Tak Akan Terlupakan

2215 Words

“Oi!” Rai terjingkat kaget saat Nohara menggebrak meja kasir dan berteriak. Sementara Nohara yang melihatnya hanya tertawa terbahak hingga memegangi perut. Rai menghela nafas panjang. “Ada apa?” gumamnya dimana kini raut wajah yang sebelumnya menghiasi wajahnya menghilang seketika. Ia tahu pasti Nohara berniat menggodanya. “Pft. Tsk, harusnya aku yang tanya ada apa, Rai. Kau sudah seperti seorang pria yang baru saja melepas perjakamu semalam. Hahahaha.” Rai terdengar mendengus. Semakin hari hubungannya dengan Nohara semakin akrab layaknya pertemanan para pria pada umumnya. Kini ia tak malu lagi menunjukkan ekspresi jengkelnya atau kesalnya dengan sikap Nohara, namun itulah yang membuat persahabatan mereka terasa hangat dan akrab. Karena Rai, bisa menjadi dirinya sendiri di depan Nohara

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD