When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Jadi sekarang kamu bebas mendesah saat aku memberi kenikmatan pada milikmu." Ujar Daniel seraya menyentuh milik Kiran yang masih terbungkus rapi oleh pakaian Kiran. Belum sempat Kiran membalas kata-kata Daniel, Daniel sudah menggendong tubuh Kiran dan membawanya ke kamar yang sudah bersih, meski sebelumnya tidak pernah ditempati oleh siapapun, tapi setiap kamar dibersihkan setiap hari. "Apa Uncle tidak kepikiran dengan kak Jovi ?" tanya Kiran dengan tangan yang sudah melingkar di leher Daniel. "Justru kamu yang aku pikirkan karena keponakan ku selalu menyakiti kamu." Ujar Daniel seraya membuka pintu kamar dan masuk kedalam kamar yang ternyata kamar itu sama-sama mewah dari kamarnya dengan Jovi di rumah utama. "Sebelumnya siapa yang menempati kamar ini?" tanya Kiran saat Daniel mengunc