Bab 3. Minta ma’af.

1960 Words
                                                                                ***                                                                 Selamat membaca.                                                                                 ***                                             Hal yang paling sulit di dunia ini adalah mema’afkan sekaligus melupakan, serta berpilaku seolah tak terjadi apa-apa sebelumnya.                                                                             *** Nada tidak akan marah kalau saja perhatian Kevand tak begitu besar kepada Mikha, Nada juga tidak akan marah kalau Kevand bisa menjaga jarak dengan Mikha, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Nada setiap harinya kepada laki-laki itu. Nada tidak cemburu kepada Mikha, tidak ada sama sekali perasaan itu terbesit di hatinya, cemburu dalam artian ia memiliki perasaan lebih yang merujuk kepada perempuan yang menyukai laki-laki kepada Kevand, karena sudah sering kali Nada tegaskan, perasaanya kepada Kevand hanya sebagai sahabat, hanya menyayangi laki-laki itu sebagai sahabat atau saudaranya. Nada bukan tipe orang begitu, ia mencintai Kevand dalam artian yang lebih dalam, Nada mencintai Kevand tulus sebagai orang yang selalu ada untuknya, sedari kecil Kevand sudah masuk ke dalam hidup Nada, hingga rasanya apa pun yang bersangkutan dengan Kevand, Nada tidak mau hati laki-laki itu tergores, sedikit pun, seujung kuku pun. Walau Nada tahu, umur seperti mereka tak apa untuk merasakan pahit dalam hidup, dalam soal percintaan, hingga nantinya semua akan mendapatkan pelajaran yang lebih baik. Nada menghela napas bekali-kali, sebelum kakinya tertuju rumah pohon yang dibuat oleh dirinya dan Kevand, tentunya dibantu oleh ornag tuanya dulu. Rumah pohon itu terletak di ujung komplek perumahan Kevand dan Nada di samping rumah pohon yang berjarak dua meter, ada lapangan yang biasanya digunakan untuk senam oleh ibu-ibu komplek di sana, jangan berpikir di belakang rumah pohon ini akan ada danau, karena tidak ada, Banjarmasin dikenal dengan julukan kota seribu sungai bukan? Tapi Nada pikir sungai di Banjarnasin tidak sampai seribu, kenyataannya kini kota indah ini penuh dengan ruko serta gedung bertingkat. Nada melirik jam kecil yang ada di  tangan kirinya, ia menarik napas dalam-dalam, saat matahari masih bertengker dengan jelas dengan posisi hampir ke barat, cuaca Banjarmasin tengah galau, kadang hujan kadang panas, bisa juga terjadi hujan panas. Nada menaiki rumah pohon kepunyaannya dan Kevand itu, saat Nada masuk ke dalam rumah itu, ia sudah disambut oleh foto dirinya dan Kevand sewaktu masih kelas tiga SMP. Seminggu sudah ia merajuk dengan Kevand, seminggu juga Kevand membujuknya mati-matian agar mau menerima ma’af Kevand dan berteman lagi, tapi Nada masih tidak mau mema’afkan laki-laki itu, kalau orang lain mau bilang Nada egois dengan apa yang dilakukanya kepada Kevand, itu terserah orang lain untuk menilainya, Nada sama sekali tidak perduli dengan ocehan orang lain itu pada hidupnya, pada dirinya, yang ia pikirkan, ini adalah jalan terbaik bagi dirinya dan Kevand terutama, jelas saja, Nada bukan tanpa alasan untuk melarang Kevand dan Mika berteman, Nada memiliki alasan kuat di balik itu semua. Flash back "Memangnya kamu enggak apa-apa, pulang sendiri Mik?" Tanya Kevand kepada perempuan itu. Waktu itu Kevand tengah menikmati makan siang bersama dengan Mikha di salah satu restoran cepa saji, di sebuah mal yang ada di kota Banjarmasin. Semuanya terlihat baik-baik saja sebelum Kanaya -- Saudari Kandung Kevand, meminta Kevand pulang karena mau pergi bersama Ayah kandungnya. Kevand dan Kanaya korban dari perpisahan ke dua orang tuanya, saat ini Kevand tetap tinggal dengan Ibunya, sedangkan Ayahnya memilih tingal satu kota dengan Kakek dan Nenek Kevand, berbeda kota dengan kota yang saat ini Kevand tempati. Saat itu Nada kebetulan sedang ada di tempat itu, rumah makan itu adalah rumah makan kesukaan Kevand, yang otomatis menjadi tempat favorit Nada, saat Nada melihat Mikha dan Kevand sedang menyantap makanannya, Nada tahu diri untuk tidak menyapa Kevand saat bersama dengan Mikha, Kevand dan Mikha harus punya waktu untuk berdua, saat itu jelas saja kalau Nada menyapa dua orang itu, maka Kevand tidak akan segan untuk memaksa Nada bergabung bersama dengan mereka, bukan kah itu adalah hal yang tidak baik bagi hubungan Kevand dan Mikha, pada saat itu? Saat itu Kevand meninggalkan Mikha, Nada tahu betul keadaannya, Kevand juga sebenarnya laki-laki yang pantang meninggalkan perempuan saat pergi bersama, tapi, Kanaya bukan lah manusia biasa, Kanaya akan lebih kejam saat marah daripada Nada, dan Kevand memang termasuk adik yang sangat berbakti kepada Kakaknya, kepada keluarga, dan Kevand memang termasuk laki-laki yang sangat bertanggung jawab.. Mikha menggeleng seolah tak apa-apa, tapi di detik Kevand menghilang dengan motornya, Kak Erza, Kakak kelas Nada, yang entah asalnya dari mana, tiba-tiba menghampiri Mikha, mencium pipi Mikha! Itu alasan yang seketika membuat Nada terkejut bukan main. Dengan kekuatan ponselnya Nada memotret kedekatan Kak Erza dan Mikha, saat itu juga Nada kembali merasakan ponselnya bergetra dengan sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.             Kev kev; Ibu gue kecelakaan, lo di mana? Bisa tolong jengukin dulu di RS Sari Mulia? Temenin Kak Kanaya juga di sana, motor gue lagi ada masalah, bannya bocor, bakal lama nih, gue juga bakal cari taksi ke sana, kali aja lo lebih dekat dari RS itu daripada gue. Nada dengan cepat berdiri, tapi saat kemesraan Kak Erza kepada Mikha semakin jelas di mata Nad, Nada menarik napas dalam-dalam, Nada musti mencari bukti yang lebih kuat selain ini, di lain waktu, misalnya konfirmasi langsung kepada Kak Erza, nantinya. Nada bergegas ke rumah sakit yang dikatakan Kevand, saat itu Nada berpapasan dengan seseorang perempuan yang mirip dengan temannya sekarang, Kassandra, benar-benar mirip, Nada tak menghiraukan pengunjung lain, ia bergegas mencari Kak Kanaya, Nada juga tidak menjemput Kevand sebelum ke sini, ia mengatakan ia dari rumah, dan rasanya aneh bila ia menjemput Kevand dulu, karena arah rumahnya ke rumah sakit Sari Mulia tidak melewati arah restoran ke rumah sakit, yang sebenarnya tadi ia memang melihat Kevand berada di salah satu bengkel dengan motor kesayangannya itu. Sesampainya di rumah sakit, Nada bertemu Kak Kanaya, serta melihat Ibunda Kevand sudah diperbolehkan pulang, Ibunya Kevand hanya keserempet mobil, keadaanya tidak parah, hanya luka lecet atau  luar saja, hanya itu saja, sama sekali tidak menimbulkan cedera apa pun. Flash back off. Saat hujan tiba-tiba turun, membuat Nada menyadari kini sebagian tubuhnya basah karena air hujan, perempuan yang duduk di teras rumah pohon itu pun berdiri, berniat masuk ke dalam rumahnya itu, tapi sesaat kedipan matanya tertahan, membuat pergerakan tubuhnya terhenti, matanya tertahan kepada seseorang yang berdiri di bawah rumah pohon itu, matanya terkunci menatap ke arah laki-laki, hati Nada tiba-tiba diserang perasaan gelisah dan juga rasa bersalah.             Permasalahan persekingkuhan Mikha dan Kak Erza memang bukan kesalahan Kevand, tapi di sini Nada berharap Kevand bisa menyadari semuanya, Mikha terlalu jahat walau hanya menjadi teman Kevand menurut Nada, ya, Nada menyadari setiap orang pasti akan berubah dengan kesalahan yang sudah ia perbuat, tapi saat ini Nada benar-benar ingin Kevand tidak terlibat lagi dengan Mikha, hanya itu yang Nada inginkan.             Kevand, menarik napas, ia ingin menyelesaikan semuanya sekarang, ia, ia akan mengikuti apa pun yang dikatakan oleh Nada, asal perempuan itu mau mema’afkannya. Kevand naik ke atas rumah pohonnya, ia melihat Nada yang sudah duduk sambil tetap melamun. Kevand dengan senyumnya yang menggembang ikut duduk lesehan, berhadapan dengan Nada yang sudah memincingkan mata karena melihat kelakuan Kevand.             "Nada!" Kevand memanggil dengan suara yang meninggi, mencoba mengkagetkan perempuan itu.             Nada yang terkejut menolehkan kepalanya dengan cepat kearah Kevand, "Apa?" Nada berusaha menetralkan suaranya, Kevand berada di depanya, dan memanggilnya dengan suara tinggi, belum lagi pikiran Nada sedang pergi jauh, hingga kosentrasinya benar-benar buyar dan itu sangat mengkagetkan Nada.             Kevand menarik senyum lebar, lalu meraih dagu Nada, agar wajah perempuan itu bisa ia pandang dengan leluasa, awalnya Nada semakin merasa dadanya sesak karena emosi kepada Kevand, tapi lama-kelamaan, wajah Kevand yang cukup nyaman dipandang membuat Nada luluh dan melemah, ia juga tidak bisa mengungkiri, bertengkar dengan Kevand selama ini membuat ia merindukan laki-laki itu, ya, Nada merindukan segala tentang Kevand, segala tentang apa yang dilakukan oleh laki-laki itu, dan apa yang dikatakan oleh laki-laki itu.             "Apa?" Nada berucap sekali lagi, suaranya terdengar lebih lembut dari yang sebelumnya, wajah Kevand serta kedekatannya membat Nada terserang perasaan yang tak biasa.             Kevand pun sama, mata Nada membuat suaranya tekunci, belum lagi hidung mancung perempuan itu, membuat Kevand ingin merasakan hidung itu bersentuhan dengan kulit hidungnya, Nada sungguh sangat menggemaskan di mata Kevand saat ini. "Ma’afin, gue ya?" Permintaan itu membuyarkan semua pemandangan indah yang ada di dalam khyalan Nada, Nada ditarik kembali pada kenyataan yang membuat dadanya sesak akan emosi sekaligus kesedihan.             Di dunia ini tidak ada seorang sahabat pun yang tahan melihat sahabatnya disakiti, Nada tidak mau lagi melihat Kevand tersakiti karena Mikha, bahkan melihat Kevand berteman dengan Mikha pun, Nada tidak sudi rasanya, Nada sungguh ingin menjaga sahabatnya itu, Nada ingin Kevand baik-baik saja, ibaratnya kalau Kevand ada kesusahan, ada kesedihan, maka Nada ingin dia lah yang menanggung itu semua untuk Kevand, Nada ingin hidup Kevand selalu berbahagia sampai kapan pun, atau paling tidak kalau ada kesedihan yang menghampiri laki-laki itu, Nada bisa menahannya, menanggungnya bersama dengan laki-laki itu.             Selama Nada melamun, matanya tak bisa lepas dari wajah Kevand. "Tapi, jangan temanan sama Mikha lagi," sahut Nada akhirnya, menanggapi permintaan dari laki-laki yang ada di hadapannya itu.             Kevand mengangguk lembut, memang luka yang diberikan oleh Mikha tidak kecil, lukanya begitu dalam, Mikha telah mengkhianati Kevand, sesaat Kevand memberikan seluruh hatinya dengan tulus, memberikan seluruh kesetiaannya, Mikha malah memberikan pengkhianatan begitu dalam kepada Kevand, dan ya, tidak bisa dipungkiri bahwa Kevand juga merasa sakit hati dengan perempuan itu, tapi, Kevand tahu, bahwa kejadian itu sudah berlalu, Kevand pikir untuk apa ia membesar-besarkan masa lalunya, masalah masa lalunya dengan Mikha, bukan kah hubungan mereka juga sudah selesai, lagi pula, untuk apa Kevand kembali membesar-besarkan masalahnya itu? Rasanya sangat tidak penting untuk kehidupan Kevand kedepannya, Kevand benar-benar hanya ingin berteman dengan Mikha, hanya itu saja. Kevand hanya ingin hidup tenang, sambil mengubur seluruh luka yang Mikha berikan padanya, sambil berdamai dengan perempuan itu, dan mengembalikan semua keadaan sebelum ia dan Mikha memutuskan untuk berpacaraan beberapa waktu lalu.             Saat hal buruk itu menimpa Kevand, memang Nada lah tempat mengadu kevand, Kevand mengcurahkan isi hatinya, hingga kemarahan Nada tak terbendung lagi, Nada merasakan makhuluk seperti Mikha harusnya dibasmi dari muka bumi ini. Hati itu bukan tempat permainan, bila sudah tidak cocok, maka segera berbicara dari hati ke hati, mau dibawa kemana hubungan itu, jangan memaksakan kehendak, memaksakan nafsu untuk tetap bersama karena takut kehilangan, karena takut kebiasaan itu hilang, karena takut kehilangan teman, padahal akhirnya malah menghancurkan dua hati sekaligus, bahkan lebih dan menimbulkan satu permasalahan yang besar setelahnya.             Apabila sudah benar-benar tidak bisa diteruskan lagi, maka segera berpisah, jangan tetap besama tapi saling melempar panah yang langsung membuat hati merasa tak karuan. Entah karena apa, tapi setelah dua minggu Kevand dan Mikha putus, mereka kembali berteman akrab, Nada tidak tahu di balik itu ada alasan apa, Kevand tidak pernah bercerita tentang itu, dan Nada tidak mau repot-repot mengeluarkan tanya tentang itu, karena Nada benar-benar sudah muak dengan Mikha, Nada sungguh tidak sudi untuk berteman dengan perempuan itu. Nada tahu Kevand sahabatnya, dan Nada mengerti privasi Kevand, semuanya tidak perlu diceritakan kepadanya, hanya saja Nada tidak terima dengan Mikha sebagai parasit di hidup Kevand.             "Kenapa?" Tanya Kevand akhirnya, setelah diam beberapa saat.             "Gue enggak mau lo sakit hati, lagi." Nada mengucapkan apa yang ada di hatinya, yang tidak sekali dua kali ini Nada ucapkan, ia berkali-kali mengatakan kalimat itu kepada Kevand, berulang-ulang kali, tidak peduli Kevand merasa bosen karena perkataanya itu, karena yang Nada inginkan hanya itu, hanya kebahagiaan Kevand.             Kevand terdiam seribu bahasa, mungkin selama ini ia tidak sadar, perasaan sakit yang ia pendam selama ini karena kesalahan Mikha di masa lalu membat hati Nada juga terasa tersakiti, karena bagaimana pun Nada tahu semua tentang Kevand, dan ya walau pun Kevand tidak mengatakan yang sesungguhnya apa terjadi diantara ia dan Mikha, Kevand tahu Nada tidak akan kehilangan gosip, perempuan itu pasti tahu segala macam apalagi ini tentang dirinya.             Memang, sahabat sejati mempunyai perasaan yang sama, ya.                                                                                 ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD