30

1686 Words
Semua orang sudah termakan rumor buruk tentang Sofia sampai hari ini, dia tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk membuat semua orang percaya bahwa dia tidak seperti yang mereka pikirkan. Sejak masuk di sekolah itu dia hanya memiliki tiga orang teman, di hitung Diandra jadi empat tapi dia sudah meninggalkan sekolah. Ketiga teman gadisnya sekarang sudah tidak mau berteman dengannya lagi, dia tahu semua itu karena papa Bian namun kali ini Sofia ingin menerima kenyataan bahwa berteman dengan mereka memang bukan yang terbaik. Melakukan segalanya sendirian memang sangat menyedihkan, dia berharap bersekolah di luar bisa memperbanyak teman tapi nyatanya jadi seperti ini. Semua orang seolah pergi meninggalkannya, baik itu untuk sebuah kelompok belajar atau pun untuk pergi makan di kantin. Hari ini kelas baru saja selesai, guru Kimia barusan meminta semua murid untuk membuat kelompok. Lagi-lagi murid yang di beri kebebasan untuk membentuk kelompok mereka, hal ini membuat Sofia pasrah karena tak akan ada yang memilihnya lagi. “ Sofia, lo mau gabung sama kelompok kita gak.?” Sahut salah satu teman kelasnya. “ Aku mau.” Jawabnya antusias, akhirnya ada yang dengan baik hati ingin satu kelompok dengannya. Dalam satu kelompok terdiri dari empat orang, Sofia bergabung bersama teman-teman kelasnya yang bisa di katakan jarang dia ajak bicara. Pembagian tugas pun di lakukan, Fara yang mengajak Sofia bergabung barusan adalah ketua kelompok dan dia memberikan tugas yang tidak adil, Sofia mendapat banyak bagian yang harus di kerjakan sedangkan yang lain hanya mendapat sedikit. Sofia tahu jika dia protes semua akan menatapnya sinis, untuk itu dia menerimanya dengan lapang d**a. Soal kimia memang sulit, tapi jika dia belajar dengan baik maka semua tidak perlu di khawatirkan lagi. Ketua kelas baru saja memasuki kelas, dia berkata bahwa jam terakhir tidak di isi sebab para guru akan mempersiapkan rapat untuk kenaikan semester. Semua murid bersorak gembira, mereka pun bergegas meraih tas mereka untuk segera pulang. Saat Sofia sedang memasukkan buku ke dalam tas, tanpa sengaja dia mendengar percakapan Kayla dkk. “ Yuk Ngemall, udah lama nih nggak shopping.” Ajak Kayla. “ Hayuk, kita kan anak bebas yang bisa pergi kapan aja mau. Tunggu apa lagi.” Seru Naura. “ Cuma kita bertiga doang nih.?” Sambung Mayang. “ Di gang kita kan Cuma ada tiga orang.” Ujar Kayla dan mereka pun pergi meninggalkan ruang kelas secepat mungkin. “ Hey Sofia.” Panggil seseorang membuat gadis itu menoleh dengan cepat. “ Kamu udah nggak main sama mereka lagi.?” Tanya Rafli si ketua kelas. “ Udah nggak.” Jawabnya lirih. “ Kenapa? Kamu udah nggak ada uang buat bisa jalan sama mereka.” “ Bukan itu, kami Cuma nggak ngomong aja dulu.” Rafli manggut-manggut paham kemudian berlalu meninggalkannya, Sofia kembali menunduk sedih. Perasaan seperti ini memang sangat tidak menyenangkan, tapi dia harus tetap kuat setidaknya semua akan kembali membaik cepat atau lambat. ** “ Halo non, maaf mang Ujang masih di supermarket belanja bahan makanan di suruh ibu. Tunggu mang Ujang sepuluh menit lagi bisa nggak non.?” Sahut mang Ujang di seberang sana. “ Iya mang nggak apa-apa, aku juga nggak tau kalau aku pulang cepat hari ini. Santai aja, aku mau ke perpustakaan dulu kalau begitu.” Balas Sofia. “ Maaf banget ya non Sofi.” “ Iya, nggak apa-apa.” Setelah Sofia menghubungi mang Ujang dia kembali menyimpan ponselnya ke dalam tas, kemudian Sofia menoleh ke arah lain dan berjalan sendirian menuju perpustakaan sekolah. Mungkin lebih baik menunggu mang Ujang kembali disana dari pada harus menunggu di luar, saat itu Sofia tak sengaja menabrak seseorang dan dia segera minta maaf dengan sopan. “ Bu Rosaa.?” “ Sofia.” Rupanya Sofia baru saja menabrak mantan guru home schoolingnya, dan dia membantu bu Rossa mengambil barang miliknya yang jatuh dan sekali lagi meminta maaf padanya. “ Kamu mau kemana? Bukannya udah gak ada jam sekolah lagi.?” Tanya Bu Rossa penasaran. “ Aku mau ke perpustakaan sambil nunggu mang Ujang datang jemput.” Balasnya lirih. “ Gimana kalau pulang bareng ibu aja.” “ Ibu nggak rapat.?” “ Rapatnya baru aja selesai tadi, ibu udah mau pulang. Mau bareng ibu aja nggak.?” “ Boleh, aku juga sebenarnya nggak begitu mau ke perpus sih.” “ Ya udah yuk kalau begitu.” Sebelum meninggalkan sekolah, Sofia menghubungi mang Ujang untuk tidak datang menjemputnya. Selain itu dia juga menghubungi papa Bian bahwa hari ini dia pulang bersama Bu Rossa, tentu saja hal itu langsung mendapat persetujuan dari beliau. ** Untuk langsung pulang saja rasanya sangat di sayangkan karena Rossa sudah jarang bertemu dengan Sofia meskipun mereka berada di lingkungan yang sama, selain itu Rossa yang sudah tahu tentang Sofia selama ini ingin mengajaknya makan siang di mall yang baru saja mereka datangi. “ Kok ke mall sih bu.?” Tanya Sofia heran. “ Kamu tenang aja, ibu udah minta izin juga sama pak Bian buat ajak kamu makan siang.” “ Serius, wah aku senang banget kalau gitu.” Rossa dan Sofia segera turun dari mobil, keduanya berjalan bersama memasuki mall. Mereka terlihat seperti ibu dan anak yang sedang datang berbelanja, kemudian mereka tiba di salah satu resto di mall itu yang menyediakan makanan khas Jepang. “ Kamu suka kan makanan Jepang.” Ucap Bu Rossa. “ Suka banget.” Jawab Sofia antusias. Mereka mengambil meja yang dekat dengan jendela sehingga mereka bisa melihat kota Jakarta dari atas sana, bu Rossa yang berkata akan mentraktir makanan memesan berbagai jenis makanan khas Jepang khusus untuk Sofia. “ Nggak kebanyakan bu.?” Tanya Sofia menatap wajah Bu Rossa dengan ekspresi yang lucu. “ Nggak apa-apa, kalau nggak habis kita bungkus bawa pulang.” Jawab Bu Rossa sukses membuat Sofia tertawa. “ Gimana sekolahnya selama ini? Ibu nggak pernah tahu sama sekali gimana kamu berinteraksi sama teman-teman dan guru-guru yang lain.” Sahut Rossa menatap Sofia yang mendadak memasang wajah sendu. “ Aku tiba-tiba di jauhin sama teman-teman aku karena rumor waktu itu.” Sofia kemudian menceritakan apa yang selama ini terjadi pada Bu Rossa, mendengar hal itu sukses membuat Rossa ikut prihatin kepada Sofia. “ Pentingnya memilih pertemanan memang seperti itu, di sekolah kita begitu banyak anak-anak dari keluarga kaya raya. Persepsi mereka tentang pertemanan tentu akan di samakan dengan harta, ibu sudah sering melihat sekumpulan kelompok yang di dalamnya dari anggota keluarga kaya raya, mereka sombong dan keras kepala. Tapi tidak semua murid seperti itu, dan saran ibu jika kamu memiliki teman seperti itu ada baiknya jangan terlalu banyak bergaul. Boleh berteman tapi jangan ikuti apa yang mereka lakukan.” Jelas Bu Rossa membuat Sofia merasa jauh lebih baik mendengarnya. “ Terima kasih ya bu sudah mau dengerin cerita ku ini.” “ Ibu siap kok mendengarkan kisah kamu kapan pun kamu mau.” Setelah makan siang bersama, keduanya lanjut berjalan-jalan di mall. Awalnya Rossa tidak begitu ingin belanja, namun dia melihat baju-baju lucu yang membuatnya tergiur untuk membelinya. “ Ini kayaknya cocok buat kamu deh.” Ujar Rossa sambil menunjukkan sebudah dress berwarna biru muda kepada Sofia. “ Bu Rossa mau beliin aku juga.?” “ Iya, ibu beliin buat kamu.” “ Nggak usah bu, biar aku beli sendiri aja.” “ Ibu mau beli buat ibu juga jadi kita bisa couple, lihat di sini ada keterangan beli satu gratis satu.” Tunjuk Bu Rossa dan akhirnya di terima oleh Sofia. “ Kamu tunggu disini dulu ya, ibu mau ke kasir dulu.” “ Iya bu.” Sambil menunggu bu Rossa membayar tagihan, Sofia bersandar pada dinding bangunan sambil mengecek ponselnya. Suara seseorang yang dia kenal membuat Sofia bergerak mendekat, ketika dia mencari sumber suara tersebut sosok yang tak asing terdengar sedang mengobrol melalui ponselnya. “ Kok papa jahat banget sih, aku malu loh mau bayar belanjaan aku tapi kartu atm aku nggak bisa di pake.” “ Pokoknya aku nggak mau tahu, papa harus transfer ke rekening teman aku 5 juta sekarang.” Kayla segera berbalik badan untuk kembali masuk ke dalam toko, namun dia di buat terkejut dengan kehadiran Sofia disana. Keduanya saling menatap satu sama lain, namun Kayla membalas tatapan sinis dari Sofia dan berjalan meninggalkannya begitu saja. Rupanya di dalam toko yang sama Kayla dan yang lain baru saja berbelanja, Sofia mendengar semua percakapan Kayla barusan dan dia melihat gadis itu tampak gelisah sambil menunggu balasan dari ponselnya. “ Yuk, ibu udah selesai belanjanya.” Ujar Bu Rossa yang kembali menghampiri Sofia. Saat itu Sofia bingung apakah dia harus membantu Kayla kali ini, namun di satu sisi dia tidak ingin melakukan hal itu lagi. Dan juga papanya akan mengetahui pengeluarannya nanti, alhasil Sofia tidak melakukannya dan lanjut meninggalkan mall bersama Bu Rossa. ** Malamnya, Sofia menghampiri papa Bian di meja makan. Keduanya akan makan malam bersama dimana Mbok Tati baru saja membuat hidangan yang di sukai oleh Sofia, susasana hati Sofia sedang baik saat ini dan itu semua karena Bu Rossa telah mengajaknya bersenang-senang hari ini. “ Kamu kemana aja sama bu Rossa.?” Tanya Papa Bian melirik Sofia. “ Kita makan di resto Jepang, lanjut belanja baju, dan yang terakhir dia ngajak aku makan es krim di toko es krim sebelum kita pulang.” Seru Sofia. “ Dia teraktir kamu.?” “ Iya, awalnya aku nolak tapi bu Rossa tetap bayarin aku semuanya.” “ Ya udah nanti papa ngucapin terima kasih juga ke beliau.” “ Btw aku senang loh pa, bu Rossa udah kaya mama buat aku. Dia juga kelihatan cocok sama papa.” Sahut Sofia sukses membuat papa Bian tersedak oleh minumannya. “ Kamu ini jangan ngomong gitu dong, papa jadi kaget.” “ Ya tapi aku serius, papa cocok sama bu Rossa.” “ Sofia. Udah ya, jangan bahas begini lagi.” “ Iya..iya pah.” Mbok Tati yang melihat ayah dan anak itu membahas wanita untuk papa Bian membuatnya tersenyum senang, bagi Mbok Tati yang sudah melihat papa Bian sendiri setelah istrinya meninggal pun masih ingin melihat pria itu memiliki seorang istri, setidaknya agar ada yang mengurusnya terutama memakaikan dasi. Mbok Tati tahu kalau papa Bian tidak bisa pakai dasi, selalu meletakkan barang dimana-mana dengan ceroboh, dan semua itu selalu di lakukan oleh mbok Tati yang sudah seperti seorang ibu untuk papa Bian. **
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD