45

1331 Words
Gadis itu tak bisa tenang duduk di atas sofa, tatapannya terus tertuju pada pintu masuk yang sengaja dia biarkan terbuka. Mendengar suara mobil yang memasuki pelataran rumah membuatnya mulai mengatur nafas, dari luar sana ia bisa melihat papanya turun dari mobil dan perlahan memasuki rumah. " Papa nggak pernah ngerti perasaan aku, selalu aja melakukan sesuatu yang cuma ada di kepala papa aja. Coba sesekali pakai hati papa, putri papa bahagia sama pilihannya tolong jangan di ganggu lagi. " Protes Sofia ketika papa Bian sudah memasuki rumah. " Kamu ini masih SMA kelas satu, hubungan kalian itu tidak menjamin bisa membuat kalian bahagia terus. Dan juga cowok itu bukan pilihan terbaik buat kamu. " Balas papa Bian penuh penegasan. " Papa nggak ngerti, zaman kita sudah berbeda pa. Aku bukan anak kecil yang bisa di atur-atur lagi, aku juga ingin bebas memilih hidup aku sendiri.!" " Sofia, papa nggak mau bertengkar sama kamu karena anak itu. " " Tapi aku mau, aku sayang sama kak Galih dan aku nggak mau sampai putus lagi sama dia. " " Sofia, papa berusaha untuk tenang sampai saat ini karena papa sayang sama kamu. " " Nggak, papa nggak sayang aku. Kalau papa sayang, papa nggak akan seperti ini. " " Apa sih yang anak itu sudah kasih ke kamu sampai kamu kaya begini ke papa? " " Aku bisa mendapatkan kasih sayang yang belum aku rasain sebelumnya, kak Galih itu orang baik dan dia tulus sama aku. " " Dia kaya gitu ke kamu hanya karena uang, kamu sadar nggak sih? Dia baik ke kamu setelah kamu beliin dia ini dan itu. Kamu mau di manfaatin lagi sama orang lain? Sudah cukup kamu pernah di manfaatin sama teman-teman palsu kamu itu, sekarang waktunya sadar dan buka mata kamu sayang. " Ekspresi wajah Sofia berubah ketika papa Bian selesai mengatakannya, " Aku benci sama papa. " Balas Sofia dan akhirnya beranjak meninggalkan ruang tamu. Papa Bian hanya dapat menatapnya dengan tatapan sendu, meski Sofia salah dia juga merasa sangat menyesal telah memarahinya. Saat ini semua menjadi serba salah, Bian tidak pernah menyangka jika akan menjadi seperti ini. ** Sofia semakin memberontak setelah masalah kemarin, dia tidak ingin mendengar apa kata papa Bian lagi. Dia pergi sekolah bersama mang Ujang dan pulang bersama Galih, keduanya sudah memutuskan untuk tetap bersama apapun yang terjadi. Galih yang kemarin sempat di buat down oleh papa Bian sekarang jauh lebih berani, dia bahkan sampai mengantarkan Sofia ke depan rumahnya hari. Motor yang sebelumnya di kembalikan kepada papa Bian di ambil kembali oleh Sofia, dia tetap memberikan motor itu kepada Galih di saat papa Bian ingin mengembalikan motor tersebut di showroom. Hari ini papa Bian harus keluar kota untuk menghadiri pertemuan penting dengan salah satu rekan kerjanya, papa Bian berangkat ke Bali hari ini dan akan memakan waktu sekitar lima hari disana. Untuk pertama kalinya Sofia merasa senang dengan kepergian papanya, dia bahkan sangat antusias ketika melihat papanya yang kini sudah pergi di antar oleh mang Ujang ke bandara. " Kamu benar-benar nggak pamit sama papa kamu.? " Sahut Diandra yang mendapati Sofia sedang mengintip dari balik jendela ruang tamu. " Aku hanya memastikan papa benar-benar pergi. " Balas Sofia segera beranjak dari sana. Dan malam harinya tanpa sepengetahuan orang di rumah, Sofia pergi menemui Galih. Dia memesan taksi online untuk dapat pergi bertemu dengan cowok itu, ini kali pertama bagi Sofia keluar malam dan akan menghabiskan waktu di luar bersama seseorang. Setibanya di lokasi tempat tinggal Galih, Sofia turun dan berjalan menuju rumah Galih seorang diri. Saat itu jalanan sepi dan untuk dapat sampai ke rumah Galih membutuhkan waktu cukup lama, alhasil Sofia mempercepat langkahnya setelah ia merasa tengah di ikuti oleh seseorang. Langkahnya semakin cepat dan cepat, karena ketakutan dia tak memperhatikan jalannya dengan baik hingga membuatnya jatuh tersungkur. " Jangan sakiti aku. "Kata Sofia berusaha melindungi dirinya saat orang di belakangnya kini sudah ada tepat di dekatnya. " Sofia.?" Ucap cowok itu yang tak lain adalah Galih. " Kak Galih." Balas Sofia merasa senang dan langsung beranjak dari tempatnya. " Kamu ngapain disini malam-malam.?" Tanyanya dengan nada was-was. " Aku mau ketemu kamu, papa aku lagi keluar kota. Aku mau ngajak kamu jalan-jalan malam." Jelas Sofia. " Sini ikut aku." Tarik Galih membawa Sofia ke tempat yang lebih baik. " Kak Galih sendiri ngapain kaya orang jahat ngikutin aku dari belakang.?" Tanya Sofia. " Nggak, aku kira kamu siapa jalan sendirian. " Balasnya cepat. Mereka akhirnya tiba di rumah Galih, Sofia melihat ibu Galih dan Bapaknya sedang duduk menyaksikan siaran televisi. Melihat kedatangan Sofia seketika membuat mereka senang, mereka tak lupa mengucapkan terima kasih karena oleh-oleh yang kemarin sempat di bawa olehnya. Setelah Galih mengambil kunci motor mereka pun pamit dan akan keluar sebentar, Sofia senang karena dia bisa pergi jalan-jalan malam bersama seseorang yang dia cintai untuk pertama kalinya dalam hidup. ** Malam itu Sofia dan Galih mendatangi beberapa lokasi yang paling cocok di kunjungi di malam hari, Sofia benar-benar merasakan kebebasan yang selama ini dia inginkan. Hanya bersama Galih dia bisa seperti ini, Sofia sangat ingin membuat papa Bian bisa mengerti dan merestui hubungan mereka agar semuanya menjadi jauh lebih sempurna. Setelah cukup lama bersenang-senang bersama, keduanya berakhir pada sebuah lokasi yang sangat cocok untuk melakukan percakapan santai dengan di temani minuman hangat tentunya. Sofia dan Galih duduk secara bersebelahan dan mereka menatap ke depan dimana penampakan kota Jakarta terlihat lebih indah jika di lihat dari atas sana. " Oh iya Sof, ada yang mau aku omongin sama kamu. " Kata Galih tiba-tiba. " Ngomong aja kak. " " Aku lagi dalam masalah, salah satu temanku berurusan dengan rentenir dan aku terlibat di dalamnya karena mereka menyebut namaku. Aku sangat malu mengatakan hal ini, tapi aku boleh tidak meminjam uang mu, aku janji akan mengganti uangnya jika segera. " " Berapa.? " " Kamu serius mau bantu aku.? " " Aku akan selalu bantu kak Galih kapan pun aku sanggup, sekarang katakan berapa totalnya.? " " 10 juta. " " Pulang dari sini kita ambil uangnya di atm ya. " " Kamu kok baik banget sih. " Galih meraih tangan Sofia yang membuatnya terkejut dengan sentuhan barusan. " Aku senang biss membantu kak Galih. " Balasnya tersenyum simpul. " Aku boleh cium kamu nggak.? " Tanya Galih sukses membuat Sofia terkejut dengan sempurna, namun saat itu entah apa yang merasuki dirinya sehingga dia mengangguk pelan memberikan kesempatan untuk Galih menciumnya. Ini adalah ciuman pertama Sofia dengan seseorang, dia tidak merasa canggung atau malu sama sekali dan justru membuatnya merasa sangat bahagia. Terlebih lagi ketika Galih memeluknya, rasanya benar-benar hangat meskipun cuaca disana terasa begitu dingin. ** Cowok itu terlihat sedang sibuk memilih sayuran yang hendak di beli olehnya, suara seseorang yang tak asing baru saja membuatnya menoleh dengan cepat. Dia melihat sosok tak asing sedang berjalan bersama dua orang lainnya menuju suatu tempat, sesaat dia meninggalkan tugasnya untuk belanja demi mengikuti mereka. Diandra berdiri di balik tumpukan barang-barang sambil mengamati sosok yang tak asing itu, dia tidak mengerti kenapa Galih ada di pasar dan bertemu orang-orang yang berpenampilan menakutkan seperti itu. " Jadi gimana? Dapat uangnya.? " Ucap laki-laki gondrong dengan tato di sekujur lengannya. " Udah bang, ini ada 15 juta cash. " Balas seseorang yang tak lain adalah Galih. " Kok bisa lo dapat uang sebanyak ini dengan cepat.?" Tanya laki-laki itu pada Galih. " Bisa dong bang, cewek gue kan kaya raya. " " Cewek lo sekaya apa sampai bisa kasih 15 juta.? " *" Ceweknya kaya banget bang, pertama di kasih sepatu bola harga jutaan terus di jual sama dia buat tambahan judi. Udah gitu motor, pakaian branded, apa aja yang dia minta pasti di kasih sama ceweknya. " Jawab salah satu teman Galih. Bukan hal yang mengejutkan bagi Diandra mengetahui semua itu, dia sudah curiga sejak awal namun dia tidak menyangka akan mengetahui semuanya secepat ini. Untuk memastikan mereka tidak melihatnya, Diandra pun segera pergi secara diam-diam. Dia ingin segera pulang dan memberitahu Sofia tentang apa yang dia dengar barusan. **

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD