“Hati-hati.” Dengan hati-hati Sakura membantu Rai duduk di bangku taman tempat mereka istirahat sebelumnya. “Argh!” Rai mengerang saat duduk dan menyandarkan punggungnya pada bangku. Sakura mendesah lelah kemudian meraih dagu Rai dan menghadapkan wajahnya padanya. Dengan raut wajahnya yang cemas, diusapnya memar di rahang Rai yang tampak membiru. Merasakan usapan lembut namun terasa perih membuat Rai kembali meringis. “Maaf Rai-san, karena aku kau jadi seperti ini.” “Tidak apa-apa,” jawab Rai dengan menurunkan tangan Sakura dari wajahnya. Jika Sakura terus mengusap memar di wajahnya mungkin ia akan kehilangan kewarasan. Sakura tersenyum kecut mengikuti gerak tangan Rai yang menurunkan tangannya. “Maaf.” Sakura terkejut dan seketika menegakkan kepala menatap Rai yang menunduk. “Bah