Apa yang di rencanakan?

1059 Words
"Kamu mau kemana?" tanya Felix tak sengaja bertemu dnegan Bella yang baru saja keluar dari kamarnya. "Mau keluar sebentar!" jawab Bella. "Kemana?" tanya Felix. Dia mengerutkan keningnya sangat dalam. Hingga garis halus terlihat di keningnya. kedua mata Felix menatap dari ujung kaki sampai kepalanya. Dia memakai baju yang terlihat sangat rapi. Sedikit terbuka. Membaut Felix memincingkan salah satu matanya bingung. "Tumben kamu pakai baju seperti ini?" tanya Felix. Kedua mata itu tidak berhenti menelusuri setiap lekuk tubuh Bella. Bella yang tidak suka dengan tatapan mata Felix. Dia membalikkan badannya. Berdiri membelakangi Felix. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Bella. Dia menakutkan kedua alisnya. "Kenapa kamu menatapku seperti itu. Jangan-jangan kamu berpikir kotor tentang aku?" geram Bella. Menghembuskan napas kesalnya. "Siapa yang mau berpikir kotor. Tidak ada yang berpikiran seperti itu. Aku hanya ingin melihat sampai mana kamu pergi. Kamu tidak kenal daerah ini. Memangnya kamu mau pergi dengan siapa?" tanya Felix smekaian bingung. Dia merasa ada yang aneh dengan Bella. Tadi dia pulang kesiangan. Dan, sekarang dia pergi menjelang malam. Seakan ada yang di sembunyikan oleh Bella. Felix merasa sangat curiga dengannya. Terlintas dalam benaknya untuk mengikuti kemana dia pergi. Tapi, Bella bukan anak kecil. Dia pasti tahu jika dirinya mengikuti kemana dia pergi. "Kenapa kamu diam? Jangan berpikir jorok tentangku!" geram Bella. Felix memincingkan matanya. "Apa yang kamu katakan? Siapa juga yang berpikir jorok tentang kamu." ucap Felix. "Sudah, aku tidak punya waktu untuk berdebar denganmu. Aku sudah di tunggu seseorang. Lebih baik kamu dan Yuan segera tidur. Atau, selesaikan tugas kalian. Aku ijin pergi dulu sebentar!" Bella segera melangkahkan kakinya. Seketika langkahnya terhenti saat dia teringat sesuatu yang belum dia katakan pada Felix. "Ingat, jangan mengikutiku. Jika kaku ketahuan mengikutiku. Aku akan marah padanya selamanya." tegas Bella. Kedua matanya melebar seketika. Melotot penuh dengan amarah. Felix menghela napasnya. "Iya, iya, aku tidak akan menyakitimu." ucap Felix. Tapi berbeda dengan pikirannya. Dia tidak bisa jika meninggalkan Bella sendiri malam-lama. Apalagi dia wanita. Meskipun dia punya bekal bela diri. Tapi, Felix masih tidak bisa menghilangkan rasa pedulinya terhadap para temannya. "Baiklah, aku berangkat!" ucap Bella. Dia segera berjalan keluar dengan langkah cepat. Kedua tangan sibuk menutup kembali tas miliknya. Bella berjalan terburu-buru menuju ke taksi yang udah dia pesan. "Anda mau kemana non?: tanya sang sopir. "Club malam, dekat taman kota. Aku akan kesana. Setelah itu bukan aku dimana arah pulang." mata Claireg. Baiklah," sang sopir sudh perlahan menjalankan mobil taksinya. Saat bella sudah duduk dan perlahan memakai sabuk pengamannya. Felix mengikuti Bella sampai ke luar pintu. Dia hanya diam sembari mengepalkan tangannya, mengangkat lalu melemparinya menahan rasa kesal yang menggebu pada dirinya. "Sebenarnya kenapa dia pergi?" Gumam Felix. Dia masih penasaran kemanan Bella pergi. Sementara Yuan dia sama sekali tidak peduli dengan itu. Dia membiarkan Bella pergi kemana saja. Setelah Bella terlihat sudah pergi dari rumah. Felix diam-diam mengikuti Bella. Dia sengaja menyewa orang untuk mengikutinya. Dia sengaja menghubungi orang memberikan informasi tentangnya. Dan, dimana Bella pergi. Felix hanya diam di rumah. Dia tidak mau mengingkari janjinya. Dia tidak akan mengikuti Bella secara langsung. Tapi, dirinya tidak bisa menceritakan Bella keluar sendiri tengah malam. "Felix, aku tadi tau Bella keluar aku kira dia bersama denganmu." ucap Yuan. Sembari membawa satu gelas minuman di tangannya. Felix hanya diam, dia duduk di sofa. Menatap ke arah Yuan. "Aku tidak tahu dia pergi dengan siapa. Tapi, aku curiga dengannya. Dia menyembunyikan sesuatu." "Apa dia punya pacar disini?" tanya Yuan. Seketika kedua alias Felix berkerut. Saling menyatu. "Pacar?" tanya Felix. Dia duduk tegap. Kedua mata itu tidak berhenti melotot seakan kedua bola mata itu. Hampir saja keluar dari kerangka. "Memangnya dia punya pacar? Apa dia sering keluar saat kamu dan dia disini beberapa hari?" tanya Felix. Raut wajahnya berubah seketika. Gimana tidak dia mendengar seorang yang sangat dekat dengannya. Tidak mudah jatuh cinta tiba-tiba dia punya pacar diam-diam. Dan itu sangat mengejutkan bagi Felix. Apalagi dia mengira jika Bella suka dengan Felix. "Aku juga tidak tahu, selama denganku. Dia memang seiring keluar. Tapi tidak penrha malam. Dan, baru kali ini dia keluar malam. Maka dari itu aku heran. Aku kira juga kekuar denganmu. Apalagi kamu yang dekat dengannya." Yuan duduk di samping Felix. Dia memberikan satu botol minuman dingin padanya. Felix membuka botol minuman itu. Meneguknya secara perlahan. Setelah selesai dia meletakkan di atas meja. "Aku ingin melihatnya secara langsung dia punya pacar atau tidak." kata Felix. "Memang kamu mau mengikutinya. Kenapa kamu tidak memasang kamera saja. Atau melar dari ponselnya?" tanya Yuan. Entah kenapa Felix baru kepikiran akan hal itu. Saat dia sudah menyewa orang untuk menyelidiki Bella. Felix menepuk paha Yuan. " Iya, kenapa aku baru kepikiran sekadang?" tanya Felix. Yuan memincingkan matanya. Dia melihat bagaimana Felix terlihat begitu khawatir dengan Bella. Yuan menarik sudut bibirnya. Dia mengedipkan kedua matanya perlahan. Merasa aneh dengan sikap Felix. "Kamu kenapa? Kamu khawatir dia punya pacar baru? Apa kamu khawatir dengan Bella?" tanya Yuan. Dengan senyum tipis menggoda Felix. Felix terdiam seketika. Raut wajahnya berubah dalam sekejap. "Iya, kenapa kamu bilang seperti itu. Apa kamu sangat khawatir dengannya?" tanya Yuan. "Em.. Tapi, kalau kamu suka dengannya. Atau, khawatir dengannya tidak masalah. maka aku akan bantu kamu. Melacak keberadaannya." Felix menghela napasnya. "Aku sudah menyewa orang untuk mengikuti dia. Aku juga sudah menyewa orang itu untuk menjaga Bella." "Segitu khawatirnya kamu dengannya?" tanya Yuan. Dia mendekatkan wajahnya. Menatap wajah Felix, yang terlihat gundah. Dia tahu perasaannya. Yuan tidka berhentinya dia tersneyum. Dia tahu jika Felix sebanrnya sangat peduli dengan Bella. meskipunsaat bertemu selaku bertengkar. Tidak ada kata akur. Tapi dia begitu peduli lebih peduli dari yang lainya. "Jangan pikir aku suka dengannya." ucap Felix. Menoleh ke arah Yuan. Kedua mata mereka bertemu. Dengan tatapan mata datar. "Aku tidak suka dengannya. Aku hanya sebatas peduli padanya. Aku tidak ada maksud untuk mencintainya." ucap Felix. Seakan dia tahu apa yang ada di pikiran Yuan. Membaut yuan terbungkam seketika. Dia mengedipkan kedua matanya berkali-kali. "Gimana bisa?" Felix melirik beberapa detik ke arah Yuan. "Gimana bisa, apa maksudmu?" "Gimana bisa yang tahu pikiranku?" tanya Yuan. "Sudah bisa di tebak dari kedua matakmu." Felix tiba-tiba diam. Dia terpikirkan bagaimana keadaan Bella. Hampir setengah jam dia menunggu kabar dari orang suruhannya. Otaknya juga di penuhi dengan pikiran buruk tetang. "Apa sebenarnya rencana Bella? Pergi dengan siapa dia? Tidka mungkin bella dengan mudah pergi dengan laki-laki? Apalagi mudah jatuh cinta dengan laki-laki itu pasti bukan bella. Atau, dia punya rencana khusus? Entahlah.."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD