PART. 25

689 Words

Setelah Andri pergi dengan membawa semua perabot yang tadi ia bawa. Vanda duduk di kursi kerjanya. Wajahnya di telungkupkan di atas meja. Ia menangis sekeras-kerasnya. Meluapkan rasa sakit di dalam hatinya. 'Ini yang terbaik. Lebih baik kami tidak bertemu lagi. Bertemu dengan Om Andri lagi, dan mungkin dia akan bersama istrinya, itu pasti bagai menabur garam di atas luka. Pasti perih sekali. Begini saja, perihnya sudah terasa luar biasa. Ya Allah.... Apakah ini balasan dariMu, karena dulu Rara, dan Kak Razzi pernah merasakan terluka karena aku? Mereka memendam luka begitu dalam. Membiarkan hati mereka terluka demi bahagiaku. Dan, sekarang aku merasakan juga luka itu.' Vanda terus terisak. Sampai suara panggilan dari ponselnya, mengagetkan dirinya. Vanda menghapus air mata, lalu menar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD