Kesalahpahaman di malam pengantin

1301 Words
Bryant hanya bisa menggelengkan kepalanya. Tak menyangka dengan pemikiran dari ayahnya yang mengira bahwa semua ini hanya setingan untuk meningkatkan pamornya. Sungguh Bryan bukan orang yang picik seperti itu. Andai dia ingin memiliki karir yang bagus, dia tak mungkin menggunakan cara picik seperti ini. Tentu Bryan akan berusaha menghasilkan karya seni yang indah dari jepretan kamera nya. "Ya Allah, Dad. Aku bukan orang seperti itu. Kalau pun dulu aku digosipkan sebagai seorang gay, itu karena aku tak pernah menjalin hubungan dengan wanita. Karena aku berusaha untuk fokus dengan karir ku. Dan alasan aku memeluk agama Islam bukan karena mempermainkan agama. Aku memang ingin memeluk agama Islam karena mencintai Cantika. Aku ingin menikahinya. Tapi... Saat aku tahu ternyata..." Bryan menghentikan kalimat nya. Pria itu tampak menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Berusaha untuk menenangkan hatinya yang kacau saat ini. Sedangkan kedua orang tuanya tampak menyimak. Menunggu kelanjutan cerita yang akan disampaikan oleh Bryan. "Saat aku tahu ternyata Cantika sudah mengingat masa lalu nya. Dan dia mengingat siapa yang dia cintai sebenarnya, aku pikir lebih baik aku melepaskan. Aku ingin pernikahan bahagia seperti Mommy dan Daddy yang saling mencintai sampai saat ini. Bukan malah menikahi gadis yang mencintai pria lain," ucap Bryan tertunduk lesu. Dan apa yang disampaikan oleh Bryan sukses membuat kedua orang tua nya kebingungan. "Bagaimana mungkin Cantika mencintai pria lain sedangkan dia tampak mencintai mu saat itu," ucap Nyonya Wilson tak habis pikir. Sungguh saat itu dirinya berpikir bahwa Bryan putranya telah menemukan gadis yang sangat cocok dengan nya. Hingga akhirnya pria yang tak pernah menggandeng wanita itu tiba-tiba datang dengan calon istri yang dikenalkan kepada kedua orang tuanya. Tapi ternyata semua di luar dugaan. "Saat itu Cantika hilang ingatan. Setelah operasi dia hilang ingatan. Dan aku pikir dengan aku selalu di sisi nya, dia akan mencintai aku. Tapi ternyata tidak. Setelah ingatan nya pulih dia terluka karena terlanjur menerima lamaran ku sedangkan hatinya tetap milik Orlando. Saat itu Cantika memang berpura-pura masih melupakan masa lalunya karena tak ingin melukai hati ku. Tapi aku sadar, cintanya bukan untuk ku. Dan aku pikir mengalah jauh lebih baik. Dibandingkan dengan pernikahan yang dijalankan dengan hati terpaksa," ucap Bryan. "Dan kau malah menikahi Rere. Astaga Bryan. Andai dia tahu, doa tentu akan sakit hati," ucap Tuan Wilson tak habis pikir dengan jalan pikiran putranya. "Andai dia tahu. Tapi kalau dia tidak tahu, tentu dia tidak akan sakit hati. Jadi aku mohon jangan beritahu hal ini pada Dr. Rere," ucap Bryan. "Kau egois, Nak. Kenapa harus Rere. Dia wanita baik-baik yang tidak seharusnya kau permainkan. Terlebih lagi kami mengenal dekat dengan nya," ucap Nyonya Wilson pada putranya. Sungguh tak menyangka putranya bisa se tega itu pada dokter pribadi keluarga yang sudah sangat dia percaya. "Saya sama sekali tidak berniat untuk mempermainkan Rere, Mom." Bryant tampak berusaha meyakinkan ibunya bahwa dia memang tidak berniat mempermainkan hati gadis yang tadi pagi telah sah menjadi istrinya. "Kau bilang kau tidak berniat mempermainkan Rere. Jelas-jelas kau egois, Nak. Mommy benar-benar tidak menyangka kau bisa se egois ini," ucap Nyonya Wilson tak menyangka putranya begitu tega mempermainkan hati wanita demi menyelamatkan perasaan nya sendiri. "Mom... Aku sama sekali tidak berniat untuk egois. Aku sama sekali tidak berniat menyakiti hati siapa pun. Sungguh, Mom." Bryan semakin merendah kan nada bicara nya. Berharap Sang Mommy mau memahami posisi nya saat ini. Justru Bryan berusaha untuk tidak egois dengan membiarkan Cantika menikah dengan pria yang dicintainya. Sedangkan dirinya menikahi wanita lain demi nama baik keluarga nya. Bagaimana mungkin Sang Mommy justru berpikir dirinya yang egois. "Kau bilang kau tidak egois. Sekarang Mommy tanya pada mu. Apa kau pernah bertanya pada Rere kalau kau mau menikahi nya? Apa dia keberatan menikah dengan mu? Apa kau pernah bertanya tentang dirinya yang sudah memiliki kekasih atau belum?" Tanya Nyonya Wilson pada putranya. Dan hal itu sukses membuat Bryan terdiam. Pria itu hanya bisa menundukkan wajahnya. Tak tahu harus menjawab apa. Karena kenyataannya dia memang sama sekali tak pernah membicarakan hal ini pada Rere. Dia pikir saat Rayyan, kakak dari Rere menawarkan adiknya, ya itu adalah pertanda bahwa semuanya akan baik-baik saja. Seharusnya Bryan berpikir panjang tentang hal ini. Namun di saat terpojok seperti ini Bryan hanya bisa diam. Dia tak mungkin menyalahkan Rayyan di sini. Justru Rayyan yang menyelamatkan nya. "Maaf, Mom." Ucap Bryan menunduk kan kepalanya. "Nak... Pernikahan itu adalah ibadah terpanjang umat Manusia. Pernikahan bukan hal main-main. Pernikahan itu adalah penyatuan dua hati untuk saling mencintai sampai nyawa terpisahkan. Tidak serta merta kau memutuskan aku ingin menikah dengan dia. Saat ini juga. Tidak seperti itu," ucap Nyonya Wilson. "Setidaknya saat kondisi mendesak, seharusnya kau bicara kan terlebih dahulu hal ini. Jika memang kondisi nya benar-benar genting. Kita bisa bermusyawarah. Bukan nya malah menentukan keputusan seperti ini. Tanpa kau pikir kan akibatnya," ucap Tuan Wilson menimpali apa yang disampaikan oleh istrinya. Bryan hanya bisa menyimak sambil menundukkan kepalanya. Dia sadar bahwa dirinya salah. Tapi mau bagaimana lagi. Nasi sudah menjadi bubur. Saat ini bagaimana caranya Bryan bisa menikmati bubur yang terlanjur dia buat. "Dan saat kau merasa tidak egois. Saat itu lah justru kau menjadi sangat egois Nak. Kau tidak ingin menikahi wanita yang tidak mencintai mu. Tapi kau membiarkan wanita menikah dengan pria yang tidak mencintai nya. Itu sangat menyakitkan, Nak." Ucap Nyonya Wilson berusaha menyentil hati Bryan. Dan hal itu benar-benar sukses membuat Bryan semakin merasa bersalah. "Maaf kan aku Mom... Dad... Justru saya memilih dia untuk menjadi pendamping saya pun saya sudah siap dengan semua konsekuensi yang ada. Saya akan berusaha mencintai Rere. Saya janji," ucap Bryan. Kedua orang tua Bryan hanya bisa menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan berat. Rasanya benar-benar sulit bicara dengan putranya yang satu ini. Padahal Bryan selama ini adalah anak yang paling diandalkan. Namun ternyata dia justru malah membuat keputusan yang mengguncang dunia. "Kau harus tepati janjimu sebagai seorang pria," ucap Tuan Wilson pada putranya. "Yes Dad... Mom... Aku akan berusaha untuk menjadi suami yang baik untuk Rere," ucap Bryan tampak bersungguh-sungguh. Padahal kenyataannya, hati pria itu tampak ragu. Akan kah dia bisa mencintai Rere. Karena kenyataannya dia bukan pria yang mudah untuk jatuh cinta. Namun Bryan berusaha untuk meyakinkan kedua orang tuanya. Setidaknya untuk menyelesaikan satu masalah terlebih dahulu. "Kembali lah ke kamar mu. Rere pasti sudah menunggu mu lama," ucap Nyonya Wilson pada putranya. "Baik Mom... Dad... Aku permisi. Selamat malam dan selamat beristirahat," ucap Bryan pada kedua orang tuanya. Kini pria itu pun segera undur diri dari kamar kedua orang tua nya. Dan Bryan pun terdiam tepat setelah menutup pintu. Pria itu merenungkan apa yang telah dia perbuat hari ini. Sedikit atau banyak Bryan sadar akan kesalahannya. Tapi sungguh Bryan akan bertanggung jawab atas semua hal yang telah dia lakukan. Termasuk kepada pernikahan nya. Setelah menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan berkali-kali. Akhirnya Bryan merasa cukup tenang. Dan pria itu pun beranjak dari tempat nya untuk bisa segera kembali ke kamar pengantin nya. Bryan tampak melangkahkan kakinya dengan cepat. Hingga akhirnya pria itu sampai di kamar pengantin nya. "Assalamualaikum, Dr. Rere..." Ucap Bryan mengucapkan salam. Namun salam nya tak kunjung mendapatkan jawaban. Dan hal itu tentu saja membuat jantung Bryan berdegup kencang karena merasa khawatir. "Dr. Rere... Dok.... Istriku..." Ucap Bryan berusaha untuk mencari istrinya. Pria itu tampak panik karena tak kunjung mendapatkan jawaban salam dari wanita yang telah sah menjadi istrinya tadi pagi. Dengan panik Bryan terus mencari Rere di setiap sudut ruangan. Bahkan di kamar mandi... Tapi sayang Rere tak kunjung ditemukan. "Apa mungkin Rere mengikuti ku dan... Apa dia mendengar percakapan ku dengan Mommy dan Daddy? Ya Allah..." Gumam Bryan mengusap wajahnya dengan kasar. "Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Gumam Bryan merasa sangat panik. Akan kah malam pengantin nya harus dijalani dengan kesalahpahaman? Bryan pun mulai mengacak rambut nya dengan kasar. Pria itu benar-benar bingung harus melakukan apa saja ini. haruskah malam pengantin ini dilewati dengan suasana sendu?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD