When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Penanggung jawab tempat mandi bola tampak gugup, terlebih pengasuh bocah itu yang langsung menunduk ketakutan. Kalina menoleh, mendelik sengit begitu mendapati keberadaan Shera yang duduk tenang bersama seorang pria dan pengawal di belakangnya. “Cih, kamu ternyata! Setelah kapan hari mempermalukan Hilda, sekarang bocah empat tahun juga mau kamu jadikan sasaran. b******k kamu, Shera! Mana bocah sialan yang sudah menyakiti anakku?!” teriak Kalina keras sambil melotot galak. “Wajar anakmu dijambak dan dicakar, karena mulut juga kelakuannya sama persis dengan orang tuanya yang tidak punya etika. Kalau aku sih malu punya anak tidak punya sopan santun seperti itu. Sedang kamu justru selalu berteriak membela apapun yang Dion lakukan, bahkan meski tahu dia yang salah sekalipun,” sahut Shera. “T