6

977 Words
"Itu seperti bukan kau hyung." Chanyeol yang baru keluar dari kamarnya setelah mengunci Baekhyun di dalam hanya mendengus, menuju dapur dan mengambil minum dingin dari kulkas. "Kau menyukai jalang itu?" Tak ada sahutan, Chanyeol kini sudah melangkahkan kakinya menuju sofa di ruang tengah, juga di iringi oleh langkah Sehun. "YAK HYUNG! Kau bahkan menonjok wajahku tadi! Sialan!" "Pulanglah, bodoh!" ujar Chanyeol dengan nada datarnya, yang kini sibuk membolak-balik koran pagi di tangannya. Sehun berdecih. "Aku akan pulang kalau kau mengizinkanku mencicipi slave itu. Aish hyung! Bibirnya tadi manis sekali. Ayolah. Sekali saja, ne?" Sehun kini sudah merapatkan tubuhnya dari samping tubuh Chanyeol. "Pulanglah, atau..." Chanyeol menjeda kalimatnya, tangan kanannya tiba-tiba bergerak menuju saku celananya. Ctak! "Aku bocorkan kepalamu," lanjut Chanyeol yang dengan cepat mengeluarkan senjata api berukuran cukup kecil namun tetap saja mengerikan terlihat. "HAISH! HYUNG!" DOR! "NE! AKU PULANG!" bentak Sehun refleks, tak menyangka jika hyungnya benar-benar menembakkan senjata api kecil itu hingga membuat langit-langit apartemennya sedikit rusak. "Aku akan mencari slaveku sendiri!" ujar Sehun setelah membawa beberapa langkah tungkai kakinya menjauhi Chanyeol. Chanyeol menaikkan sudut bibirnya. Apa-apaan bocah SMA yang terlalu cepat dewasa itu, pikirnya. "Kau bahkan tidak punya uang anak kecil," sela Chanyeol yang kini sudah kembali pada posisi santainya - memangku salah satu kaki dan membaca koran. "Eii... Ini apa?" Sehun terkekeh, menunjukkan sebuah kartu berwarna hitam mengkilat di tangannya., mengayunkannya di depan wajahnya seolah mengejek Chanyeol. Chanyeol refleks berdiri, namun Sehun lebih dulu melangkahkan kakinya berlari. "HYUNG! AKU KATAKAN SEKALI LAGI! BIBIR BAEKHYUN BENAR-BENAR MANIS. POKOKNYA NANTI AKU AKAN MENIDURINYA SAAT KAU SIBUK!" teriak Sehun dengan tawanya yang sudah berlari di lorong depan pintu apartemen Chanyeol, membuat Chanyeol lantas mengepalkan tangannya keras. Bukan black cardnya yang lagi-lagi di curi adiknya itu, tapi akan Sehun yang mencium slavenya. Miliknya... Masih dengan tangannya yang terkepal, Chanyeol melangkahkan kakinya ke kamar yang sengaja ia kunci tadi, agar Sehun tidak dengan sembarang masuk. "Eunghh..." Desahan dan napas tersengal lah yang pertama kali berdengung di telinga Chanyeol, membuat sang dominan refleks menyeringai. Walau dengan mata tertutup bukan berarti Baekhyun juga menulikan telinganya, kepalanya menoleh ke belakang, untuk melihat Chanyeol walau tahu itu percuma. Crot! "Annhh!" Baekhyun tiba-tiba menjerit bersamaan dengan muncratan s****a keempatnya yang kembali membasahi tempat tidur. Tangannya mengepal kuat pada seprai ranjang, hanya mampu menyalurkan kenikmatan yang lama-lama serasa hendak membunuhnya di sana, karena kini, kedua kaki juga tangannya sudah terikat pada masing-masing sudut ranjang. Napasnya lagi tersengal, terlihat dari punggungnya yang naik turun kelelahan juga vibrator yang memiliki ekor itu bergoyang-goyang di sela p****t binalnya. Baekhyun lagi mendesah pusing. Demi apapun, menjadi slave tak pernah menyenangkan walau kini, lubang a**s bahkan penisnya telah di jepit dengan mainan v****a yang tak kalah menyiksa. Persetan dengan dobel kenikmatan! Jika kalian berada di posisi Baekhyun sekarang, kalian sudah pasti menangis bukan karena merasa nikmat, melainkan tersiksa. "Erghhh..." Baekhyun kembali menggeram, kepalanya lagi terdongak saat merasa jepitan di penisnya dan getar vibrator semakin terasa kencang. Siapa lagi kalau bukan Park Chanyeol yang melakukannya. Dominan itu menyeringai, matanya menyusuri seluruh bagian tubuh Baekhyun yang sangat-sangat mulus layaknya porselen itu, berkeringat, memantulkan bias cahaya dari lampu kamar yang cukup terang. "Menjerit Bee, louder..." ucap Chanyeol dengan nada rendah, dan entah sejak kapan tangannya sudah memegang besi dingin yang kini ia bawa menyusuri tubuh Baekhyun, dan berhenti tepat di bongkah berisi Baekhyun. Plak! "Enhh..." Dan di sisi lain tanpa Chanyeol ketahui, Baekhyun benar-benar sudah kehabisan tenaga, matanya mungkin akan mengeluarkan bening air, maka dari itu ia memejamkan matanya sangat rapat, tetap takut akan tuannya yang mengetahui jika ia menangis, walau matanya sebenarnya sudah di tutupi dengan kain hitam. "MENJERIT BABY!" Chanyeol tiba-tiba berteriak dengan suara beratnya. Bruk! Tubuh Baekhyun yang awalnya menungging dengan di tumpu kedua siku juga dengkulnya, tiba-tiba ambru bersamaan dengan o*****e kelimanya yang tidak ada nikmat-nikmatnya sama sekali. Pening, itu yang di rasakan Baekhyun. Tapi dengan sisa tenaganya dan wajah yang awalnya menghantam bantal, kini ia miringkan. "M-maafh, hhh..." Baekhyun sampai kesulitan sendiri berbicara. "Masther hhh, a-aku tid-tidak khu khuat lagi hhh..." ucap Baekhyun tersengal, berusaha tetap pada kesadarannya. Namun, bukan ekspresi kasihan yang di perlihatkan Chanyeol kini, melainkan sebuah seringaian mengerikan. "Kau tidak kuat? Ahh, bagaimana kalau aku mengajarimu dari sekarang agar kau lebih kuat dari ini?" Chanyeol langsung melangkah mendekat, menarik vibrator dari lubang a**s dan v****a mainan itu dari p***s Baekhyun, hingga angin dingin langsung menyapa lubang juga p***s merah Baekhyun. Ia lega jujur saja, dan masih berharap kebaikan hati Chanyeol akan dirinya untuk beristirahat. Chanyeol lagi melangkah mendekati wajah Baekhyun dari sisian ranjang, lalu menarik paksa penutup mata slave itu, dan terpampanglah mata Baekhyun yang memerah menahan tangisan kelelahannya. Setelahnya Chanyeol melepaskan ikatan di tangan juga kaki Baekhyun, membaringkan slave itu terlentang, menghadapnya. Hmptt! Tanpa aba-aba, dan dengan brutal, Chanyeol langsung menyerang bibir kemerahan Baekhyun. Kasar, liar, ganas, hingga hampir melukai bibir slave itu yang kini hanya bisa pasrah dengan perlakuan gila Chanyeol akan dirinya. "Ingat Bee, bibirmu hanya milikku, sayang~" ucap Chanyeol, melepas sebentar tautan bibirnya, menatap bibir slavenya yang kini sudah membengkak merah. "Aku akan sangat marah jika melihat orang lain mencium bibirmu lagi. Apalagi Sehun. Ingat itu." Lagi, Chanyeol menciumi bibir Baekhyun, namun kali ini dengan tangannya yang bergerak melepas baju dan celananya sendiri. Baekhyun yang kelelahan hanya tergolek lemas, jujur saja ia benar-benar tak kuat lagi. Plop! Chanyeol melepas ciumannya lagi, kini menatap bola mata Baekhyun yang menyayu. Plok! "Anhhh!" Tiga jari Chanyeol, tiba-tiba sudah menyodok a**s Baekhyun, tapi atensi dominan itu tetap pada Baekhyun yang kini kembali sedikit melebarkan matanya. "Mash, mashter hhh..." ucap Baekhyun dengan mata yang hampir terpejam. Bukan karena nikmat, tapi ia benar-benar ingin tidur. Maka Chanyeol semakin mempercepat kocokannya, membuat Baekhyun kembali mendelikan matanya. "Mencoba untuk tidur baby? Maka siap-siap besok aku akan membiarkan vibrator juga v****a itu seharian pada tubuhmu dari pagi hingga aku pulang kerja." Mendengar itu, lantas Baekhyun terkejut, dan refleks menggeleng ketakutan. "f**k me daddy. Harder..." Baekhyun langsung berujar - lelah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD