When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Karena membawa Ganesh ke kantor, jadi Liam tidak lembur meski pekerjaannya belum selesai. Pulang dengan hati riang, bocah itu sepertinya senang mendapatkan teman baru. Tadi seharian dia bermain dengan Kenes. Sedikit tidak terduga mereka bisa akur, mengingat Ganesh sulit bergaul dan Kenes yang bar-barnya tidak ketulungan. Bayangkan saja, di hari pertama masuk playgroup hanya beberapa jam di sana oleh mamanya dibawa pulang lagi gara-gara sudah membully beberapa anak sampai nangis kejer. “Mama masih sakit ya, Pa?” tanya Ganesh saat keluar dari lift apartemen. “Iya. Nanti Nesh jangan ribut, biar mama bisa istirahat. Ya?” “Hm,” angguknya. Tak cuma membawa sisa pekerjaannya pulang, Liam juga menenteng belanjaan yang tadi dibelikan oleh sekretarisnya. Baru sekali ini dia melihat wanita PMS