Happy Reading ***** Meski perasaan sedih Bitna masih menyelimuti, nyatanya ia memilih berusaha untuk melawan, dan berniat bergerak kembali. Ia juga masih dapat berfikir waras untuk tak membuang-buang waktunya hanya untuk menangis lebih lama lagi. Mungkin benar Bitna sedih dan menyesal, tapi bukankah ia akan tambah menyesal jika ia malah terlambat melakukan pergerakan. Setelah mengusap air matanya hingga benar-benar kering, Bitna pun bangkit berdiri dari ranjang diikuti Raden. Sebelumnya ia sudah menyelimuti tubuh Bayu menggunakan selimut _dari kaki hingga kepala_. Bitna berjalan menuju sebuah lemari kayu yang berada di pojok ruangan tanpa ragu. Sebenarnya itu lemari baju mamanya, tapi dulu ia pernah melihat jika ada sebuah brangkas di dalamnya, tepatnya saat tak sengaja lemari itu dit