Malam yang Panjang

1537 Words

Rimba berdiri menatap langit malam. Aku beranjak dari tenda dan ikut keluar. Aku tahu jika kebersamaan kami ini sangat rawan terjadi sesuatu yang diinginkan. Kami, terutama aku, begitu merindukan kehadirannya. Aku menatap punggungnya yang kokoh, lalu mendekatinya. Aku bisa mendengar berkali-kali dia mengembuskan napas kasar. Aku merengkuhnya dari belakang. Dia tersentak dan sepertinya ingin melepaskan rengkuhan tanganku. "Sebentar saja, Rimba. Biarkan aku menikmati aroma tubuhmu. Aku sungguh merindukannya," bisikku dengan wajah melekat di punggungnya. Dia turunkan kembali tangannya. Aku bisa mendengar detak jantungnya yang berdebar lebih cepat dan embusaan napasnya yang tersengal seperti menahan sesuatu. "Kamu, tau? Dulu saat hamil Rasya, aku begitu suka dengan aroma kopi juga aroma

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD