17.

1622 Words
    Vienza turun dari helikopter yang membawa mereka setelah pesawat mereka tiba di bandara. mata nya langsung mencari tahu dimana dia berada saat ini. Dan benar saja dugaannya tentang nama tempat ini. Dia memang punya keinginan jika menikah nanti, dia ingin berbulan madu dipulau ini. Tapi siapa sangka jika keinginannya terkabul, dan dia benar-benar akan berbulan madu disini. Ada beberapa orang yang sepertinya memang menunggu kedatangan mereka, karena Vienza melihat ada sekitar sepuluh orang berseragam hitam yang tentunya itu adalah pengawal dan ada lima orang wanita memegang kalung bunga. Akhtar yang berjalan didepan mendapatkan kalung bunga itu, Vienza melihat jika wanita yang mengalungkan bunga dileher Akhtar tersipu malu bahkan merona hanya karena Akhtar tersenyum. Setelah Akhtar giliran Vienza yang disambut lalu Aurel dan Fasya. Vienza berjalan berdampingan dengan Akhtar, menyusuri jembatan kayu yang menuju sebuah Resepsionis di resort ini. Akhtar melingkarkan tangannya dipinggang Vienza dan tersenyum kepada Vienza. "Kau sangat ingin berbulan madu disini bukan?" Vienza menoleh, bagaiman Akhtar bisa tahu pikirnya. "Aku tahu dari Pangeran Zyan adikmu. Kau pernah bercerita jika menikah nanti kau akan menikah dengan orang yang kau cintai, lalu berbulan madu di Maladewa". Vienza tersenyum kikuk karena Akhtar tahu hal ini. "Sayangnya kau tidak menikah dengan pria yang kau cintai." Akhtar membuat Vienza menghentikan langkahnya. Obrolan mereka dapat didengar oleh Ghafur yang berada dibelakang mereka. Ghafur juga ikut berhenti karena Akhtar dan Vienza berhenti. Sedangkan Thomas masih berada dibelakang jauh dari mereka bersama Fasya dan Aurel. "Aku tidak bermaksud menyinggungmu sayang, maksudku adalah meski kau tidak mencintaiku awalnya. Yang terpenting sekarang kau mau menerima ku, dan aku membawa mu kesini untuk mewujudkan impianmu." Vienza merasa hangat karena perkataan Akhtar, dia tersenyum sedikit dan Akhtar mencium bibirnya sekilas. "Ghafur bisakah kau langsung meminta kunci dibagian reception. Pastikan jika bungalowku dan Fasya berbeda, dan juga milik Tania." Akhtar berbicara masih sambil terus menatap wajah Vienza. Dia akhirnya menarik tangan Vienza dan menggenggam nya. "Apa kau marah putri?" Vienza menggelengkan kepalanya dan tersenyum sedikit. Mereka berdua pergi ke bungalow itu diantar oleh speedboat milik resort, bungalow milik Vienza dan Akhtar memang lebih private karena terletak sendiri dilautan resort. Jika mereka ingin kembali ke pantai mereka harus menggunakan speedboat . Image     Saat pintu bungalow terbuka Akhtar membiarkan Vienza masuk terlebih dahulu, sedangkan dirinya mengikuti dari belakang. "Terimakasih Pangeran." Vienza berbalik badan dan tersenyum kepada Akhtar. Akhtar menggandeng tangan Vienza mengelilingi bungalow yang dikelilingi oleh laut yang berwarna biru. "Apa kau lapar, aku akan menelpon Ghafur untuk membawakan kita makanan." Akhtar mengeluarkan ponselnya ,tapi Vienza menahannya. "Kita sudah merepotkannya sedari tadi, aku akan menyiapkan makan kita. Lagi pula sepertinya semua sudah disiapkan." Vienza berjalan menuju pantry dan membuka kulkas. Benar saja dugaan Vienza sudah ada banyak makanan yang bisa dia olah didalam kulkas. Dia tersenyum menatap Akhtar. "Boleh aku yang memasak bukan." Tanya nya dengan lembut. Akhtar mendekatinya yang masih berdiri didepan pintu kulkas. Akhtar menyentuh wajah Vienza dan menatap dalam mata biru terang itu. "Vienza apakah kita?" ucapan Akhtar tidak bisa dia selesaikan karena tangan Vienza menutup mulut Akhtar. "Jangan menanyakannya lagi, aku malu." wajah Vienza merona dan Akhtar tersenyum lalu mencium tangan Vienza yang berada didepan mulutnya saat ini. Akhtar menarik tubuh Vienza dan menghirup wangi tubuh milik Vienza. Vienza benar-benar pendiam dan pemalu, Akhtar sangat beruntung bisa memperistri wanita cantik, tapi polos seperti Vienza. "Ku pikir kita bisa mencoba saling menyukai sekarang? Tapi tentu jika kau mau". Akhtar kembali memastikan, Vienza hanya menunduk. Tapi Akhtar menyentuh dagunya agar bisa melihat mata indah itu mengatakan menerima hatinya. "Kurasa kita bisa mencoba nya Pangeran". Akhtar seperti orang yang menang taruhan besar. Dia mencium puncak kepala Vienza dan mengusap bibir Vienza. "Aku akan berganti pakaian dan menelpon ayah dulu. Jika perlu apa pun panggil aku oke." Vienza mengangguk dan dia merasa tubuhnya lemas seperti jelly. Sementara Akhtar dan Vienza sibuk dengan pikirannya masing-masing, ditempat lain Ghafur melihat semua kejadian itu melalui CCTV ruang tengah bungalow itu. Dia sengaja meminta akses untuk bisa melihat CCTV di bungalow itu kepada pihak resort dengan alasan untuk kepentingan keamanan Pangeran dan Putri dari kerajaan Wieldburg. Dan dilaptopnya dia bisa tahu apa yang baru saja dilakukan Vienza dan Akhtar di perbatasan dapur dan ruang tengah bungalow itu.  perasaanya hancur, saat itu juga. Ghafur tidak mendapatkan udara untuknya bernafas, terasa seperti Vienza mengkhianati cinta mereka. Ponsel Ghafur berbunyi dia melihat itu adalah panggilan dari Akhtar. Dengan terpaksa dia harus menjawabnya. "Ya Pangeran" "Ghafur aku melihat ada CCTV diruang tengah bungalow milikku, tolong bilang kepada pihak resort bahwa aku ingin CCTV itu dimatikan." "Baiklah Pangeran, apa ada CCTV lain yang anda lihat." "Tidak ada, hanya diruang tengah saja. Katakan kepada mereka bahwa aku tidak ingin ada yang melihat aktivitasku dan istriku." "Ya Pangeran, akan saya laksanakan. Makan malam anda bagaimana p Pangeran. Apa mahu saya antar kesana?" "Tidak perlu ghafur, istriku sedang menyiapkannya. Dia ingin memasak untukku. Ah.... Menyenangkan sekali. Kau harus segera mencari pendamping Ghafur, agar tidak hanya melihat kemesraan ku ataupun Fasya." Ghafur hanya diam dan Akhtar mengakhiri telponnya setelah mengucapkan terimakasih. Akhtar sudah berganti pakaian, dia hanya memakai boxer dan berniat ingin berendam sebentar. Dia tidak ingin mengganggu kegiatan Vienza didapur, setelah lama menikmati udara sore dan berenang akhirnya Akhtar memutuskan untuk melihat Vienza didapur. Kenapa lama sekali pikirnya saat itu, dia mengelap sedikit rambutnya sambil berjalan kedapur. Dia lagi-lagi terpesona melihat Vienza dari belakang memakai apron dan rambut panjang wanita itu disanggul tinggi menyisakan sedikit helaian dilehernya. Akhtar memeluk Vienza dari belakang, membuat vienza terkejut. Akhtar menyusuri lengan Vienza sambil menghembuskan nafasnya disisi leher dan telinga Vienza. Tubuhnya yang masih sedikit basah menempel dengan tubuh Vienza, membuat dress biru muda itu ikut lembab. "Kenapa lama sekali?" Vienza meremang akibat ulah Akhtar. "Ehm.. Aku... Sedikit lagi selesai. Apa kau sudah lapar?" Vienza berusaha tenang dan rilex tapi percuma saja, Akhtar tahu jika Vienza terbuai oleh perbuatannya. "Bisakah menjauh dulu, aku tidak bisa menyelesaikan pekerjaan ku jika dirimu masih memelukku seperti ini." Akhtar tertawa membuat Vienza malu, dia cemberut lalu Akhtar mencubit pipinya karena gemas. "Baiklah aku akan menjauh, aku akan bersiap-siap. Kau juga jangan terlalu lama didapur sayang, selesai makan kita akan pergi ke Pulau Vaadhoo." Vienza menatap Akhtar meminta penjelasan. "Aku tidak bisa berlama-lama dibungalow ini hanya berdua denganmu sayang, rasanya aku ingin memakanmu sekarang. Hahahhahaha" Vienza tidak suka dengan jawaban Akhtar, dan dia membalikkan tubuhnya. "Oke.. oke... baiklah. Kau ini suka Maladewa tapi tidak tahu tentang Pulau Vaadhoo. Ckckckck.." Akhtar kembali memeluk tubuh Vienza, tapi sambil menjelaskan apa itu pulau Vaadhoo. "Pulau Vaadhoo itu salah satu destinasi tujuanku membawamu kesini. Setidaknya sekali-sekali membuatmu terpesona denganku boleh bukan?" Vienza membalikkan tubuhnya, dan tersenyum kepada Akhtar. "Jangan berterimakasih sekarang, kau harus melihat dulu kejutan yang aku siapkan untukmu." ********     Selesai makan malam yang benar-benar romantis menurut Akhtar, karena Vienza sendiri yang menata dan memasakkan untuk Akhtar. Steak bakar dan salad yang disiapakan Vienza sungguh lezat dan membuat Akhtar tidak bisa berhenti menambahkan makanannya. Mereka makan dimeja makan yang menghadap langsung kelaut. Saat speedboat datang kebungalow mereka, Akhtar langsung mengajak Vienza untuk pergi. Speedboat itu dikemudikan oleh Akhtar sendiri, pengantar speedboat itu kembali ke resort dengan speedboat lainnya. "Kau yakin bisa mengemudikan ini?" Tanya Vienza saat mereka sudah sedikit jauh dari bungalow. "Jangan menyepelekanku Putri. Bahkan sambil menciummu pun aku bisa melakukannya." Vienza mencubit lengan Akhtar. "Apa mau coba?" "Akhtar............." Vienza sengaja panjang menyebutkan nama itu agar Akhtar berhenti menggodanya. Tapi bukannya berhenti Akhtar malah semakin menggodanya. Posisi mereka yang duduk sejajar membuat Akhtar mudah melihat rona merah diwajah Vienza. "Kenapa memanggilku terlalu semangat sayang." Vienza memilih diam dari pada meladeni Akhtar. Setelah lebih lima belas menit mereka di speedboat, akhirnya Pulau Vaadhoo terlihat. Mata Vienza berbinar bahagia melihat pemandangan tepi pantai ini. Image Dia segera berdiri dan menatap Akhtar yang sedang mematikan mesin speedboat. Setelah selesai Akhtar membantu Vienza turun, mereka bergandengan tangan berjalan ketepi pantai itu. Vienza menyentuh air laut yang bercahaya, Akhtar mengabadikan moment itu dikamera ponselnya. "Bagaimana kau menyiapkan ini Pangeran?" Vienza sangat bahagia melihat pemandangan ini. Akhtar mengajaknya duduk disebuah kursi yang mungkin juga sudah disiapkan Akhtar pikir Vienza. "Aku tidak menyiapkan hal ini, teman ku mengatakan kalau malam ini akan terjadi fenomena yang jarang terjadi dipulau Vaadhoo ini. Yang bercahaya itu namanya Pahytoplankton yang bersifat memancarkan cahaya cukup terang, sehingga terlihat seperti lampu-lampu kecil yang bertebaran." Vienza mengamati wajah tampan Akhtar saat menjelaskan kepadanya. Tapi tiba-tiba mata Akhtar menatapnya. "Sudah terpesona oleh ku sayang ?" Akhtar membuat Vienza memutar bola matanya. Vienza kembali berdiri dan berlari-lari kecil dipinggir pantai. "Akhtar... ayo foto bersama. Aku mau pamer ini sama Zia dan Zyan." Mereka foto bersama dari foto yang sama-sama canggung hingga ke foto konyol mereka berdua. Di akhir foto Akhtar dengan berani mencium pipi Vienza, setelah itu Akhtar merampas ponsel Vienza dan berlari. "Hei.. Apa yang mau kau lakukan Pangeran jelek." Vienza mengejar Akhtar dengan pelan. Karena dia pikir Akhtar hanya mengirim foto mereka ke ponselnya. Tapi ternyata saat ponsel itu dikembalikan, Vienza melihat Akhtar sudah mengirimkan foto terakhir mereka ke semua media sosial milik Vienza. Dan dengan caption menjijikkan. My sweet husband . I love you... "Akkkkhhhhhhttttttaaaaaaaaaarrrrrr..." Vienza kesal dan mengejar Akhtar yang tertawa. Baru sebentar Akhtar mengirimkan foto mereka sudah banyak sekali notifikasi komentar yang masuk. "Kenapa sayang, kenapa harus marah. Aku hanya ingin penggemar kamu diluar sana tahu kalau kamu milikku." Vienza terdiam mendengar itu semua ditambah tangan Akhtar yang menyentuh lembut wajahnya. Akhtar menarik tubuh Vienza dekat dengannya, dan perlahan mencium bibir yang sedari tadi mengganggunya itu. Diluar dugaan Akhtar, Vienza membalas ciuman itu. Akhtar semakin mendekatkan tubuh mereka dan mereka berciuman cukup lama. Saat Akhtar sudah menginginkan yang lebih Vienza menarik bibirnya membuat Akhtar mengumpat. Vienza tertawa melihat wajah kesal Akhtar. Akhtar menarik lagi tubuh Vienza, dan menatap dalam mata indah itu. "Kau nakal Vienza, dan sangat seksi saat kau membalas ciuman kita". Vienza menelan ludahnya sendiri karena Akhtar begitu terlihat hot sekarang dengan tatapan tajam mata elang nya. ***** TBC...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD