Nurani Dalam Bahaya

1011 Words
Nelson POV. "Tolong aku!" Langkah ku terhenti. Aku mendengar suara kristi sedang meminta tolong padaku. Dia menjerit merintih seperti sedang merasakan kesakitan yang sangat luar biasa. "Kristi! di mana kamu!" Namun gadis itu tidak menyahutku. Dia terus menjerit memanggil namaku. Di sini sangat gelap, dan aku tidak bisa melihat apapun selain hanya mendengar jeritaannya Kristi. "NELSON! TOLOOONG!" Lolongan Kristi memecah malam dingin ini. Di sebuah tempat, yang aku sendiri tidak tahu di mana persis tempatnya. Aku sama sekali belum pernah ke sini. Namun pikiran ku mengatakan bahwa aku pernah ke sini sebelumnya. Namun kapan? aku enggak tahu. "Kristi! Di mana kamu!" Aku kembali berteriak, namun gadis itu sepertinya sama sekali tidak mendengarkan suaraku. Yang dia lakukan hanya berteriak, berteriak, dan terus berteriak. Hingga aku berlari ke sana sini, aku terus berlari sampai aku kelelahan namun ternyata aku sama sekali enggak menemukannya. Aku merasa bahwa tubuhku sudah berkeringat, dan aku kelelahan karena terus berlari sambil berteriak. "KRISTI!" "KRISTI!" "KRISTI!" Sampai sebuah tangan lembut mengusap kening dan bahuku. "Tuan!" "Tuan!" Kedua mata ini terbuka dan aku menemukan Kristi di depan wajahku. Aku terbangun dan memeluknya erat sekali. "Kris ... kamu baik baik saja?" tanya ku. Dia mengusap bahuku. "Tuan ... aku saya nurani ... saya bukan kristi. Apa Tuan sedang bermimpi buruk?" tanya nya. Aku perlahan melepaskannya, dan berdeham. Ku tatap lagi kedua mata indah itu. "Kamu ngapain di sini?" "Tuan tidur di sofa ruang tengah. Kenapa?" Oh, aku semalam tidur di kamar. Lalu kenapa aku berada di sini. Apa dia terbangun ... Sontak saja aku kaget dan meneliti tubuhnya Nurani dengan baik. "Kamu tidak apa apa?" tanya ku pada Nurani. Gadis itu menggeleng pelan. "Saya baik baik saja, tuan. Justru saya bertanya pada Tuan. Kenapa Tuan mimpi buruk? apa Tuan baik baik saja?" dia berjalan ke arah dispenser dengan gelas kosong di tangannya. Mengisi gelas itu sampai setengahnya, kemudian ia kembali dan memberikan gelas berisi air itu padaku. "Ini tuan, minumlah. Pagi pagi sangat bagus minum air." ujarnya. Ku terpana dengan apa yang sedang ia lakukan. Karena suara dan gerakan itu sama persis dengan apa yang dilakukan oleh Kristi. Kekasih ku yang tiba tiba menghilang dan aku sama sekali enggak bisa menemukannya. Aku hanya selalu bermimpi dan mendengar suaranya yang meminta tolong padaku, membuat tidur ku enggak bisa nyenyak. Aku telah kehilangan Kristi, disaat aku tengah mencintainya dengan sangat hebat. Gadisku meninggal dan aku tidak bisa menemukannya meski banyak detektif telah aku kerah kan. Mungkin kah Ksristi sudah meninggal? Karena ini sudah dua tahun sejak dia tiba tiba menghilang tanpa kabar. "terima kasih." Ku raih gelas itu, dan menyesap airnya sampai kandas. Aku memang sangat haus karena teriakan itu. "Tuan butuh sesuatu lagi?" tanya ku padanya. Aku menggeleng pelan. "Enggak. Kamu pagi pagi seperti ini sudah bangun?" "Saya sudah shalat subuh dan enggak bisa tidur lagi, Tuan. Makanya saya turun dan jalan jalan mengitari ruangan ini. Saya ingin melihat taman taman yang ada di belakang rumah ini." ujarnya. Dia memiliki kebiasaan seperti Kristi. Dia akan bangun pagi, dan mengitari taman mantion ku sampai dia berkeringat. Bedanya Ksristi akan memakai baju olahraga, dan dia hanya memakai rok saja. Nurani memang sangat menyukai Rok. "Baiklah. Aku jalan jalan sama ios. AKu akan mandi dulu." Ois adalah Lois. Dia pengawal khusus perempuan yang aku tugaskan untuk mengantarkan Nurani ke mana pun ia pergi. Lois ini memiliki keterampilan bela diri yang luar biasa. *** "Tuan memanggilku?" Aku sengaja memanggil Satria ke ruangan ku. Aku sepertinya harus kembali melakukan hipnoterapi. "Apakah kamu melihat ku mulai aneh akhir akhir ini?" Hanya Satria yang tahu tentang diriku. Karena itu pembicaraan yang sensitif ini hanya akan aku ceritakan padanya saja. "Tidak, tuan. Apa dia kembali terbangun?" tanya nya. "Aku enggak tahu. Tapi semalam aku tidur di kamar. Namun tiba tiba sudah berada di ruang tengah dan Nurani yang membangun kan ku. AKu kembali bermimpi buruk itu lagi." Ku dengar helaan napasnya Satria. "Apa mimpi itu Kristi kembali meminta tolong seperti dua tahun yang lalu?" "Iya, iya. Dia kembali meminta tolong. Dan aku enggak bisa menemukan dia, Tria. AKu harus bagaimana?" "Tuan mungkin harus datang ke rumahnya Dokter Kris lagi." "Iya. Oh, iya. Karena laki laki itu kembali bangun. Kamu harus pastikan kalau dia enggak mendekati Nurani. Mulai sekarang kamu harus bangun malam dan melihat apakah aku terbangun malam malam dengan kondisi aneh?" "Baik tuan." "Aku enggak mau sampai dia melukai Nurani. " "Saya rasa baron tidan akan pernah melakukannya, Tuan." "Jangan sebut namanya, aku benci padanya." "Baiklah, tuan." "itu Nurani, kenapa wajahnya mirip sekali dengan Kristi?" Satria tersenyum tipis. "Itu yang saya ingin katakan pada Tuan. Tapi jelas, gadis ini berbeda dengan Ksristi. Dia lebih muda dan lebih polos." "Aku tahu. Dia bahkan memiliki sikap yang lebih lembut dari kristi. Namun ... dia tadi pagi katanya mau mengelilingi taman belakang mantion. Itu adalah kebiasaannya kristi." "Iya, tuan. " "Oh, iya. Apakah Aron mulai mengetahui keberadaannya Nurani?" "itu yang ingin saya katakan pada Tuan." "Apa?" Dia mengeluarkan sebuah vidio yang ada di dalam tab nya. "Ini saya menemukan potongan vidio yang ada di CCTV dekat gedung GYM." Ku raih tablet itu dan aku melihat kedua orang tua yang memperlihatkan poto seseorang. "Dia mencari Nurani, saya menemukan kabar dari orang orang saya yang lain. Bahwa Aron sekarang sudah menemukan kedua orang tuanya Nurani." Akhirnya sesuatu yang tidak aku inginkan kembali terjadi. "Bagaimana bisa mereka bertemu?" "Tuan. sepertinya kedua orang tuanya Nurani ke kota untuk mencari Nurani yang kabur." "Kita sudah memberikan uang pada kepala desa itu bukan?" "Tapi kita enggak tahu kalau mereka licik. Sepertinya kepala desa itu tetap menekan kedua orang tuanya Kristi. Dan karena itu lah mereka pergi ke kota ini." Ku kepalkan kedua tangan ini. Akan aku pastikan bahwa kepala desa itu menyesal karena sudah bermain main dengan ku. "temui kepala desa itu, bawa orang orang mu! dan pastikan dia menyesal!" "Baik Tuan!" Sekarang aku harus menemui Aron dan memastikan laki laki itu enggak macam macam. "Perketat mantion! jangan sampai laki laki itu masuk ke dalam rumah kita!" tegasku. Sekarang musuh ku bukan hanya Aron tapi dia juga. Dia sudah terbangun dan itu artinya Nurani bisa berada dalam bahaya!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD