bc

Double L

book_age16+
387
FOLLOW
3.0K
READ
others
sweet
humorous
serious
first love
secrets
wife
gorgeous
shy
like
intro-logo
Blurb

Cinta akan tercipta karena rasa suka. Benci akan terus hadir karena tersakiti. Saat aku bersamamu selalu rasa sakit yang kudapatkan. Maka jangan paksa aku untuk menerimamu apalagi menjadi seorang istri untukmu. Sebab mengalah bukan suatu sikap yang selalu bisa aku lakukan untukmu. Dan kau bukan seorang lelaki yang kucinta juga mencintaiku. -Lyora-

Aku bukan seorang lelaki yang penuh cinta. Bahkan aku tak pernah tahu apa itu cinta. Karena sejak kehilangan sosok Ayahku tak pernah lagi kudapatkan cinta yang sesungguhnya. Aku benci wanita, namun kuharus menikahinya karena permintaan wanita yang merawatku meski tanpa cinta. Mama. -Leonard-

chap-preview
Free preview
Lyora
Hujan deras mengguyur Kota Jakarta hingga larut malam. Lyora yang sejak tadi menunggu hujan itu reda mulai merasa frustrasi sebab hingga kini tak kunjung mereda. Lyora Atmajaya, yakni seorang gadis lugu nan cantik jelita. Tubuhnya sungguh menggoda karena berperawakan bak seorang model. Wajahnya mungil nan memesona dengan bibir yang ranum juga hidung yang bangir. Tak lupa kulitnya yang mulus juga putih bersih terawat. "Ya Allah, kenapa hujannya gak reda-reda juga ya. Mana sudah hampir jam sepuluh malam lagi, pasti Oma bakal marah nih sama aku," keluh Lyora seraya melirik jam yang melingkar di tangannya. Kini Lyora menunggu redanya hujan didepan tempat bekerjanya. Yakni sebuah toko bunga yang cukup terkenal di Jakarta. Sudah sejak lulus SMA Lyora bekerja disana. Kinan Florist namanya. Nama itu diambil dari nama si pemilik toko yang bernama Kinanti Santia. Namun sayang, dibalik kecantikannya yang begitu menyita setiap siapa saja yang memandangnya tak cukup membuatnya bahagia. Sebab Lyora adalah seorang gadis yang kini bernasib buruk. Setelah ia kehilangan kedua orangtuanya sejak kelas tiga Sekolah Dasar. Kala itu Mama dan Papanya yang sedang ada pertemuan bisnis diluar kota menaiki pesawat untuk terbang kesana. Namun nahas, pesawat itu mengalami kecelakaan hingga seluruh penumpang pesawat ditemukan sudah tak bernyawa. Lyora merasa begitu hancur juga tak terima disaat ia mulai mengetahui jika mereka telah kembali kepada yang kuasa. Hingga kini Lyora harus tinggal bersama seorang Oma yang begitu membencinya. Oma Daisy namanya. Oma begitu menbenci Lyora sebab Oma yang selalu beranggapan jika kematian dari anak laki-laki tunggal kesayangannya. Yang tak lain adalah Papa dari Lyora disebabkan oleh sang Mama yang selalu saja membawa kesialan dalan hidup keluarga mereka. Sejak malam itu, Oma Daisy begitu membenci Lyora. Menganggapnya bukan sebagai cucu melainkan sebagai seorang b***k. Juga tak pernah sedikit pun Lyora mendapatkan sebuah kasih sayang. Melainkan hanya sebuah cacian juga makian yang ada. Kala itu setelah kedua orangtuanya di kuburkan, Lyora yang masih tak mempercayai jika orangtuanya telah tiada pun mulai bertanya kepada sang Oma kemana orangtuanya pergi. "Oma, Mama sama Papa kenapa gak pulang-pulang juga? Memangnya mereka itu kemana sih?" tanya Lyora dengan polosnya. Karena memang dengan sengaja Oma tak memperbolehkan Lyora untuk turut hadir dalam pemakaman orangtuanya. "Kamu tanya sama saya kemana Mama dan Papamu? Apa mata ksmu itu sudah buta Lyora? Mama, Papamu itu baru saja dikuburkan! Papamu telah Mamamu kirimkan ke surga-Nya. Sedangkan Mamamu telah pergi dengan sendirinya menuju neraka-Nya! Mengerti kamu!" jawab Oma Daisy dengan nada tinggi. Juga penuh amarah. Hingga kini airmata kepedihan mulai mengalir begitu saja dipipi mulus Lyora. Meski Oma Daisy adalah seorang mantan pengusaha yang juga kaya raya, namun tak pernah sekali pun Lyora dapat merasakan kekayaan itu. Sejak SMP, Lyora sudah dituntut untuk mencari nafkah sendiri sebab Omanya yang tak bersedia menghidupi seorang Lyora lebih lama lagi. Akhirnya, seorang Lyora yang memang begitu baik dalam merangkai mulai membeli berbagai manik-manik juga tali dan ia mulai meronce berbagai macam aksessoris yang memang begitu menarik juga unik. Dengan malu-malu Lyora menawarkan dagangannya kepada teman-teman sekelasnya. Hingga Lyora mulai dipertemukan dengan Vanya, yakni si penyuka aksessoris juga pernak-pernik yang hobi ia koleksi dan disimpan dikamarnya. Kala itu saat jam istirahat sekolah. Lyora mulai menawarkan berbagai aksessoris juga pajangan yang begitu cantik juga menarik kepada Vanya. "Waaah, ini gelang kalung sama pajangan dindingnya bagus banger. Beneran lo sendiri yang membuatnya?" tanya Vanya dengan kagumnya. "Iya benar. Karena gue memang begitu hobi juga menyukai aksessoris dan pajangan. Tapi karena gue gak punya banyak uang untuk membelinya, jadi gue memilih untuk pergi ke toko mencari bahan-bahannya. Terus gue buat sendiri deh. Dan karena hasilnya bagus, jadi gue coba untuk menjualnya," jelas Lyora dengan bangganya. "Wah, kamu hebat. Oh iya nama gue Vanya. Nama lo siapa?" tanya Vanya seraya menjukurkan tangannya. "Gue Lyora," jawab Lyora seraya menjabat tangan Vanya. Sejak saat itu Lyora dan Vanya saling bersahabat. Tak jarang Vanya berkunjung kerumah Lyora begitu pun sebaliknya. Namun dikala Vanya berkunjung kerumah Lyora, ia sempat merasa aneh juga tak percaya jika Lyora memang cucu kandung dari Oma Daisy. Sebab dirumah yang sebesar itu Lyora ditempatkan disebuah kamar yang tergolong sempit juga pengap. Bahkan bagi Vanya, kamar itu lebih buruk dari kamar seorang asisten rumah tangga dirumahnya. Namun Lyora mampu menyihirnya menjadi kamar nan cantik karena banyak kerajinan tangan juga pajangan yang menghiasinya. Sehingga membuat kamar itu menjadi jauh lebih girly juga nyaman dihuni. Vanya pula mulai menanyakan soal mengapa Lyora harus giat berjualan sedangkan kondisi keluarganya begitu kaya raya. Akhirnya Lyora mulai menceritakan segalanya kepada Vanya dari awal hingga akhir, sebab Lyora merasa jika Vanya adalah seorang teman yang mampu ia percaya. Hingga hubungan mereka semakin erat juga penuh kasih sayang. Kembali lagi ke hari ini, tubuh Lyora mulai menggigil kedinginan sebab memang ia yang lupa mengenakan jaket hari ini. Derasnya hujan dan angin kencang membuat bajunya sedikit basah, juga semakin merasakan dingin yang menusuk hingga ketulang. Meski berkali-kali Lyora menggosok-gosokan kedua tangannya juga menempelkan ke pipinya yang dingin, namun hal itu tak mengurangi rasa kedinginannya itu. Kini waktu menunjukan pukul sepuluh malam. Disaat ia mulai merasakan pusing dikepalanya, juga merasa lemas dibadannya kini Lyora melihat ada lima orang pemuda yang tengah mabuk berat kini mulai melintas dihadapannya. Jantumg Lyora berdebar begitu kencang dengan kedua bola mata yang membulat. Lyora merasa begitu takut juga tak ingin jika sampai kelima pemuda itu mengetahui keberadaannya juga hendak mendekatinya. Buru-buru Lyora berusaha bersembunyi dikolong meja yang berada didepan toko bunga itu. Namun lebih dulu salah seorang dari lima lelaki itu mengetahui keberadaan Lyora dan mulai hendak menghampirinya. "Ya Allah, sepertinya salah satu dari mereka lihat aku deh," monolog Lyora seraya tetap berusaha untuk bersembunyi. Salah satu dari pemuda itu mulai menghampiri temannya dan mengatakan jika ia melihat seorang wanita cantik didepan toko bunga. "Mana woy orang gak ada cewek kok disana! Lo jangan mengada-ngada begitu dong ah," racau salah seorang pemuda lainnya dengan suara yang tak jelas. "Ah lo mah gak percaya sama gue! Yaudah ayo mending kita samperin aja deh sekarang! Mayan kan buat jadi bahan malam ini," ajak pemuda yang melihat Lyora. Mendengar suara langkah kaki yang mendekat kearahnya kini membuat jantung Lyora semakin berdebar kencang. "Ya Allah hamba mohon tolong hamba Ya Allah. Hiks..hiks.. hindarkanlah hamba dari orang-orang jahat itu. Hiks..hiks.." doa Lyora seraya terus terisak. *** To be continue

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Long Road

read
129.3K
bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.6K
bc

Love Match

read
176.1K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
37.4K
bc

Everything

read
275.8K
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
118.4K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook