13.

1097 Words
Akhtar benar-benar murka sekarang. Dia kembali setelah informasi yang didapatnya dari Shahid. Shahid mengatakan kalau adiknya berada di London. Dari informasi yang dia dapat, pewaris tahta kerajaan nomor dua itu berada di London dan hidup sebatang kara. Shahid berjanji tidak akan lama lagi dia akan mendapatkan apa yang diinginkan pangeran Akhtar. Yang tadinya Akhtar gembira, kini kegembiraan itu berubah menjadi rasa murka. Tanpa perlu menunggu Thomas membukakan pintu untuknya, Akhtar sudah membuka pintu mobilnya, langkah kaki Akhtar sangat pasti dan tatapan mata tajamnya membuat kedua orang yang memandang Akhtar takut untuk bergerak sedikit saja. Akhtar membuka kancing jas nya saat sudah sampai didepan Vienza, dia membentangkan jas nya dan menutupi kepala Vienza. Sebetulnya dia hanya ingin memperlihatkan kepada Ghafur kalau Vienza adalah istrinya. Buka karena dia terlalu memperhatikan Vienza. "Masuk kedalam mobil sekarang." Vienza masih berdiri ditempatnya, memandang takut kepada Akhtar. "Maafkan aku pangeran, ini salahku. Aku ingin menikmati udara disini sebentar, lalu hujan turun." Vienza terpaksa berbohong demi keselamatan Ghafur. Dia yakin Akhtar tidak melihat apa pun sebelumnya. "AKU BILANG MASUK" Akhtar membentak Vienza. Membuat Ghafur melotot tak suka. Akhtar menarik paksa Vienza dan membuka pintu mobil mendudukkan Vienza kasar. Lalu dia kembali lagi ke Ghafur dan menonjok wajah Ghafur. Sudut bibir Ghafur memar dan mengeluarkan darah. Vienza didalam mobil meringis menyaksikan hal itu, dilihatnya Akhtar masuk kedalam mobil lalu membanting pintu mobil. Thomas mengemudikan mobil menuju villa, Vienza tidak berbicara apa pun, begitu juga Akhtar. Rasanya Akhtar sangat marah hanya melihat Vienza kehujanan bersama Ghafur, diliriknya Vienza disebelahnya yang basah dan jas nya berada di kedua pundak Vienza. "Jangan mengulanginya lagi kau mengerti?" Pandangan Akhtar lurus kedepan. Tak berapa lama mereka sudah sampai di villa, Akhtar turun dari mobil tanpa Thomas bukakan pintu. Vienza hanya memandangi Akhtar dengan diam, ingin rasanya Vienza meredakan amarah Akhtar tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Hubungannya dan Akhtar masih terasa asing, meski sudah lebih satu bulan mereka menikah. Saat Thomas membukakannya pintu mobil, Vienza keluar dan mencari-cari mobil yang dikendarai oleh Ghafur. Terdengar suara mobil masuk dan dia melihat Ghafur turun dari mobil itu, mereka sempat betatapan tapi Vienza memutuskan masuk dan meninggalkan Ghafur. Vienza menaiki anak tangga menuju kamarnya dan Akhtar, saat pintu kamar dibuka dia sudah melihat Akhtar duduk sambil menggosok rambutnya yang basah. Seperti nya pria itu sudah mandi dengan kecepatan kilat. Vienza mendekat perlahan kearah Akhtar. "Mau ku bantu"suara itu akhirnya keluar darinya. Akhtar mendongak melihat wajah datar Vienza dan melanjutkan kembali aktivitasnya. "Tidak perlu, kau mandilah. Setelah itu kita akan makan malam." Vienza mengangguk lalu berlalu dari hadapan Akhtar. "kau seorang putri dan calon Ratu dikerajaanku, kuharap kau tidak melakukan hal semacam itu lagi. Tidak perduli apa hubungan mu dengan Ghafur dulu." Vienza berhenti berjalan, dalam hatinya apa Akhtar tahu siapa Ghafur untuknya. "Apa maksudmu dengan hubungan dimasa lalu". Vienza sangat ingin tahu apakah benar tebakan nya. Akhtar hanya tersenyum dingin lalu berjalan kearah Vienza dengan masih bertelanjang d**a. "Tenang Putri, aku tidak menuduhmu adalah mantan kekasihnya. Kenapa kau harus ingin tahu apa maksudku sayang. Jangan tersinggung. Aku hanya berpikir mungkin kalian teman lama, mengingat kau kuliah di London. Dan Ghafur juga dari London, jarak kalian tadi sangat dekat dan kalian berdua tidak canggung." Setelah semua yang dikatakan Akhtar , Vienza merasa lega. Tapi jantungnya kembali berdetak saat Akhtar mengusap wajahnya. "Jangan mengulanginya lagi Vienza, kau milikku. Dan jangan pernah berdekatan dengan Pria manapun. Aku tidak akan mengampuni orang yang mencoba mendekatimu. Karna kau akan selamanya milikku." Akhtar mencium bibir Vienza sekilas dan pergi meninggalkan Vienza yang terdiam. Saat Akhtar menciumnya dia merasakan debaran yang sangat kuat. ****** Akhtar mendengar dentingan piano dari ruang tamu Villa. Setelah makan malam dalam diam bersama Vienza, dia memutuskan untuk mengerjakan pekerjaan nya yang tertunda diruang kerja. Dan yang dia tahu Vienza sudah tertidur saat dia mengecek kamarnya dan Vienza, dia sempat menyelimuti Vienza dan mencium kening istrinya itu. Lalu siapa yang bermain piano semahir ini pikirnya. Dentingan piano ini sangat terasa menyayat hati, bahu orang yang memainkan piano itu bergetar. Dan Akhtar sekarang tahu siapa yang memainkan piano itu, dia bertepuk tangan dan mendekat. "Luar biasa Ghafur,kenapa kau hentikan." Ghafur berdiri dan memberi hormat. "Maafkan saya sudah mengganggu waktu istirahat anda pangeran. Saya pikir anda sudah tidur." Ghafur masih tidak enak hati karena masalah tadi. "Kau memang membuat pekerjaan ku tertunda Ghafur. Ehm... Apa ini lagu yang kau ciptakan?" Ghafur terkejut mengetahui Akhtar tidak marah, mengingat pria ini tadi menonjok wajahnya dan sekarang dia membuat keributan ditengah malam. "Iya Pangeran, saya menciptakannya untuk seseorang yang sangat saya cintai." Akhtar melihat raut kesedihan diwajah Ghafur. Lalu dia menepuk pundak Ghafur. "Apa wanita itu tahu kau menciptakan lagu ini untuk nya. Apa pernah kau menyanyikan nya didepannya." Seketika wajah Vienza yang tertawa manis muncul diingatan Ghafur. Dia tersenyum sendiri mengingat Viza nya yang dulu selalu tersenyum menatapnya. "Dia tahu semuanya, hanya aku dan dia yang tahu lagu ini. Kami sering memainkan lagu ini bersama-sama, dan dia sangat bahagia jika sudah bermain piano." Akhtar mengangguk-angguk mengerti. "Tapi sekarang aku juga tahu lagu ini bung." Ghafur tersenyum membenarkan. "Maafkan prilaku hamba tadi pangeran." Ghafur menunduk meminta maaf. "Aku juga minta maaf Ghafur, kau tahu. Aku bukan nya bermaksud merendahkanmu, hanya saja aku tidak suka melihat istriku berdekatan dengan pria lain." Lalu Akhtar tertawa karena ucapannya sendiri. Sedangkan Ghafur terdiam membeku, benarkah apa yang dia dengar saat ini. "Kau pasti heran bukan. Aku juga heran, kenapa aku memiliki perasaan seperti ini.jangan beri tahu ini kepada siapa pun Ghafur, aku hanya mengatakan ini kepadamu." Ghafur terpaksa tersenyum kepada Akhtar. Dan dia memberanikan diri untuk bertanya. "Apa Pangeran mulai mencintai Putri Vienza?" Pertanyaan Ghafur membuat Akhtar berpikir dan menggeleng. "Aku tidak suka dengan kata aku mencintaimu Ghafur, pengalaman mengajarkan ku sesuatu. Yang aku tahu saat ini adalah Vienza milikku, dan aku tidak akan melepaskannya sampai kapanpun." Ghafur terdiam, perkataan itu pernah dia ucapkan kepada Vienza dulu. Aku mencintaimu, dan sampai kapanpun aku tidak akan melepaskanmu viza. "Baiklah, aku akan beristirahat. Kau juga harus beristirahat Ghafur, ayahku memanggilmu kembali ke ibu kota besok. Dan maafkan atas lukamu itu". Ghafur hanya tersenyum kikuk dan menunduk saat Akhtar berjalan akan menaiki anak tangga. "Oh ya Ghafur, kau ingat saat dulu aku menceritakan tentang adikku yang hilang." Ghafur mengangguk dan melihat Akhtar. "Aku akan menemukannya sebentar lagi Ghafur, orang kepercayaanku mulai mendapatkan informasi tentangnya. Aku sangat bahagia hari ini, tapi juga marah karena ulah mu tadi sore.hahahhahah..." Akhtar tertawa sambil menaiki anak tangga, Ghafur kembali duduk di kursi dekat piano. Matanya memandangi tuts piano itu dan dia kembali mengingat Vienza. "Bulan dan bintang menjadi saksi... Saat aku mengatakan ini. Aku mencintaimu... Dan akan selalu begini." ****** TBC...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD