When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Mencoba untuk tidak lagi penasaran dengan permasalahan mereka, Shera pun menikmati makan malamnya sembari menyuapi Ganesh. Namun, tetap saja rasanya ada yang mengganjal karena suasana di meja mereka yang tadinya berisik dengan candaan, berubah tegang dan bicara seperlunya. Kalau sekilas yang dia lihat dan pahami, mungkin ada kaitannya dengan Gala yang sekarang sedang duduk di meja samping bersama teman gadisnya dengan Jingga. Shera hanya menebak-nebak, apa mungkin keduanya punya hubungan istimewa? Mengingat meski dibesarkan bersama sejak kecil, mereka bukan saudara kandung. “Bang Juna, besok kucingnya Nesh bawa pulang ya?” “Iya, jadi mau Nesh kasih nama apa? Masa mau dipanggil Upil?” angguk Juna menahan gelinya. “Jorok! Kitanya lagi makan!” dengus Langit. “Mau Nesh kasih nama Gemoy,”