Jantung hati Oma terasa nyeri saat mendengarnya. Sebab ia merasa jika saat ini memang Bu Kinan sedang dengan sengaja menyindirnya.
'Jangan-jangan Bu Kinan sempat mendengar pertengkaran diatara saya juga Lyora tadi. Aduh kalau begini, jadi turuh harga diri saya!' Umpat Oma dalam hati.
"Oh begitu ya Bu. Wah, Oma jadi bangga sama kamu sayang. Dimana pun tempat, sejak kecil Lyora selalu saja mendapat pujian," puji Oma seraya mengelus kepala Lyora dengan begitu lembutnya. Sehingga membuat Lyora begitu bahagia karenanya. Walau pun saat ini ia tau jika Oma sedang berpura-pura baik didepan Bu Kinan.
"Alhamdulillah Oma. Terimakasih," ucap Lyora seraya tersenyum dengan begitu manisnya.
"Iya sayang. Oh iya Lyora, Oma tinggal dulu ya. Oma mau urus administrasi kamu. Sekalian mau berangkat ke kantor," ucap Oma.
"Oh iya Oma hati-hati ya Oma," ucap Lyora seraya menyalami takzim punggung tangan Oma.
"Oh Oma tidak usah. Untuk biaya rumah sakit seluruhnya sudah saya selesaikan Oma. Alhamdulillah," sela Bu Kinan. Yang semakin membuat harga diri Oma merasa dijatuhkan karena uang yang tak seberapa. Dan hal itu semakin membuat Oma marah juga benci kepada Lyora. Yang lagi-lagi dianggap sebagai pembuat kekacauan ini.
"Oh, begitu ya. Baik, terimakasih ya, Bu. Lagi-lagi saya banyak berhutang dengan Ibu karena kecerobohan Lyora," ucap Oma yang lagi-lagi berusaha untuk meredam emosinya.
"Hehehe. Tidak, Oma. Ini sama sekali bukan sebuah hutang piutang. Karena sebenarnya saya yang meninta Lyora untuk pulang malam karena ada seorang pelanggan eksklusif yang belum sempat ambil bunga," jelas Bu Kinan.
"Oh begitu ya, hehe. Kalau begitu saya mohon maaf ya Bu saya harus kekantor sekarang. Saya permisi, Assalamu'alaikum," pamit Oma yang berusaha tersenyum seraya berlalu pergi.
"Wa'alaikumussalam, hati-hati Oma," jawab Bu Kinan dan Lyora bersamaan.
Kejadian ini sungguh membuat Lyora takut juga tak ingin jika Oma akan semakin membencinya. Sebab terlihat raut wajah Oma yang memendam amarahnya sejak tadi. Hal itu kembali membuat Lyora tak sanggup untuk menahan airmatanya lagi.
"Lyora, jangan nangis lagi ya Nak. Maaf karena Ibu gak sengaja mendengar perdebatan diantara kamu dan Oma. Ibu paham, pasti Lyora sedang takut kalau Oma semakin membenci Lyora kan? Insyaallah tidak Nak setelah Ibu coba jelaskan segalanya kepada Oma tadi," ucap Bu Kinan dengan lembutnya seraya membelai lembut wajah Lyora.
Lyora pun mengangguk seraya tersenyum. "Iya Bu Aaamiiin. Oh iya saya gak nyangka lho Ibu kesini. Karena gak ada pemberitahuan sebelumnya dari Ibu,"
"Hehehe, iya Nak. Ibu memang sengaja gak kabarin kamu. Karena Ibu kepengin beri kejutan untuk kamu,"
"Ya ampun. Makasih banyak ya Bu. Lyora janji nanti uang administrasinya akan Lyora ganti kalau sudah gajian,"
"Iya Nak. Tapi untuk uang administrasinya tidak usah kamu pikirkan ya. Karena itu sudah menjadi tanggung jawab Ibu untuk membiayai karyawannya,"
"Tapi Bu,"
"Sudah ya Nak. Sekarang lebih baik Ibu segera antar kamu pulang. Kamu siap-siap dulu saja ya,"
Akhirnya Lyora pun mengiyakannya. Dan kini dengan segera ia mulai bersiap untuk segera kembali pulang kerumah. Lyora juga merasa sangat bersyukur karena Bu Kinan memang benar-benar peduli dan selalu menjadi penolongnya. Sehingga dikala kesulitan ia tak merasa takut sendiri.
***
Leonard baru saja memulai meetingnya. Karena terus memikirkan soal siapa perempuan yang harus ia nikahi membuatnya kesulitan untuk fokus juga membuatnya beberapa kali salah dalam menyampaikan ide baru juga pendapatnya. Sehingga membuatnya malu sendiri dan meeting hari ini tak berjalan begitu baik. Leonard salami anggota meeting kali ini dengan wajah tak sesumringah biasanya. Sebab ia merasa harga dirinya saat ini tengah jatuh hanya karena seorang wanita. Yakni Mamanya sendiri.
Aaaaaargh..
Ketika sampai diruangannya Leon lemparkan semua berkas yang ada diatas meja seraya mengacak rambutnya. Ia benar-benar buntu dan tak mengerti hal apa yang harus ia lakukan saat ini. Sebab memang hari terus berlalu dan otaknya tetap buntu. Tak pernah memiliki jalan untuk dapat menyelesaikan permasalahannya dengan baik.
"Gue harus gimana?! Pekerjaan gue hancur! Reputasi gue hancur! mood gue hancur! semuanya hancur! Aaaaaargh!" umpat Leonard yang kembali mengacak meja kerjanya.
Hari ini, untuk pertama kalinya meeting yang ia pimpin tak berjalan mulus sepeti biasanya. Hingga akhirnya Leonard putuskan segera pergi dari kantornya dan bejiarah ke makan Papa juga eyangnya tuk dapat ia tenangkan, hati dan pikirannya. Tak lupa, kembali ia belikan bunga mawar merah dengan bucket yang cukup besar untuk keduanya. Seraya mulai Leonard panjatkan doa kepada Yang Kuasa tuk diberikan kelapangan, kebahagiaan juga diampuni segala dosa dan dijauhkan dari siksaannya.
"Papa, Nenek, Assalamu'alaikum. Leon datang. Leon rindu sekali dengan Papa dan Nenek. Leon sedang merasa begitu bingung saat ini. Leon dipaksa menikah demi mendapatkana aset dari Papa. Tapi Leon gak pernah jatuh hati Pa. Leon gak pernah merasa bahagia karena seorang wanita. Dan Leon gak pernah tau bagaimana cara mencintai.
"Leon harus apa Pa? Apakah Leon harus menyerah dan membiarkan semua aset itu jatuh ketangan Mama? Leon sedih Pa, Leon benar-benar tersiksa menjalani hidup ini! Leon ingin ikut dengan Papa dan Oma, Leon sudah tidak sanggup lagi Pa. Leon gak akan sanggup! Hiks..hiks..
Leon kembali terisak seraya memeluk makam Papanya. Tangisnya begitu pecah sebab ia rasa semakin hari hidupnya semakin memuakan juga penuh dengan drama. Sehingga ia rasa jika sudah tak ada lagi gunanya ia hidup didunia.
"Belum lama ini, Leon baru saja mengenal seorang perempuan bernama Lyora Pa. Sepertinya dia seorang gadis yang baik. Dan Leon merasa nyaman saat berada didekatnya. Tapi tetap aku gak bisa mencintai dia. Atau tumbuh rasa cinta didalam hati Leon. Karena Leon sudah terlalu benci juga gak respect lagi sama perempuan. Karena Mama yang sejak kecil terlalu membenci juga menganggap Leon sebagai musuhnya. Hiks..hiks.." lanjut Leon lagi dengan perasaan yang penuh dengan keputus asaan.
***
Bu Kinan baru saja pulang dari rumah Lyora. Kini Lyora mulai membereskan kamarnya seraya membersihkan dirinya. Sebab ia akan segera melaksanakan solat Dzuhur. Lyora merasa begitu bahagia sebab ia merasa jika kondisi tubuhnya sudah semakin membaik. Sehingga besok ia akan kembali bekerja.
"Alhamdulillah, kondisi gue udah semakin membaik saat ini. Mudah-mudahan besok keadaan gue bisa lebih baik lagi. Biar gue siap kerja dan Oma gak akan semakin benci sama gue," monolog Lyora dengan penuh semangat.
Dan kini Lyora putuskan untuk menghubungi Vanya. Dan mengabarkan jika ia sudah kembali pulang dan keadaannya sudah baik-baik saja.
***
To be continue