Kelahiran baby twins girls

1021 Words
"Kenapa mas, aku masih melihat cinta di matamu, aku berharap saat kamu menyaksikan perjuanganku melahirkan keturunanmu, cintamu untuk Kak Aira akan terhapus," Di tengah rasa sakit yang mendera perutnya, Syakila memiliki rencana untuk menahan Imam menemaninya di ruang bersalin. Syakila ingin supaya Imam menyaksikan langsung perjuangannya. "Mas," kata Syakila meremas tangan Imam, "ya dek, ada apa?" "Tolong nanti temani aku di ruang bersalin, aku ingin kamu orang pertama yang akan menyaksikan keturunanmu lahir." Sambil menahan sakit syakila mengucapkan kata itu. "Insyaaalloh dek, mas akan menemanimu di ruang bersalin." Atas keputusan bersama akhirnya Syakila di bawa di puskesmas saja, karena kalau ke rumah sakit terlalu jauh, rumah sakit di kota ini hanya ada di pusat kota. Syakila langsung di bawa ke ruang bersalin. kebetulan ada bidan yang sedang bertugas di sana. "Kita lihat dulu ya mbak sudah pembukaan berapa?" lalu Syakila pun di periksa oleh bidan tersebut. "Alhamdulillah sudah pembukaan 7, ini artinya sudah siap keluar, kebetulan posisi kepala bayi juga sudah di jalan lahir. ini kehamilan kembar kan? butuh banyak perjuangan ya Bu, mengingat usia ibu ini masih belia, tapi tidak apa, sudah siap kan?" kata bidan itu menanyai Syakila, syakila hanya menganggukkan kepala. Maaf ya Ibu-ibu sekalian, di ruang bersalin hanya boleh di tunggu 2 orang saja, kira-kira siapa yang akan menemani,?" tanya Bu bidan. "Biar saya dan suaminya saja Bu bidan," kata Ibu menjawab. "Silahkan yang lain keluar ruangan ya," Imam sangat terharu melihat perjuangan istrinya, sambil menangis Imam berucap, yang kuat dek, yang kuat, mas yakin kamu kuat, ayo berjuang dek, aku berjanji akan selalu membuat mu bahagia setelah ini, aku janji tak akan menyia nyia kan mu dek, aku janji, biarlah ruangan ini yang akan menjadi saksi akan janjiku ini dek." Racau Imam di ruangan tersebut. Bidan yang menangani Syakila sampai geleng geleng kepala di buatnya. Syakila menggenggam kuat tangan Imam saat bayi pertama akan di lahirkannya . Dengan tarikan nafas kuat bayi pertama pun lahir, betapa bahagia Imam saat menyaksikan kelahiran bayinya tersebut. "Anak pertama kita lahir Dek," dan hanya di angguk'i oleh Syakila. Stelah istirahat beberapa menit, Syakila merasakan kontraksi kembali, di perutnya, imam yang menyaksikan hal tersebut hanya mampu berdo'a dengan berlinang air mata, segala janji terucap begitu saja dari bibir Imam. "Ayo berjuang sekali lagi dek, masih ada satu lagi, setelah semua ini aku akan menuruti segala keinginanmu dek, aku janji, apapun yang kamu mau, dan andai di batas kemampuanku aku akan tetap berusaha mewujudkan mau mu, percayalah dek, percayalah sama Mas mu ini, aku janji dek aku benar benar berjanji padamu," bayi kedua ini lebih gampang lahirnya, mungkin karena sudah di bukakan jalan kakaknya tadi. Dua bayi perempuan cantik, suaranya menggema di seluruh ruangan. meskipun mereka kembar ternyata BB mereka melebihi bayi kembar normal pada umumnya, yang satu BB 1.9 ons dan yang satu 2 kg. "Alhamdulillah jadi mereka tak perlu di tempatkan di inkubator," ucap bidan tersebut. Saat bayi sudah di bersihkan, kini saat nya Imam mengadzani kedua bayinya. Air mata menetes begitu saja di pelupuk mata Imam, sungguh ajaib Alloh menciptakan makhluk kecil ini, Imam bergumam dalam kekaguman. "Aku menjadi ayah sekarang, aku menjadi ayah dari dua orang putri. Alhamdulillah ya Robb." Hari ini 09 Desember 2011 tepat pukul 11.30 siang dan 11.35 siang kedua putriku lahir ke dunia ini dengan selamat, meskipun di lahirkan dari rahim perempuan yang bukan aku harapkan, tapi aku mencintai kedua putri ku ini. Aku pun mendekat dengan Syakila, terimakasih dek, terimakasih telah melahirkan keturunanku, setelah ini apapun yang kamu minta , insyaaalloh aku akan mengabulkannya. Aku tidak meminta apa apa mas, aku hanya mau kamu fokus ke rumah tangga kita saja, lupakan masalalu, lupakan Kak Aira, hapus nama Kak Aira di hati mu, gantilah dengan cintamu untuk putri putri mu, jangan membuat perjuanganku sia-sia mas, dan ku mohon, tepati janjimu." Imam pun hanya terdiam dengan perkataan Syakila, Imam sudah terlanjur berjanji kepada Syakila, bagaimana ini.Aku belum bisa melupakan Aira, di hatiku masih jelas bertahta nama Aira di sana. "Ampuni aku ya ROBB. Engkau maha membolak balik hati, maka balikkanlah rasa hatiku untuk mencintai istri serta anak anakku seperti aku mencintai Aira." Bisik imam dalam hatinya. "Mas, apakah Umi dan Abah sudah di kasih kabar? tadi Abah sama Umi sedang ada santunan di sebuah pesantren." tanya Syakila. "Belum dek, mas sampai lupa, sebentar mas vc mereka dulu." kemudian Imam pun melakukan vc ke orang tuanya. "Assalamu'alaikum Abah, Umi dimana Bah?" tanya Imam kepada Abahnya. "Iya ini ada di samping Abah." 'Loh yang di klinik siapa le? kok kamu di klinik." tanya Umi kepada Imam. "Selamat Abah selamat Umi, sekarang kalian sudah menjadi seorang kakek dan nenek lagi. Syakila melahirkan bayi yang cantik-cantik , sekarang aku menjadi seorang Ayah Bah Mi. aku bahagia hari ini, karena kelahiran normal Syakila besok sudah di izinkan pulang." "Subhanalloh. Alhamdulillah Bah kita menjadi kakek dan nenek lagi bah." kata Umi. "Alhamdulillah ucap Abah menimpali." "Abah akan ke klinik bersama Umi le, syakila bawakan apa biar Abah dan Umi bawakan." tanya Abah lagi Syakila pengen buah-buahan katanya mi, tolong bawakan ya,?" Sementara itu saat Aira akan masuk ke ruangan, tapi di cegah oleh Ibu. "Nduk, tahan inginmu menemui keponakanmu , kamu lebih baik pulang, kamu percaya sama Ibu kan nduk, pulanglah, biarkan adikmu merajut kebahagiaan nya yang baru aka di mulai." Aira pun hanya menurut, mungkin sang ibu takut kalau Syakila kembali sedih, meski tanpa di ceritakan sekalipun, Imam dengan pandangan matanya bahwa Imam masih menyimpan rasa itu untuk Aira. "Maafkan Aira ya Bu, maaf Aira tidak peka. maafkan Aira karena telah menciptakan keadaan ini." "Sudahlah nduk, tak ada yang harus di sesali, semua sudah terjadi, anggap saja ini adalah takdir Syakila yang harus dia jalani, Ibu yakin Syakila adalan wanita kuat yang mampu menjalani segala ujiannya." "Kamu nduk, fokuslah mencari belahan hati mu, biarlah yang lalu terus berlalu. jangan mencoba untuk menahannya, semua hanya akan membuatmu sakit." "Baik Bu, Aira permisi pulang saja kalau begitu, Aira juga tak mampu menatap wajah orang tua mas Imam jika kami bertemu nanti, mereka masih belum bisa memaafkan Aira, Aira sangat tahu itu Bu." "Assalamu'alaikum, ucap Aira berpamit sambil mencium tangan Ibunya." Sampaikan salam Aira untuk Syakila ya Bu. .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD