Persetujuan

1630 Words

"Cepat ke sini!" Masih terdengar suara Ravi di seberang sana sebelum aku memutuskan sambungan teleponnya. "Ada apa, Sayang?" Aline mendekat padaku. Aku menatap layar telepon, ternyata banyak sekali pesan yang dikirimkan oleh Emely, dan yang terakhir sebuah pesan suara dikirimnya. Aku membukanya. "Aku lebih baik mati, daripada harus kehilanganmu." Suaranya bercampur tangis. "Siapa itu?" "Emely." "Kenapa dia?" "Mencoba bunuh diri." "Bunuh diri? Kenapa?" "Tadi sore aku memutuskan hubungan dengannya, dia tidak terima, lalu ...." Kalimatku menggantung. "Aku tidak menyangka dia akan senekad itu." "Jadi ... tadi kamu bohong, Mas? Katanya kamu banyak kerjaan." Wajahnya berubah masam. Duh, ketahuan juga. Aku meraih pundaknya. "Maaf, Sayang. Aku hanya tidak mau membuatmu cemburu d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD