Kamu Tidur Dengan Laki-Laki Itu

1150 Words
Hari menjelang pagi. Cuaca diluar sangat cerah. Banyak sekali orang yang lalu lalang berjalan untuk berangkat kerja atau melakukan aktivitas apapun. Sementara Bella masih terbaring di ranjang berdua dengan Deon. Bella membuka kedua matanya perlahan. Dia mengerutkan keningnya dalam-dalam. Kepalanya terasa sangat pusing. Kedua mata itu masih terasa sangat lengket untuk terbuka. Bella menarik napasnya dalam-dalam. Dia memicingkan salah satu matanya yang berhasil terbuka. Melirik sekitarnya. Kedua matanya seketika terbuka sempurna saat dia melihat seorang laki-laki yang tidur di sampingnya. Bella mengerjapkan kedua matanya. Dua segera beranjak duduk dengan kedua tangan menarik selimut tebal untuk menutupi dirinya. Bella mengedipkan kedua matanya berkali-kali. Wajahnya terlihat begitu panik saat melihat sosok Deon yang ada di depannya. "Gimana bisa?" ucap Bella. Nafasnya terasa sangat sesak. Dia membuka selimutnya. Mengintip tubuhnya. "Sial!" umpat Bella. "Aku tidur dengannya lagi?" kesal Bella. Dia segera beranjak dari ranjangnya. Sembari membalut tubuhnya dengan selimut. Bella tidak mau terlalu lama berada di sana. "Aku di hotel?" ucap Bella. Dia berdiri terdiam sejenak melihat sekelilingnya. Dia memastikan benar di hotel atau tidak. "Astaga, aku benar-benar sudah gila." Bella mengerutkan wajahnya. Menahan rasa sakit di kepalanya yang masih terasa menjalar di sekujur tubuhnya. "Aku tidak tahu apa yang aku lakukan kemarin," ucap Bella. Kedua sudut matanya menyipit. Dia menatap ke bawah. Melihat semua pakaiannya masih tergeletak di lantai. "Gimana, jika aku pergi saja." Bella segera menundukkan badannya. Mengambil semua bajunya di lantai. Dia menekankan langkahnya berjalan dengan sangat hati-hati menuju ke kamar mandi. Tak lupa sesekali Bella melirik ke belakang. Dia melihat sosok laki-laki yang ada di belakang masih tertidur pulas. Bella menarik napasnya dalam-dalam. Laku membuka pintu kamar mandi. Dan, segera masuk di sana. Kedua mata Bella menatap ke kaca besar di depannya. "Ada apa denganku? Kenapa aku bisa tidur dengan mantan?" ucap Bella. Kesal pada dirinya sendiri. Bella berjalan pelan menuju ke wastafel. Kedua tangannya mencengkeram erat pinggiran wastafel. Kedua matanya tertutup rapat. Dia mencoba mengingat kejadian kemarin. Bella sangat ingat gimana saat dia berada di kamar itu. Dia menggoda Deon. Dia bahkan memberikan kecupan pada Deon. Bella ingat saat Deon menolongnya dari club. Bella perlahan membuka matanya. "Tidak, ini tidak boleh terjadi. Aku harus segera pergi dari sini." tegas Bella. Membuka matanya. Dia mengangkat kepalanya menatap tegak ke depan. Dia menatap bayangan dirinya sendiri. Setelah hampir 10 menit di dalam kamar mandi. Bella segera keluar dengan baju lengkap di tubuhnya. Bella segera bergegas keluar dari kamar itu. Bella menggerakkan kepalanya pelan. Dia melihat ke arah Deon. Dalam satu tarikan napasnya Bella segera melangkahkan kakinya untuk pergi. Dia berjalan mengendap-endap dengan mata was-was mengamati Deon. ** Sementara di rumah Yuan dan Felix masih duduk membicarakan sepak kasus yang kemarin. Dia merasa ada yang aneh. Dia ingin melihat semuanya. Dia ingin masuk ke dalam anggota gelap lagi. Tapi, itu tidak mudah. Sekarang mereka berpencar tanpa menggunakan topeng dalam identitas. Bahkan mereka sudah menyebar dimana-mana. "Jeki, iya aku masih belum tahu dimana dia? Aku dan dia katanya orang baru. Tapi, kemarin Mark meninggalkan Jeki sendiri. Tapi aku tidak yakin jika Jeki pergi sendiri. Aku yakin Jeki di sekap. Dan, menjadi tawanan mereka." ucap Felix, yang memulai pembicaraan duluan. "Bukanya kamu bilang sudah memasang cctv di sana." "Iya, dan bodohnya. Semuanya ketahuan. Sekarang, aku hanya mengandalkan. Melacak dia dari jauh. Aku punya nomor ponselnya!" ucap Felix. Dia mengangkat kepalanya. Menatap ke arah Yuan. "Shinta Dan Dellon. Kapan mereka kesini? Apa mereka sudah menyelesaikan tugasnya. "Tidak!" jawab Yuan tegas. "Kenapa bisa tidak?" tanya Felix. "Benar apa yang kamu katakan, jika kasus ini semuanya berhubungan. Dan, aku pernah ke pulau yang aneh. Dan, ini juga ada kaitannya dengan perkumpulan orang-orang berpakaian hitam itu." lanjut Felix. "Semua kasus terhubung dengan satu orang. Tapi, siapa sebanrnya mereka semua. Apa maksud mereka untuk membunuh?" tanya Yuan. "Entah! Sekarang ini yang kita cari." "Dan, tapi gimana soal Bella," tanya Yuan. Dia masih teringat tentang Bella yang keluar dari kemarin belum juga pulang. Felix tersenyum tipis. " Aku yakin sebentar lagi dia juga akan pulang!" ucap Felix begitu yakin. "Sekarang, kita segera bersiap pergi. Kita selesaikan kasus kekerasan. Dan, aku juga belum ke lokasi. Siapa sebenarnya yang terlibat dalam kasus itu?" ucap Felix. "Baiklah," jawab Yuan. Saat mereka semua segera beranjak berdiri. Dan, bersiap untuk pergi. Tak lama Bella sudah pulang tempat mereka menginap. Yuan dan Felix yang best saja berkumpul di ruang tamu. Mereka saling memandang satu sama lain. Sementara tatapan mata Felix pada Bella begitu tajam. "Kalian mau kemana," tanya Bella. "Sudah puas tidurnya?" tanya Felix. "Sudah! Maaf, aku baru pulang. Kemarin aku mabuk berat!" ucal Bella. Dia mencoba memberikan alasan pada Yuan dan Felix. "Tapi, bukannya kamu pergi dengan seorang laki-laki? Dia kan, baik?" ucap Felix menarik salah satu alisnya ke atas. "Bukan! Temanku wanita?" "Oo, sekarang dia sudah berubah jadi wanita?" tanya Felix. Bella terdiam seketika. Dia terlihat kebingungan harus menjawab bagaimana lagi. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan. Dia bingung harus mengatakan pada pada dua temannya. "Aku ikut kalian, tapi tunggu aku. Aku mau ganti baju!" "Memangnya kemarin kamu menumpahkan minuman ke bajuku. Sampai bajumu bau minuman?" tanya Felix dia tak hentinya memberikan pertanyaan yang menyudutkan Bella. "Felix, aku tunggu kamu di mobil!" ucap Yuan. Dia segera pergi dari sana. Situasi di sana tidka menyakinkan lagi. Dia segera pergi dan masuk ke dalam mobil lebih dulu. Felix hanya menoleh menatap Yuan yang sudah pergi sebelum dia menjawab. Felix kembali menatap ke arah Bella. "Aku ganti baju dulu!" Bella segera beranjak dari sana. Namun, langkahnya terhenti saat Felix mencengkeram erat pergelangan tangan Bella. "Kamu mau kemana?" tanya Felix. Dia membalikkan badannya. Mendorong tubuh Bella hingga terjatuh di sofa. "Gimana rasanya menikmati tubuhmu?" tanya Felix. Tatapan matanya terlihat serius. Tidak seperti Felix yang sering bercanda padanya. Felix menundukkan badannya. Dia beranjak duduk di sofa. "Aku tanya padamu, kamu suka denganku? Atau, kamu menyukai laki-laki lain." Bella memicingkan matanya bingung. "Apa yang kamu katakan?" tanya Bella. "Jawab!" tegas Felix. "Tidak!" "Tidak apa? Jika kamu suka denganku. Sekarang kamu ambil bajuku. Dan, ganti baju di depanku." ucap Felix, dia menarik sudut bibirnya sinis. "Apa yang kamu katakan?" Bella melayangkan sebuah tamparan keras di pipi Felix. "Memangnya kamu pikir aku wanita apa?" "Murahan!" umpat Felix sangat keras. Kamu Tidur dengan laki-laki lain Sampai jam segini baru pulang. Apa dia sudah memuaskanmu?" Felix mendekatkan wajahnya. Tatapan tajam itu sangat dekat dengan kedua matanya. Napas Bella semakin berantakan. Dia bangkit dari duduknya. Tanpa menjawab ucapan Felix. Dia segera pergi masuk ke dalam kamar mandi. "Ikutlah, jika kamu mau tahu aku mencintai siapa," ucap Bella. Sebelum dia masuk ke dalam kamarnya. "Tidak, aku tidak suka dengan bekas laki-laki lain. Makasih!" Felix bangkit dari duduknya. Tanpa menatap ke arah Bella. "Jika kamu mau pergi denganku dan Yuan. Segera mandi dan ganti baju. Aku tunggu kamu di mobil." ucap Felix. Dia segera melangkahkan kakinya pergi. Bella membalikkan badannya. Melihat Felix yang sudah pergi menjauh. Apa Felix tahu semuanya? Bagaimana dia bisa tahu? Apa dia sekarang jijik denganku? Dia tidak mau mencintaiku lagi?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD