Tatapan Sendu

1520 Words

"Naya!" Melina memeluk Naya dengan erat. Ia sungguh merasa amat bersalah pada sahabatnya itu. "Aku minta maaf, untuk ibu." Melina menangis dengan pilu. Naya adalah satu satunya perempuan yang membuatnya bisa melihat Samudra. Ia sungguh merindukan kakaknya tersebut. Ia tidak bisa melakukan apa apa, ketika ibunya memblock semua akun rekeningnya karena beliau takut Melina membantu Naya. Bagi Naya di hina dan di rendahkan oleh orang lain itu memang sudah menjadi makanan sehari hari untuknya. Dan karena itu, ia tidak merasa sedih ketika mendengar bagaimana Ibunya Samudra menghinanya. "Tidak apa apa, mel. Semua orang tua pasti menginginkan sesuatu yang terbaik untuk anaknya. Begitu juga ibumu, beliau pasti inginkan yang terbaik untuk kak sam kan?" ujar Naya dengan lembut. "Aku tetap saja, t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD