Akhtar mengamati Ghafur yang mendekati Vienza, tatapan Ghafur kepada istrinya itu adalah tatapan memuja. Dan Akhtar tahu hal itu, dia memang beruntung memiliki istri yang kecantikannya bak dewi yang turun dari langit.
Tapi dia tidak suka melihat pria manapun melihati istrinya seperti ini.
Akhtar berjalan mendekati Ghafur dan Vienza diruangan itu. Dilihatnya Vienza sedang menggendong anak kecil dan tertawa bersama.
Senyum diwajah Akhtar terukir, dia berhenti mendekat saat Thomas membuatnya menghentikan jalannya.
"Ada apa Thomas?, apa ada hal penting?"
Tatapan Akhtar membuat Thomas sedikit gemetar untuk menyampaikan pesan yang dia dapat.
"Maaf pangeran, Shahid menyampaikan pesan kalau dia mendapatkan informasi yang pangeran inginkan. Dia menunggu pangeran di taman kota Yamun sekarang."
Akhtar benar-benar gembira mendengar berita ini. Shahid adalah tangan kanan nya, dan informasi yang akan diberikan Shahid ini akan sangat penting untuknya dan juga untuk ayahanda nya.
"Siapkan mobil segera Thomas, aku akan menemui Shahid sekarang."
Setelah memberi perintah Akhtar menelpon Ghafur, dan dia dapat melihat kalau Ghafur langsung mengangkat telponnya.
"Jangan terlalu serius memandangi istriku Ghafur, aku tahu kau teman ku. Tapi bukan berarti aku akan memaafkan kesalahan yang kau perbuat."
Ghafur tak sengaja melihat wajah Akhtar tidak jauh dari tempatnya berada. Dan Akhtar tersenyum kepadanya.
"Maafkan aku pangeran."
"Ckckck... Aku ada urusan penting, kuharap kau bisa menjaga Vienza selama aku tidak ada. Setelah urusan dirumah sakit selesai aku ingin kau mengantarkan Vienza kembali ke villa."
Akhtar pergi setelah memutuskan telponnya, dan permintaan terakhir Akhtar sangat membuat Ghafur bahagia. Dia bisa berbicara sepuasnya dengan Viza nanti.
*****
Vienza duduk dibangku belakang penumpang dengan diam. Ghafur menyetir mobil dengan perlahan, dan Vienza tahu hal itu.
"Apa kau bahagia hidup bersama Akhtar?"
Vienza melihat Ghafur tapi tidak menjawab pertanyaan itu.
Tiba-tiba Ghafur mengerem mobil setelah menepikannya, dia keluar dari dalam mobil dan duduk disebelah Vienza dibangku penumpang.
"Menjauh dariku Ghafur". Vienza sudah tidak tahan lagi melihat tatapan Ghafur untuknya. Dan akhirnya dia pun menangis menumpahkan semua perasaan nya yang dia pendam selama ini.
Ghafur memeluk erat tubuh Vienza yang bergetar.
"Maafkan aku, aku hanya ingin kita hidup bersama. Aku tahu kau sangat mencintaiku, begitu pun dengan ku Viza. Tidak ada cara lain selain kita lari dari semua ini."
Vienza melepaskan pelukan Ghafur, dan menghapus air matanya.
"Aku akan jujur kepadamu Ghafur, tapi kumohon setelah ini mengertilah. Kau benar tentang aku yang masih mencintaimu, bahkan setiap malam yang aku ingat hanya dirimu. Aku ingin sekali pergi bersamamu tapi aku tidak bisa Ghafur. Martabat kerajaan Fortania akan hancur jika aku melakukan hal ini, aku tidak bisa membiarkan kedua orang tua ku menanggung akibat dari perbuatan burukku."
Wajah Vienza sudah merah menahan amarah juga tangisannya.
"Aku memang mencintaimu, tapi aku tidak bisa lari bersamamu Ghafur. Ku harap kau mengerti, biarkan semua berlalu Ghafur. Kau harus berusaha melupakanku, karna aku juga akan melakukan hal itu. Setiap Akhtar menyentuhku, itu terasa menyakitkan karena hatiku masih milikmu. Satu sisi aku merasa menghianatimu, dan satu sisinya aku merasa berdosa kepada suamiku."
Ghafur tidak percaya dengan apa yang dikatakan Vienza, wanita itu benar-benar keras kepala pikirnya.
"Tapi Akhtar tidak memperdulikan perasaanmu, dia masih suka bermain-main dengan wanita lain diluar sana."
Vienza memegang kedua bahu Ghafur.
"Aku tahu, tapi aku pun juga memiliki kesalahan. Lagi pula dia sahabatmu bukan, apa kau mau menghianatinya. Apa kau sanggup mengatakan kepadanya kalau kau mencintaiku."
Ghafur terdiam, Akhtar memang sahabatnya. Akhtar sudah menyelamatkan nyawanya saat itu.
Saat Ghafur memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi jika dia mengakui perasaannya kepada Akhtar. Vienza sudah tidak berada didalam mobil lagi.
Dia keluar dari dalam mobil, melihat Vienza yang berdiri didepan mobil menatapnya.
"Kurasa sudah saat nya kita saling melepaskan Ghafur. Aku akan mencoba memahami Akhtar, dan kuharap kau bisa menemukan wanita yang bisa memahamimu juga."
Ghafur tidak menjawab, dia hanya diam melihat kesungguhan dimata Vienza.
"Aku akan ikhlas menerima takdirku. meski Akhtar tidak mencintaiku dan aku tidak mencintainya, aku akan menerima dan menjalaninya. Karna ini takdirku, kuharap kau akan mengerti Ghafur."
Vienza memeluk Ghafur, dia merasakan nyaman seperti dulu saat dia memeluk pria ini. Menghirup aroma pria yang dicintainya ini dalam-dalam dan akan selalu mengingatnya. Dia berusaha tersenyum saat melepaskan pelukan nya, menatap Ghafur dan mengulurkan tangannya.
"Hai... Kenalkan aku Putri Vienza, dari Fortania." Vienza sengaja melakukan hal itu tanda dia sudah tak lagi membohongi Ghafur. Dan sebagai tanda perpisahan kepada cinta mereka berdua.
"maukah kau menjadi temanku?"
Vienza kembali menampilkan senyuman yang dipaksa nya, padahal dia sudah sangat ingin menangis.
Bukan membalas uluran tangan Vienza, Ghafur malah menarik tubuh Vienza dan memeluknya erat.
"Aku tidak bisa melepaskanmu, tidak meski aku harus mati ditangan Akhtar."
Vienza hanya diam, mendengar semua perkataan Ghafur.
Hujan mengguyur tubuh mereka berdua, tapi mereka tidak beranjak dan bergerak. Kedua nya sibuk memikirkan nasib cinta mereka. Tepat saat Ghafur perlahan mendekati wajah Vienza dan ingin menciumnya, Vienza mendorong tubuh Ghafur dan menampar pria itu.
"Jangan membuatku membencimu Ghafur".
Sebuah mobil berhenti didepan mereka. Betapa terkejutnya Vienza saat melihat itu adalah mobil Akhtar.
Ghafur membeku, tidak tahu akan menjawab apa. Sedangkan Akhtar menatap dari dalam mobil dan mengeraskan rahangnya melihat pemandangan didepan mobilnya.
**********
Tbc ❤❤❤