Vanda duduk sarapan bersama kedua orang tuanya. "Vanda sudah memutuskan ....," ucapnya lirih, tanpa mengangkat wajahnya dari piring yang sudah kosong di hadapannya. "Tidak perlu tergesa, Sayang," sahut Revano. Vanda mengangkat wajahnya, menatap bergantian pada kedua orang tuanya. "Sekarang, atau nanti, sama saja, Abba." "Baiklah, apa keputusan Vanda, Sayang?" Tanya Asma. "Vanda serahkan, pilihan calon suami Vanda pada Abba, dan Amma. Siapapun yang Abba, dan Amma pilih, Vanda setuju saja." "Alhamdulillah, terima kasih, Sayang. Nenekmu, pasti akan sangat senang." Asma bangkit dari duduknya, dipeluk putrinya dari belakang. Dikecup puncak kepala Vanda yang masih duduk di tempatnya. "Terima kasih ya, Sayang." Asma mengecup pipi Vanda. "Abba telpon Nenekmu dulu." Revano beranjak dari