Beri aku kecupan

1113 Words
Kemarin? Kenapa mereka membawaku kesini? Mereka mau mencari seseorang Atau mau menyelidiki apa yang aku lakukan disini," Bella tertegun seketika. Rahangnya mulai memegang dia berusaha menelan salivanya. Bella memutar matanya. Kedua pupil matanya berkeliling melihat setiap sudut ruangan. Dia ingin melihat wanita yang kemarin bersama dengan pasangannya. Bahkan dia yang snagat dekat dengan Deon. Dia takut jika wanita itu akan berbicara lagi padanya. Tubuh Bella seketika mulai kaku. Dia tidak tahu harus bagaimana. Dia tidak tahu harus berbuat apa lagi. Dirinya bingung harus gimana. Dirinya tidak tau harus berkata apalagi jika ternyata Deon ada di sana juga nantinya. "Kenapa kamu diam?" tanya Yuan menepuk pundaknya. Bella menghela napasnya. "Iya, maaf!" ucap Bella. "Kenapa minta maaf?" Felix menoleh menatap ke arah Bella. Menyipitkan matanya. Dengan tatapan mata bingung melihatnya. "Jangan panik, aku kesini bukan untuk mencari tau tentang kamu. Jadi jangan terlalu percaya diri dengan diri kamu. Aku hanya ingin tahu tentang seseorang." kata Felix. Bella mencoba menghela napasnya. Dia sedikit lega dengan apa yang Felix katakan. Bella melepaskan tangan Yuan yang masih di pundaknya. Dia segera melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Yuan. Berjalan mendekati Felix yang lumayan beberapa langkah di depannya. "Siapa yang kamu cari?" tanya Bella. Dia memberanikan dirinya ubtuk bertanya pada Felix. Meski sedikit gugup dan malu dengan apa yang sudah dia lakukan. Dan, Felix tahu semuanya. "Terang penganiayaan dan pembunuhan. Ini akan menjadi hal yang sangat mengejutkan nantinya." kata Felix. Tatapan mata Felix beralih menatap ke arah bar tender. Dan, dia bertemu dengan wanita di bar yang kemarin dia temui saat minum disana. Felix saling menatap ke arah wanita itu. Dia melayangkan senyuman tipisnya. Felix melangkahkan kakinya ke bar. Yuan dan Bella terdiam menatap setiap langkah Felix. Kedua mata Bella melebar sempurna. "Dia, siapa dia? Kenapa dia ada disini?" Bella mengerutkan keningnya. Dia menciba untuk mengingat kembali siapa wanita itu. dia pernah melihat wanita itu kemarin. Tapi, entah kenapa dia lupa siapa namanya. Amber, iya itu namanya. Tapi, bukanya dia pacar Cleo. Berbagai pertanyaan muncul di kepala Bella. Dia bingung kenapa wanita itu bis kenal banyak laki-laki. Bahkan mantan pacarnya juga pernah jadi kekasihnya. "Bentar, Apa jangan-jangan Felix juga pernah jadi kekasihnya?" tanya Bella. Pada dirinya sendiri. Bella menoleh cepat menatap ke arah Yuan yang kini berdiri di sampingnya. "Ada apa?" tanya Yuan. Seakan dia tahu jika Bella ingin berbicara sesuatu padanya. "Apa kamu tahu siapa wanita itu?" tanya Bella. Bertingkah seolah baru melihat wanita itu. Yuan menatap ke arah Amber. Dia menyulitkan kedua matanya. Menatap detail setiap wajahnya. "Dia? Aku pernah melihatnya di bar ini. Tapi, kenapa dia bisa kenal dengan Felix?" tanya Yuan bingung. "Apa dia kekasihnya?" saut Bella. "Entahlah, aku juga tisak tahu. Mungkin memang iya. Atau, mantan kekasihnya? Atau teman dekatnya. Aku tidak mengerti. Apalagi Felix juga sering dekat dengan wanita." kata Yuan. Dia menghela napasnya. Tanpa menunggu Felix berbicara dengan wanita. Dia menarik tangan Bella untuk segera duduk di sofa hitam. Mereka menunggu Felix sembari mengawasinya dari kejauhan. "Kamu sama Bella?" tanya Amber. Felix memincingkan salah matanya. Dia bingung kenapa wanita di depannya kenal dengan Bella. "Kamu mengenalnya?" tanya Felix. "Iya, dia kemarin yang dekat dengan Deon," ucap Amber. "Deon?" kedua mata Felix melebar seketika. Dia menggerakkan kepalanya pelan menoleh ke arah Bella kesekian detik. Lalu kembali lagi menatap ke arah Amber "Kamu yakin?" tanya Felix. Ambek tersenyum tipis. "Dia kemarin mabuk berat, Deon yang antarkan dia pulang. Mungkin sudah satu malam dengannya." ucap Amber. Dia terlihat santai sembari meracik minuman untuk pelanggan. "Dan, aku dengar. Memang sebelumnya. Dia sudah yidak virgin. Dia pernah menghabiskan satu malam dengan Deon. Dan, aku tahu dari Deon sendiri. Dia cerita saat aku bersama dengannya. Dan, mungkin rasa itu masih belum terlupa sampai sekarang." ucap Amber. Dia terlihat tenang. Menceritakan semuanya. Tanpa melihat ke arah Bella. "Oh, ya! Kamu mau minum apa, syang?" tanya Amber. Sembari memegang lengan Felix. "Berapa tarif kamu semalam?" tanya Felix. Seketika Amber memincingkan matanya. Dia menarik kembali tangannya dari lengan Felix. "Apa yang kamu katakan?" tanya Amber. "Aku hanya menyewa kamu, temani aku. Bukan untuk tidur. Jangan salah paham. Aku bukan pria yang suka jajan di luar. Tenang saja!" ucap Felix. Dia memutar bola matanya. Amber mengerutkan keningnya dalam-dalam. Dia hanya bisa diam, menakutkan kedua alisnya. Menatap bingung pada Felix "Maksud kamu bagaimana? Apa yang kamu rencanakan? Apa kamu ada tujuan?" tanya amber. Sekolah tahu apa yang akan Felix lakukan. "Malam ini kamu ikut aku, bilang pada pacar.mu jika kamu melakukan tugas. Jadi dia tidak terlalu cemburu. Aku juga akan jaga jarak denganmu." "Kamu masuk ke dalam mobilku. Setelah itu kita pergi ke suaru tempat. Aku butuh bantuan kamu. Aku tahu kamu tahu banyak" ucap Felix menjelaskan secara secara detail. "Tau banyak tentang apa?" Amber semakin bingung dia tidak tahu apa yang akan Felix lakukan. Dia belum mengerti seperti apa nanti tugasnya. Felix menghela napasnya. Dia menepuk bahu Amber. "Kamu jangan khawatir!" "Iya, baiklah!" Smenetara Bella dan Tuan menatap mereka dari kejauhan. Melihat mereka sangat akrab. Bella merasa begitu kesal. Dia mengerutkan bibirnya. Dengan kedua tangan bersendekap. Menatap tajam ke arah Amber. "Apa mereka pacaran?" tanya Bella lagi. Hampir satu jam menunggu di bar. Bella yang merasa lelah. Dia tertidur dengan kepala di bahu Yuan. Sementara Felix, dia melihat Bella tertidur. Dia memberi kode pada Yuan. Jika dia akan pergi. Yuan yang mengerti kode itu. Dia hanya menganggukan kepalanya. Dan, segera pergi dari sana. "Apa yang mereka lakukan?" tanya Yuan pada dirinya sendiri. Felix dan Amber segera pergi menuju ke mobil. Ambar tidak berhenti menatap ke arah Felix. Wajah tampan laki-laki itu dari samping membuat kedua matanya tidak mau melepaskan kesempatan untuk menatapnya. "Aku pikir kamu akan menyesali ke kamar!" ucap Ambar sedikit kesal. Dia berharap bisa berduaan dengan Felix. "Iya, aku akan bawa kamu ke suatu tempat nantinya" ucap Felix. "Kemana?" "Nanti kamu juga akan tahu," ucap Felix. Amber meraih lengan tangan kiri Felix. Dia memeluknya sangat erat. Felix hanya diam, membiarkan Amber melakukan sesuka dia. "Aku mau menyelidiki sesuatu. Aku ingin tanya beberapa hal padamu." ucap Felix. Dia melirik sekilas ke arah Amber. "Kamu kenal dengan Jeki?" tanya Felix. Ambar terdiam. Kedua alisnya tertaut seketika. "Memangnya kenapa?" tanya Amber. "Kamu pasti tahu apa yang terjadi padanya. Bukanya kamu temannya dulu!" Ambar tersenyum tipis. Tatapan mata itu berubah seketika. Seolah dia terpikirkan sebuah rencana untuk dirinya sendiri. "Aku akan jawab semuanya. Tapi, aku ingin bermain dengan bibir kamu." kata Ambee. Baru setengah perjalanan. Felix menghentikan mobilnya di bahu jalan. Dia menoleh ke arah Ambar. Meriah tengkuk leher Amber. Membaut wanita itu gugup saat kedua mata mereka saling menatap sangat dekat. Felix memberikan sebuah kecupan bibir sangat mesra. Amber sengaja meletakkan tangan Felix di kedua pahanya. Kecupan itu langsung di balas oleh Ambar penuh gairah. Dia memeluk leher belakang Amber Felix. Mereka bermain penuh gairah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD