13

753 Words
Siapa sangka, seseorang yang argoan seperti Park Chanyeol akhirnya jatuh cinta pada seorang b***k, terlebih lagi laki-laki. Ah, salahkan saja bagaimana tubuh Baekhyun yang benar-benar terpahat sempurna dengan tubuh seputih s**u itu, entah kenapa bisa membangkitkan gairah Chanyeol lebih dari tubuh perempuan. Sebenarnya tidak ada dalam kamus Chanyeol untuk menyukai orang lain, ia berpikir hidupnya sudah cukup untuk dirinya sendiri dan pekerjaannya. Namun itu semua berubah saat ia melihat dan merasakan bagaimana bentuk perhatiaan dari seseorang. Ya, Park Chanyeol bukanlah orang yang terbiasa dengan perhatian orang lain – dimasakkan sesuatu di pagi hari, baju yang disiapkan serta ada yang mengancingkan dan mengikatkan dasinya, pula dengan pelukan lembut yang polos saat menenangkannya. Nyatanya, seorang Park Chanyeol hanya bisa dilemahkan oleh hal-hal seperti itu, yang tak pernah ia dapatkan dari slave-slave sebelumnya, karena slave sebelum Baekhyun itu semuanya benar-benar memuakkan - bangun lebih siang darinya, bertingkah seenaknya pada pembantunya, dan sering meminta barang-barang mahal padanya – tidak tahu diri mungkin lebih tepat. Park Chanyeol hanya butuh seseorang yang polos yang bisa mengimbangi bagaimana arogannya dirinya pada orang lain. Dan itu adalah Baekhyun, yang kini hanya membolakan matanya saat Chanyeol mengatakan akan menikahinya. "Chanyeollie, itu--. Aku, apa maksud Chanyeollie akan menikahiku?" Tidak, ini terlalu jauh dari apa yang Baekhyun bayangkan. Dahulu ia selalu membayangkan dirinya yang terus disiksa diatas meja bondage, namun mendapati dirinya bisa tidur seranjang dengan sang master sudah cukup membuatnya bersyukur – ah bukan cukup, mungkin dia harus benar-benar bersujud saking bersyukurnya. Tapi apa? Menikah? Itu adalah hal terakhir yang mampu ia bayangkan dalam hidupnya. Dan lagi adalah seorang Park Chanyeol yang akan mengikatnya, menikahinya. "Mungkin kau seorang carrier, baby." Suara Chanyeol yang berat mendayu lembut sembari tangannya menyisir sisian rambut di pelipis Baekhyun. "Carrier? Aku tak mengerti Chanyeollie." Chanyeol tak menjawab apapun. Lantas mendaratkan belah tebalnya ke garis tipis nan memabukkan milik Baekhyun. Lumatan kecil itu berubah agresif seiring berjalannya waktu, dan Baekhyun tiba-tiba saja menarik bibirnya dari kegiatan mereka setelah teringat sesuatu. "Chanyeollie, aku baru saja muntah." Namun seolah tak peduli, Chanyeol malah membawa Baekhyun untuk kembali mengaitkan bibir mereka, dan Baekhyun akhirnya memilih tak peduli lantas mengaitkan kedua lengannya dileher Chanyeol. Tapi itu tak berlangsung lama, karena— "HOEKK!" Baekhyun kembali hendak memuntahkan isi perutnya, dan dengan cepat menarik diri dari rengkuhan Chanyeol dan membawa dirinya ke dalam kloset kamar mandi. Dan lima menit telah Baekhyun habiskan untuk berjongkok di kloset, memuntahkan isi perutnya yang lagi-lagi hanya lendir bening. "Chanyeollie. Maaf," ucapnya dengan mata yang berlinang, kali ini benar-benar merasa bersalah saat hampir saja memuntahkan isi perutnya di dalam mulut Chanyeol. Chanyeol hanya bergeming dan membawa tubuh Baekhyun untuk berbaring di ranjang. Nafsunya yang sebenarnya tadi sudah bergejolak sedikit membuatnya kesal tatkala mual Baekhyun datang disaat yang tidak tepat. "Isitrahatlah, aku akan menelpon dokter Kris untuk memeriksamu." Baekhyun hanya menurut seperti anak anjing, menatap semua gerakan yang dilakukan Chanyeol yang kini sedang menelepon Kris di pagi buta. Dan, kedatangan juga apa yang dikatakan Kris selanjutnya di kedatangannya setengah jam kemudian, cukup membuat Baekhyun ternganga lebar. "Kehamilan Baekhyun sudah masuk dua minggu, dan jangan sampai ia kelelahan. Kehamilan seorang carrier sangat rentan untuk tubuhnya. Ia mungkin akan lebih mudah pingsan jika lelah." Setelah kepergian Kris, Baekhyun berusaha mendudukkan dirinya. Matanya menatap Chanyeol dengan penuh kebingungan. Carrier? Laki-laki hamil? "Chanyeol, itu hanya candaan, kan? Aku laki-laki," ucap Baekhyun tak percaya. "Itu benar baby." "Tapi, itu tidak mungkin..." "Untuk sekarang jangan kau pikirkan masalah itu. Apakah sekarang perutmu benar-benar sudah membaik?" tanya Chanyeol. Baekhyun memberikan anggukan, dan seringaian Chanyeol-lah yang pertama kali ia dapatkan. "Bagus kalau begitu, mari kita rayakan kehamilanmu dengan aku yang berada didalammu." Oh, baiklah. Untuk yang satu ini, mari kita jangan lupakan bagaimana tingginya birahi Chanyeol akan s*x. ... Pergumulan mereka dilakukan dengan Baekhyun yang pasif dan hanya terdiam dibawah kungkungan Chanyeol. Pria itu mengatakan Baekhyun cukup diam dan hanya membuka pahanya saja, karena sekarang ada satu cabang bayi yang tumbuh dalam perut laki-lai carrier itu. Ah, membayangkan bagaimana ia mempunyai seorang anak kecil yang akan memanggilnya daddy, sepertinya cukup menyenangkan. Lantas dengan tak sabar, Chanyeol menaikkan tempo genjotannya membuat Baekhyun yang berada dibawahnya hanya mendesah tak karuan. "Chan-ahnn... Ugh, aku ingin sampai, Chanyeollie..." "Bersama baby." Dan bersamaan dengan itu, keduanya mengeluarkan s****a mereka, dan lagi-lagi lubang Baekhyun tak mampu menampung semen Chanyeol, mengakibatkan sisa yang tak tertampung meluber keluar. "Ugh, itu sangat penuh Chanyeollie..." Chanyeol hanya diam dengan senyuman kecil, setidaknya nafsunya pagi ini sudah terbayarkan. Ia beralih mengecupi seluruh wajah Baekhyun pelan. "Baekhyun, sepertinya aku ingin sarapan bulgogi dan ramen kari hari ini." Ah, Chanyeol mulai mengidam ternyata.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD