Jovi yang melihat anggukan kepala dari Kiran langsung mendorong tubuh Kiran keranjang, hingga Kiran jatuh terlentang ke ranjang, dan dengan cepat Jovi menindih tubuh Kiran.
"Kamu ingin melakukan malam pertama?" tanya Jovi yang membuat Kiran sedikit ketakutan.
"Iya. Tapi Kak Jovi jangan menyakiti ku." Kata Kiran menjawab pertanyaan Jovi.
"Yang namanya malam pertama tentu saja menyakitkan. Kalau kamu tidak mau aku menyakitimu, jangan memintaku untuk melakukan malam pertama!" ujar Jovi yang diakhiri dengan nada bentakan, membuat Kiran terkejut.
Jovi kembali berdiri dan menarik koper yang sudah ia siapkan tadi di ruang ganti.
"Kenapa Kak Jovi harus pergi sekarang? Ninggalin aku sendirian?" tanya Kiran dengan wajah sedihnya.
Jovi tetap melanjutkan langkahnya berjalan keluar dari kamarnya, dan tidak menghiraukan ucapan penuh kesedihan dari Kiran.
Kiran sangat kecewa, malam pertama yang selama ini ia idamkan sebelum menikah dengan Jovi, ternyata tidak terlaksana sesuai dengan harapannya. Jovi pergi, dan bahkan tidak menghiraukan raut wajah sedihnya.
Kiran membenarkan pakaiannya, lalu mengunci pintu kamarnya dengan rapat.
Malam pertama yang harus terlaksana malam ini, ternyata gagal karena ditinggal Jovi.
Kiran tidak bisa membayangkan sebelumnya, kalau Jovi akan meninggalkan dirinya tepat di malam pertama pernikahannya.
Karena Kiran terlalu lama menangis, akhirnya Kiran ketiduran.
Keesokan harinya, Kiran terpaksa bangun saat mendengar suara ketukan pintu yang begitu terdengar sangat keras di telinganya.
Dengan langkah malasnya kiraan berencana untuk membukakan pintu, dan seketika kedua bola mata Kiran terbuka lebar saat melihat siapa yang datang.
"Ella, Kenapa kamu ada di sini? "tanya Kiran saat mendapati adik iparnya berdiri di depan pintu kamarnya.
"Ada yang salah kalau aku ada disini? Ini rumahku, dan tentunya wajar dong kalau ada aku disini. "Ujar Ella dengan nada ketusnya, membuat hati Kiran sedikit kecewa, karena ternyata sikap Ella pada dirinya masih belum berubah. Yah, sejak Kiran mengenal Jovi, Kiran melihat sikap Ella tidak pernah hangat terhadap dirinya.
"Iya aku tahu ini rumah kamu. Maksud pertanyaanku tadi kenapa kamu tiba-tiba datang ke sini, padahal kemarin saat pesta pernikahan aku dengan kakak kamu, kamu tidak hadir. "Ujar Kiran memilih menyerah.
" Apa sebegitu pentingnya pernikahan kalian bagi aku, sampai aku harus repot-repot datang. Lagi pula sekalipun Aku tidak datang, pernikahan kalian tetap berlangsung, bukan. Sekarang aku minta kamu buatkan sarapan buat aku. Kamu lupa, di sini Kamu adalah kakak ipar, dan tentunya aku juga harus menganggap kamu sebagai kakak ipar sekaligus ibu, sebagai pengganti almarhum mamaku. Jadi sekarang kamu persiapkan diri untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik. Siapkan sarapan buat aku! "ujar Ella Dengan nada tegasnya, dan pergi begitu saja meninggalkan Kiran yang masih berdiam diri.
"Belum apa-apa dia udah nyuruh aku begini begitu, gimana nantinya kalau usia pernikahanku dengan Jovi menginjak satu tahun, bisa-bisa dia menginjak leherku dengan mudah. "Gumam Kiran pelan, lalu kembali masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu kamarnya untuk membersihkan diri terlebih dahulu.
Setelah Kiran sudah bersiap untuk membuatkan sarapan buat Ella, Kiran mulai memasak dengan menu seadanya, karena Kiran juga belum belanja bulanan, sedangkan di kulkas hanya ada bahan sayur yang tidak terlalu lengkap, serta daging yang hanya tinggal sedikit. Jadi Kiran memutuskan untuk membuat sayur serta daging tersebut menjadi sup daging.
Setelah Kiran selesai membuatkan sarapan buat Ella, Kiran kembali menaiki anak tangga untuk memanggil Ella buat sarapan.
Tok tok tok
"Ella, sarapannya sudah selesai. Kamu sarapan duluan, kakak tinggal dulu. "Ujar Kiran setelah mengetuk pintu kamar Ella, namun tidak mendapat sahutan apapun dari Ella.
Setelah Kiran selesai memberi pesan pada Ella, Kiran langsung menuju kamarnya sendiri dan bersiap untuk ke kampus.
Yah, meski Kiran sudah resmi menjadi istri Jovi, Kiran tidak akan berhenti kuliah, karena cita-cita Kiran masih belum kesampaian.
Ella yang sudah tidak mendengar suara Kiran lagi langsung keluar dari kamarnya, dan menuruni anak tangga untuk sarapan.
"Hmm, enak sekali ya, bangun tidur langsung pulang ke rumah langsung disediakan sarapan. Kalau begini terus, bentar lagi pasti aku bisa gemuk. Apalagi masakannya selezat ini. "Ujar Ela tanpa sadar memuji kelezatan masakan Kiran.
Ella langsung menyantap makanannya dengan lahap, sampai tidak sadar kalau Kiran sudah mendekati meja makan.
Dalam hati Kiran merasa senang, karena melihat Ella begitu sangat lahap memakan masakannya.
Ella yang menyadari kedatangan Kiran langsung mengusap mulutnya dengan tisu, dan berdiri.
"Mau ke mana ? "tanya Ella dengan nada datarnya.
" Mau ke kampus. "Jawab Kiran datar juga.
"Kamu sudah menjadi ibu rumah tangga, seharusnya kamu fokus aja sama rumah tangga kamu, dan tidak perlu ke kampus. Lagian Apa untungnya ke kampus, ujung-ujungnya nanti bakal di dapur juga hasilnya." Ujar Ella dengan nada ketusnya lalu pergi begitu saja dan keluar dari rumah setelah mengucapkan kata-kata pedasnya pada Kiran.
Satu minggu sudah Kiran hidup di rumah Jovi, dan selama satu minggu itu juga Kiran tidak bertemu dengan Jovi.
Kiran yang masih disibukkan dengan urusan kampusnya langsung menghentikan pergerakannya saat melihat ada banyak para mahasiswa yang keluar dari kelasnya dan menuju halaman kampus. Karena Kiran merasa sangat penasaran apa yang terjadi atau apa yang dilihat oleh mereka, dengan terpaksa Kiran mengakhiri kesibukannya, dan ikut keluar dari kelasnya untuk melihat, Ada apa di halaman kampus.
Kiran merasa kesulitan untuk melihat apa yang terjadi di halaman, karena semua teman kampusnya berdesakan untuk melihat apa yang ingin mereka lihat, sehingga Kiran merasa kesulitan untuk ikut melihat dan semakin merasa penasaran apa yang ingin mereka lihat.
Ada salah satu teman kost Kiran yang melihat Kiran kesulitan untuk masuk, dengan cepat teman kos Kiran mendekati Kiran.
"Kirana, ngapain kamu ke sini? Sebaiknya kamu pergi dan tidak perlu melihatnya." Ujar Niki teman kos sekaligus teman sekelas di kampus Kiran. Kiran yang mendengar ucapan Niki langsung meminta bantuan Niki, agar Kiran bisa melihat apa yang ingin teman yang lainnya lihat.
"Niki, Sebenarnya ada apa? Apa yang ingin mereka lihat, kenapa sampai berdesakan seperti ini? "tanya Kiran yang merasa penasaran.
"Ayo pergi! Aku tidak ingin kamu melihatnya. Aku yakin setelah kamu melihatnya, hati kamu akan merasa hancur." Ujar Niki Seraya menarik pergelangan tangan Kiran, namun dengan cepat Kiran menepisnya dan meminta Niki untuk kembali meminta bantuan agar dirinya bisa masuk. Niki yang melihat wajah penasaran Kiran dengan terpaksa membantu Kiran untuk melihatnya, dan bersyukurnya Kiran berhasil masuk dan bisa melihat dengan jelas apa yang ingin Kiran lihat.
Degh
"Kak Jovi…